Showing posts with label Keris. Show all posts
Showing posts with label Keris. Show all posts

Thursday, January 9, 2014

Museum Pusaka Taman Mini Jakarta

 (Sumber : Javanese2000)

Sebagai informasi untuk penggemar pusaka keris dan tombak, di Jakarta
ada museum khusus pusaka, yaitu Museum Pusaka Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Posisinya ada di dalam area Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Di museum itu selain ditampilkan koleksi benda-benda pusaka untuk dilihat-lihat, juga ada bursa pusaka keris dan tombak bagi yang berminat mengkoleksi benda-benda pusaka, juga disediakan perangkat perlengkapan keris dan tombak.

Museum Pusaka Taman Mini :
1. Menampilkan koleksi benda-benda pusaka untuk dilihat-lihat.
2. Menyediakan jasa penjamasan / perawatan, sertifikasi dan konsultasi pusaka / tosan aji.
3. Menyediakan bursa pusaka keris dan tombak bagi yang berminat mengkoleksi benda-benda pusaka
4. Menyediakan benda-benda perlengkapan pusaka dan jasa servis benda-benda pusaka.

BAHAN MATERIAL KERIS



Tulisan Sdr.  Willy Handoko :



Keris adalah suatu manifestasi budaya masyarakat Jawa umumnya, selain berfungsi sebagai simbol status seseorang dapat juga berfungsi sebagai senjata tajam untuk mempertahankan diri. Masih terjadi perdebatan sampai saat ini sejak kapan produk pembuatan keris mulai dibuat oleh masyarakat Jawa. Namun sejak pengukuhan Keris sebagai warisan budaya masyarakat Jawa oleh PBB, maka pengakuan bahwa Keris berasal muasal dari manifestasi budaya Jawa sudah dapat dipertanggungjawabkan. Namun apakah bahan material pembuatan keris pada masa lalu tetap sama dengan bahan material Keris yang di buat pada masa sekarang ? Bagaimana para seniman keris menemukan teknologi bahan material keris tersebut ?
Berdasarkan pendapat Bambang Hasrikusumo, dalam bukunya Ensiklopedia Keris, dikatakan bahwa Keris adalah bentuk senjata yang dikenal dalam adat Jawa harus memiliki tiga jenis bahan yang berbeda, yaitu besi, pamor dan baja.

Keris Tayuhan dan Keris Ageman


Dalam dunia perkerisan jaman sekarang dikenal istilah adanya dua jenis keris jawa, yaitu keris tayuhan dan keris ageman. Pengertian umum tentang keris tayuhan dan keris ageman itu adalah sebagai berikut :
Keris Tayuhan  adalah jenis-jenis keris yang dalam tujuan pembuatannya lebih dikedepankan sisi isoteri kerisnya (sisi kegaiban sebuah keris) dan sangat diharapkan tuahnya. Bentuk fisiknya tidak selalu bagus / indah dipandang dan kerisnya tidak selalu memiliki atau dipasangi aksesories yang memperindah bentuknya. Jenis keris ini lebih diutamakan sisi kegaibannya, bukan sisi keindahannya.
Keris Ageman  adalah jenis-jenis keris yang dalam tujuan pembuatannya lebih dikedepankan sisi keindahan bentuknya (tampak luar sebuah keris / eksoteri).  Jenis keris ageman biasanya memiliki / dipasangi aksesories untuk memperindah penampilan fisiknya.  Walaupun tuahnya juga diharapkan, jenis keris ageman lebih diutamakan keindahan penampilannya.

Keris Berpamor Pemilih


Di dunia perkerisan jaman sekarang ada dikenal istilah keris-keris dengan pamor pemilih. Maksudnya, keris-keris dengan bentuk pamor tertentu bersifat pemilih, akan memilih-milih orang yang cocok untuk menjadi pemiliknya, tidak bisa sembarang orang cocok untuk memiliki keris-keris itu. Ada kriteria tertentu yang orang akan cocok dengan keris tersebut. Selebihnya, orang lain tidak cocok memiliki keris-keris itu.


------

Beberapa cuplikan di bawah ini diambilkan dari tulisan-tulisan di internet untuk menambah wawasan kita :

” Ada banyak sekali jenis dari keris yang berpamor pemilih dan berpamor yang kurang baik, hal ini dikarenakan oleh berbagai macam faktor”
Sering kita mendengar cerita di masyarakat tentang orang yang tidak cocok pada keris pusakanya, baik keris dari warisan, pemberian orang, mas kawin atau yang mendapatkan dengan cara-cara lainnya. Ada banyak sekali jenis dari keris yang berpamor pemilih dan berpamor yang kurang baik, hal ini dikarenakan oleh berbagai macam faktor diantaranya :
1. Saat Empu membabar / membuat pusaka konsentrasinya terganggu oleh sesuatu hal sehingga mantra yang seharusnya baik menjadi salah ucap atau tidak sesuai maka mengakibatkan keris tersebut mempunyai tuah yang kurang baik Contohnya : Pusaka Empu Gandring, sebelum keris selesai dibuat sang Empu dibunuh oleh Ken Arok dan mengucapkan kata – kata kutukan yang masuk ke keris tersebut, dan terbukti keris tersebut mempunyai tuah seperti maksud dari kutukan empu Gandring.

2. Pamor adalah sebuah bentuk ilustrasi atau gambar yang muncul di permukaan bilah keris. Nama-nama pamor sangat banyak dan beragam sesuai bentuk dan kemiripannya dengan alam, sebagai contoh pamor Beras Wutah, pamor Sasa Sakler, pamor Blarak Ngirid, pamor Udan Mas, dsb.
Ada beberapa jenis pamor yang mempunyai tuah yang kurang baik antara lain :
 - Pamor Satria Wirang : membawa kesengsaraan pemiliknya.
 - Pamor Sujen Nyawa : pusaka ini menginginkan pemiliknya untuk segera meninggal.
 - Pamor Dengkiling : mempunyai angsar cengkiliing / jahil pada pemiliknya.
 - Pamor Yoga Pati : angsarnya anak pemilik pusaka sering sakit sakitan.
 - Pamor Tundung : membuat pemiliknya sering pindah-pindah tempat / usaha.
 - Ada beberapa pusaka yang pemilih, maksudnya pusaka ini hanya cocok pada orang–orang tertentu saja, sehingga kalau tidak cocok dengan seseorang yang memilikinya maka akan menjadikan pemiliknya tidak nyaman atau tidak tentram dalam berbagai kehidupan. Pusaka ini biasa tersirat pada pamor atau juga dapur pusakanya. Sebagai contoh sebuah keris dapur Kebo Lajer adalah keris untuk para petani dan peternak, tidak akan cocok atau tidak sesuai jika dimiliki oleh seorang pejabat. Keris Dapur Sangkelat adalah keris untuk para petinggi tidak akan cocok untuk petani.

 - Pusaka yang sudah cacat atau tidak WUTUH juga mempunyai pengaruh kurang baik pada pemiliknya, seperti pegat waja, pugut / putus, Nyangkem kodok, Randa beser dan yang sudah terlalu aus sehingga sudah tidak terbentuk lagi sebagai pusaka.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, semua hasil karya manusia yang gagal atau salah dalam perhitungan, pengerjaan atau perencanaan akibatnya akan dapat membahayakan manusia. Tidak hanya keris, jembatan, rumah, toko, gedung, juga memiliki pengaruh yang tidak baik bagi yang menempati / memilikinya jika terdapat kegagalan dalam proses pembuatannya. intinya jika sesuatu hal itu dirancang dan dikerjakan dengan perencanaan yang matang, hati yang baik dan iklas maka hasilnya juga akan baik.
Pamor pemilih :
 - Garis seperti singkir, adeg, adeg iras, jumlah tiga buah terletak sepanjang tengah bilah. Memiliki angsar
   menangkal musibah termasuk makhluk halus.
 - Menyerupai udan mas, namun garis bulatannya lebih banyak, diameter 1 cm. Letaknya di tengah sor-soran.
   Memiliki angsar untuk mencari rejeki.
 - Mirip pamor ujung gunung, tetapi terbalik dengan ujungnya di bawah. Dianggap memiliki angsar menjadi
   kuat wibawanya.
 - Berupa garis lurus dari ujung bilah hingga pangkal bawah, dan pada ganja terpecah (bercabang) menjadi dua.
   Sebagian masyarakat percaya memiliki angsar pencari rejeki.
 - Menyerupai gambar rantai yang berderet dihubungkan garis pamor. Masyarakat percaya keris ini mempunyai
   angsar pemiliknya tidak boros.
 - Menyerupai bulatan lingkaran bersusun berderet dari pangkal hingga ujung bilah. Dianggap memiliki angsar
   mendatangkan rejeki kepada pemiliknya.
 - Berupa garis-garis lurus mirip goresan kuas besar pada sebuah bidang lukisan. Tuahnya biasanya
   menambah kewibawaan dan menunjang karier seseorang. Menurut istilah Jawa bisa menjunjung derajat.
 - Buntel Mayit, kalau cocok akan cepat menanjak karirnya, kalau tidak cocok akan mendapat malapetaka.

Pamor tidak pemilih :

 - Menyerupai garis-garis membujur dari pangkal ke ujung bilah, ada yang utuh ada yang putus-putus, serta
   bercabang bagai percikan air yang mengalir. Memiliki angsar memperlancar rejeki dan memperluas
   pergaulan.
 - Gambar semacam serabut-serabut kasar yang saling menyilang arahnya, namun tidak saling tindih.
   Dianggap memiliki angsar pemilik lebih teguh hati dan lebih besar tekad.
 - Menyerupai segitiga anak panah terletak di bagian pucukan, dengan sudutnya menghadap bagian luar (atas).
   Dianggap memiliki angsar terhindar dari perbuatan jahat orang lain.
 - Wos Wutah, berkhasiat baik untuk ketentraman dan keselamatan pemiliknya, bisa digunakan untuk
   mencari rejeki, cukup wibawa dan disayang orang sekelilingnya,

 - Ngulit Semangka, sepintas seperti kulit semangka, tuahnya seperti Sumsum Buron, memudahkan
   mencari jalan rejeki dan mudah bergaul pada siapa saja dan dari golongan manapun.

 - Pulo Tirto, seperti Wos Wutah hanya gumpalan gambarnya terpisah agak berjauhan, seperti bentuk
   pulau pada peta. Tuahnya sama dengan pamor Wos Wutah.
 - Sumsum Buron, pamor ini juga mirip Wos Wutah, gumpalan juga terpisah agak berjauhan seperti Pulo
   Tirto hanya agak lebih besar dan lebih menyatu. Tuahnya baik, tahan godaan dan murah rejeki.

 - Melati Rinonce, bentuknya mirip pamor Rante tetapi umumnya bulatannya lebih kecil dan tidak
   berlubang. Bulatan itu berupa pusaran-pusaran mirip dengan pamor Udan Mas tapi agak lebih besar sedikit.

   Tuahnya mencari jalan rejeki dan menumpuk kekayaan. Untuk pergaulan juga baik
.

Beberapa cuplikan di atas diambilkan dari tulisan-tulisan di internet untuk menambah wawasan kita. Walaupun pandangan-pandangan di atas tidak selalu sejalan dengan pendapat Penulis, tetapi itu adalah pandangan-pandangan di sebagian masyarakat kita tentang keris yang perlu juga kita tahu. Penulis sendiri lebih suka mempelajari sisi kegaiban keris dengan melihat satu per satu kerisnya untuk diperiksa isi dan kegaibannya, bukan hanya dengan melihat bentuk fisik / pamor keris atau bentuk casing-nya saja, karena sisi kegaiban keris ditentukan oleh kegaibannya itu sendiri, yang tidak selalu sejalan dengan penerjemahan kita atas bentuk fisik dan simbol pada keris.

Memang ada keris-keris tertentu yang bersifat pemilih, yang hanya cocok untuk dimiliki oleh orang-orang tertentu saja, misalnya keris-keris keningratan. Juga ada juga banyak kejadian dan kondisi yang menyebabkan sebuah keris tidak cocok dan tidak mau menyatukan dirinya dengan pemiliknya. Ada banyak tulisan Penulis yang mengulas tentang itu.

Keris Combong dan Keris Pamengkang Jagad

Pada jaman sekarang ada ditemukan keris-keris yang memiliki retakan atau lubang memanjang di badan kerisnya, umumnya terjadi pada jenis keris lurus, tetapi ada juga yang terjadi pada keris ber-luk. Retakan atau lubang memanjang itu terjadi secara alami, bukan dengan sengaja dibuat. Secara umum di kalangan perkerisan, keris-keris tersebut sering dikatakan sebagai keris cacat, keris yang tidak sempurna proses pembuatan / penempaan logamnya atau tidak berkualitas. Ada juga yang menganggapnya sebagai keris yang tidak baik, yang akan memberikan pengaruh gaib yang tidak baik.
Keris-keris yang memiliki retakan atau lubang memanjang di badan kerisnya secara teknis memang termasuk keris yang tidak sempurna penggarapannya, walaupun penyebab retakan atau lubang memanjang itu belum diketahui pasti penyebabnya. Tetapi apakah keris-keris itu adalah keris yang tidak baik, yang akan memberikan pengaruh gaib yang tidak baik, pendapat itu masih harus dikaji lagi dan dibuktikan.

Keris Junjung Derajat


Pada masa sekarang ada dikenal istilah Keris Junjung Derajat.
Istilah itu, walaupun sudah umum dikenal di kalangan perkerisan, tetapi terutama dipopulerkan oleh kalangan "pedagang"  untuk menaikkan citra dari keris-keris dagangannya,
untuk menaikkan nilai jualnya, karena banyak orang yang ingin memiliki keris yang tuahnya bisa mengangkat derajat / kepangkatan yang juga akan mengantarkan seseorang pada kekayaan dan kemuliaan.

Secara umum yang disebut Keris Junjung Derajat adalah keris-keris yang bertuah wibawa kekuasaan.
Istilah Keris Junjung Derajat yang dimaksudkan di atas bukanlah keris-keris berpamor Junjung Derajat, tetapi ditujukan untuk keris-keris yang dikatakan tuahnya ampuh dapat menaikkan pangkat / derajat / jabatan seseorang.
Pengertian Keris Junjung Derajat di atas adalah keris-keris yang dikatakan tuahnya ampuh dapat menaikkan pangkat / derajat / jabatan kepegawaian yang akhirnya juga akan menaikkan gaji, kekayaan dan kemuliaan seseorang.
Keris junjung derajat ada 2 jenisnya, yaitu keris-keris yang tuah dasarnya adalah untuk wibawa kekuasaan dan keris-keris yang tuah dasarnya untuk kerejekian.

Keris Tindih, Meredam Keanehan / Gangguan Gaib


Orang-orang yang memiliku suatu benda gaib umumnya menginginkan adanya tuah yang melindungi dirinya dan keluarganya dari adanya gangguan / serangan gaib. Yang dimaksudkannya biasanya adalah gangguan / ancaman yang datangnya dari luar, tidak terpikirkan olehnya untuk melindungi dirinya dari ancaman / gangguan yang berasal dari dalam, dari benda-benda koleksinya sendiri.
Sehubungan dengan itu dalam dunia perkerisan jawa ada dikenal istilah Keris Tindih.
Yang dimaksud  Keris Tindih  adalah sebuah keris atau benda pusaka yang memberikan tuah, selain tuah pokok keris, juga memberikan tuah untuk meredam gangguan / keanehan gaib dan pengaruh negatif dari keris-keris atau benda-benda gaib lain selain keris.
Biasanya, menurut para praktisi / pemerhati perkerisan, yang tergolong keris tindih adalah keris yang dibuat pada jaman kerajaan hindu / budha purba. Jadi keris itu sudah berusia tua sekali. Contohnya adalah keris dapur bethok.

Menurut pengetahuan Penulis, keris tindih adalah keris yang selain mempunyai tuah sendiri seperti keris-keris yang lain, tetapi juga mempunyai kegaiban untuk meredam keanehan gaib keris / jimat / benda bertuah lain. Keris itu melakukannya dengan wibawanya, bukan dengan kesaktiannya. Tidak peduli seberapa tinggi kesaktian keris-keris dan benda gaib lain, dia menundukkannya dengan wibawanya, wibawa seperti seorang tua yang dihormati oleh orang lain, bukan dengan kesaktiannya. Jadi disini tidak terjadi perbenturan kesaktian, tetapi adu wibawa. Yang menentukan sebuah keris apakah merupakan keris tindih atau bukan adalah kekerasan watak dan wibawanya yang bisa menundukkan perilaku gaib lain yang tidak selaras dengannya, bukan tua kerisnya atau tingginya kesaktiannya.

Keris Berhawa Aura Panas







Ada pertanyaan dari seorang pembaca :

" Apakah yang dimaksud dengan hawa panas pusaka terhadap pemiliknya, seperti apa contohnya, apa akibatnya dan bagaimana langkah penanganannya untuk mengatasi hal itu ? "


Ulasannya sebagai berikut :

Hawa panas pada pusaka maksudnya adalah hawa panas dari hawa / aura energi yang ditimbulkan oleh sebuah pusaka, yang konotasinya dianggap bersifat negatif bagi manusia pemiliknya. Pada masa sekarang hawa aura panas keris menjadi salah satu faktor yang dominan menentukan apakah sebuah keris akan cocok untuk dimiliki oleh seseorang. Faktor lain yang juga dominan menentukan apakah sebuah keris akan cocok untuk dimiliki oleh seseorang adalah tajam atau tidaknya sifat energi kerisnya.

Keris-keris yang dimiliki oleh orang-orang jaman sekarang umumnya adalah keris-keris "bekas pakai", yaitu keris-keris bekas milik orang-orang jaman dulu yang menerima langsung kerisnya dari empu pembuatnya. Sesuai tujuan pembuatannya yang adalah keris pesanan seseorang, maka keris-keris tersebut kegaiban dan sifat-sifat karakternya sudah disesuaikan dengan pribadi orang pemiliknya pertama dulu. Karena orang-orang jaman dulu itu sifat karakternya belum tentu sama dengan orang-orang jaman sekarang, maka orang-orang jaman sekarang harus cermat dalam memilih keris-keris yang cocok untuknya, jangan sampai kepemilikannya atas sebuah keris justru menjadi kesialan baginya.

Dalam pembuatan keris dan pusaka-pusaka lainnya seringkali memang disengaja supaya hawa panas tersebut muncul. Hawa panas pada pusaka ada yang sengaja dimunculkan dengan cara menambahkan bahan meteorit dalam logam campuran keris. Jadi hawa panas itu berasal dari campuran logam kerisnya. Jika hawa panas itu berasal dari campuran logam kerisnya biasanya kerisnya selain berhawa aura panas, energinya juga tajam.

Selain itu hawa panas itu juga bisa berasal dari karakter sosok gaib kerisnya yang memang berhawa aura panas. Hawa aura panas biasanya ada pada keris-keris yang bertuah untuk kesaktian, kewibawaan dan kekuasaan. Jadi selain berasal dari campuran logamnya, hawa panas ini juga bisa berasal dari karakter sosok gaib keris yang energinya berhawa panas.

Itu bisa juga terjadi pada benda-benda gaib lain selain keris yang sosok gaibnya berhawa aura panas, seperti batu akik tapak jalak misalnya. Ada juga sosok bangsa jin yang auranya panas, yang membuat orang tidak betah tinggal di rumah, warung dan toko sepi pengunjung, dsb.

Dalam pembuatan keris, hawa panas ini memang ada, dan memang disengaja, kadarnya saja yang tidak sama pada setiap keris. Hawa panas ini lebih terasa pada jenis-jenis pusaka yang bertuah untuk kesaktian, kekuasaan dan kewibawaan. Pada keris-keris bertuah kerejekian dan kesepuhan hawa panas ini kadarnya lebih rendah, sehingga terkesan teduh, malah banyak yang terkesan dingin seperti keris kosong.

Hawa panas ini dimaksudkan supaya kerisnya dan pemiliknya berkesan berwibawa (dan tampak angker), cocok untuk orang-orang yang dulu menjadi penguasa atau pemimpin / pejabat. Hawa panas ini juga erat kaitannya dengan penyatuan keris dengan kesaktian kebatinan dan kanuragan pemiliknya, yang akan membuat pemiliknya lebih bersemangat, lebih mantap dalam bersikap, lebih bertenaga dan tidak cepat lelah, dan tajam instingnya. Tetapi hawa panas ini juga dapat mempengaruhi temperamen, menyebabkan orangnya menjadi mudah marah, berangasan atau mudah terpancing emosinya.

Selain yang berhawa panas, ada juga keris-keris yang berenergi tajam. Energi tajam ini bisa berasal dari logam meteorit campuran logam keris, bisa juga berasal dari sosok gaib di dalam keris. Energi tajam ini berhubungan dengan kesaktian keris. Energi keris yang tajam juga erat kaitannya dengan penyatuan keris dengan kesaktian kebatinan pemiliknya, yang akan membuat kekuatan kebatinan / spiritual dan kesaktian kanuragan pemiliknya menjadi lebih tinggi dan tajam instingnya.

Umumnya para empu pembuat keris sangat menguasai betul mengenai bahan-bahan logam pembuat keris dan mengenai khodam isi gaib keris buatannya, sehingga walaupun dalam pembuatan kerisnya ada digunakan bahan-bahan berhawa panas, tetapi keris-keris hasil buatannya tidak semuanya berhawa panas dan tidak semuanya berenergi tajam, yang semuanya sudah disesuaikan dengan pribadi manusia si pemilik kerisnya dulu. Hawa panas keris dan energi keris yang tajam pada keris-keris buatan empu dulu selalu bisa sejalan dengan pribadi manusia pemiliknya dulu, sehingga pemiliknya itu tidak merasakannya sebagai sesuatu yang negatif, justru menjadi sesuatu yang positif baginya.

Keris-keris yang berhawa panas tidak selalu berenergi tajam dan yang berenergi tajam juga tidak selalu berhawa panas.

Kesan angker dan hawa aura panas keris tidak berhubungan langsung dengan tingkat kesaktian keris, karena hanya merupakan pancaran aura karakter keris yang berwatak keras atau berwibawa. Hawa aura panas dan angker lebih terasa pada keris-keris jawa yang dibuat di Jawa Barat. Keris-keris yang dibuat di Jawa Tengah biasanya hawanya teduh. Sedangkan keris-keris yang dibuat di Jawa Timur hawa auranya biasanya lebih panas daripada yang dari Jawa Tengah, tetapi tidak sepanas yang dari Jawa Barat, tetapi energinya lebih tajam (berkaitan dengan kesaktian gaib keris).  Tentang karakter-karakter keris jawa silakan dibaca tulisan berjudul : Karakter-Karakter Keris Jawa.

Karakter keris yang keras dan panas dan sifat energinya yang tajam bukanlah sifat-sifat negatif dari sebuah keris, sehingga kondisi itu tidak dapat diredam dengan menggunakan keris tindih. Keris-keris itu memang sengaja dibuat begitu karena disesuaikan dengan pribadi manusia pemilik kerisnya dulu. Pemilik keris berikutnya atau manusia pemiliknya yang sekarang saja yang tidak cocok dengan keris-keris tersebut. Karena itu sebelum membeli / menerima sebuah keris, selain menilai jenis tuahnya, kita juga harus cermat dalam menilai karakter kerisnya, supaya keris yang akan kita miliki benar-benar sesuai untuk kita.
Pada jaman dulu banyak keris yang memang sengaja dibuat berhawa aura panas dan angker untuk menaikkan wibawa keris dan pemakainya. Tetapi pada jaman sekarang sebaiknya dihindari memelihara keris yang berhawa aura panas. Ketika kita sedang sehat atau masih berusia muda, aura panasnya akan menambah wibawa dan menambah semangat hidup kita, tetapi juga mempengaruhi temperamen, menyebabkan mudah emosi. Namun ketika kondisi tubuh kita sedang lemah, atau karena kondisi usia yang sudah tua, kita akan menjadi mudah sakit-sakitan karena tubuh kita tidak dapat mengimbangi aura panasnya. Aura panas keris juga dapat berpengaruh pada anggota keluarga yang tubuhnya atau psikologisnya sensitif, dan dapat juga membuat suasana rumah menjadi tidak nyaman.
Keris-keris yang berhawa aura panas lebih cocok untuk kalangan muda yang kesehatannya baik dan yang aktif beraktivitas fisik, yang bisa mengimbangi efek aura panas keris, bukan untuk orang-orang yang sekalipun masih muda, tetapi tubuh dan psikologisnya sensitif, dan bukan untuk orang-orang tua yang sudah pensiun / mandito, karena pada kondisi fisik yang sudah tua, tubuh dan psikologis yang sensitif, kesehatan yang kurang baik, dan yang sudah tidak aktif beraktivitas secara fisik, aura panas keris akan berefek menguras energi, membuat cepat lelah fisik dan pikiran, dan dalam jangka panjang dapat melemahkan / merusak organ-organ tubuh bagian dalam.

Pada jaman dulu orang-orang lebih mengerti mengenai perkerisan, sehingga mereka yang merasa sudah tua dan ingin mengaso (mengurangi aktivitas keduniawiannya), akan mewariskan keris-keris jenis ini kepada yang masih muda. Mereka hanya akan menyimpan keris-keris yang bersifat kesepuhan saja, atau tetap menyimpan keris-keris bertuah kewibawaan, tetapi yang hawa auranya tidak panas.
Hawa panas ini akan banyak teredam dengan menyelubungi keris berikut sarungnya dengan kain katun hitam. Walaupun tidak seluruhnya hawa panas itu teredam, tapi akan banyak berkurang. Tetapi ini akan menjadi perlakuan yang tidak pantas dan tidak enak dilihat bila kita membungkus keseluruhan keris dengan kain hitam. Bisa diakali dengan cara lain, yaitu melilitkan kain katun hitam pada bagian pendok keris atau pada bagian pesi keris.
Pada sebagian orang hawa aura panas keris diakali dengan menambahkan butiran emas ke dalam mulut naga pada keris berdapur naga, atau memberikan mendak dan salut yang berlapis emas (atau disepuh emas), atau memberikan kalung emas di bagian gagangnya. Tetapi efektivitas pemberian emas itu juga tidak banyak meredam hawa panas keris, karena hawa panasnya masih tetap terasa.
Aura energi yang panas / tajam dari keris akan meresap menyatu dengan aura orang pemiliknya yang oleh orang lain akan dirasakan tidak nyaman dalam pergaulan dan hubungan sosial, bisa juga mempengaruhi orangnya menjadi mudah marah / temperamental dan bisa mengganggu ketentraman rumah tangga.

Sebaiknya dihindari memiliki / menyimpan keris yang berhawa aura panas / angker.
Hawa aura yang bersifat panas
dapat mempengaruhi manusia menjadi merasa lebih segar / bugar kondisi tubuh dan pikirannya, tetapi juga dapat mempengaruhi manusia menjadi mudah marah, mudah naik darah, mudah terpancing emosinya, memudahkan timbulnya pertengkaran. Hawa tersebut juga dapat memberikan suasana panas yang berpengaruh negatif terhadap kerejekian, hubungan sosial / pergaulan dan ketentraman di dalam keluarga. Sebagian juga berpengaruh negatif terhadap kesehatan, baik bagi si pemiliknya sendiri, keluarganya, maupun orang lain di sekitarnya.
Pada masa sekarang keris-keris yang hawa auranya terlalu panas, yang bisa menyebabkan orang menjadi berangasan mudah marah dan menjadikan si pemilik keris disegani dan dijauhi orang, secara umum sebaiknya tidak dipelihara. Tetapi keris-keris yang hawa panasnya sedang, mungkin akan bermanfaat untuk menaikkan wibawa pemiliknya, dan menambah tenaga / semangat.
Sebaiknya dihindari memiliki / menyimpan keris yang berenergi tajam.
Keris-keris yang berenergi tajam sangat baik untuk fungsi kesaktian dan penjagaan gaib, tetapi secara umum sifat energi keris yang tajam akan memberikan rasa yang tidak nyaman bagi orang lain, dapat berpengaruh negatif terhadap pergaulan dan kerejekian.

Keris-keris yang berenergi tajam lebih cocok untuk dimiliki oleh orang-orang dari kalangan persilatan, kepolisian dan ketentaraan, tidak cocok untuk orang umum.

Pada masa sekarang ada sebagian orang yang mengkoleksi / memiliki banyak keris. Tetapi tidak semua keris-kerisnya itu memberikan tuahnya kepada mereka. Mungkin hanya satu atau dua keris saja yang menunjukkan penyatuannya dan memberikan tuahnya, mewakili keris-keris yang lain. 
Mengenai banyaknya benda-benda gaib koleksi bisa saja menjadikan aura yang ada pada diri seseorang menjadi campur aduk. Karena ibaratnya manusia, ada yang halus dan ramah, tapi ada juga yang keras, panas dan galak.
Yang seharusnya tuahnya bermanfaat, malah bisa saling berbenturan, bukan hanya mubazir sifatnya, malah bisa membuat kacau keadaan  (baca juga :  Obrolan Santai Tentang Keris 1).
Jadi sebaiknya yang dikoleksi hanya yang bermanfaat saja, yang sejalan dengan kehidupan kita. Yang tidak ada manfaat langsung untuk kita sebaiknya dipinggirkan saja, dan penyimpanannya dijauhkan dari tempat usaha atau tempat tidur kita.

Untuk mempelajarinya berikut pengetahuan tentang resiko pengaruh hawa panas keris terhadap pemiliknya dan tentang keris berenergi tajam dapat dicoba menanyakan langsung kepada keris-keris yang bersangkutan dengan cara yang serupa dengan menayuh keris, kemudian dicoba dengan olah rasa (kepekaan rasa) untuk belajar membedakan keris-keris yang berhawa aura panas / tajam dengan yang tidak, bisa juga dicoba membedakan keris-keris yang beraura panas dengan yang berenergi tajam.


Salah satu contoh keris yang berenergi tajam dan berhawa aura panas adalah keris dengan fotonya di sebelah kiri. Keris itu adalah sejenis keris jawa yang bentuknya kecil tipis seperti pisau melengkung yang biasa disebut Keris Taji Ayam. Bentuknya mirip dengan senjata tradisional dari pulau Sumatera.

Keris Taji Ayam di samping kiri ini adalah sebuah keris jawa yang dulu dibuat di Jawa Barat untuk seorang spiritualis Cirebon pada jaman kerajaan Pajang.
Keris ini bersifat khusus untuk kesaktian, untuk digunakan bertarung dan dibawa dengan diselipkan di pinggang depan.


Perawatan Keris Jawa dan Sesajinya.


  

  




Dalam budaya Jawa, keris adalah sesuatu yang khusus di hati orang-orang Jawa, termasuk pada orang-orang Jawa yang tidak memiliki atau tidak mengerti seluk beluk keris. Itulah sebabnya banyak yang memperlakukan keris dengan cara yang “istimewa”,  terutama adalah perlakuan mereka dalam hal perawatan dan penyimpanan keris. Ini disebabkan oleh kepercayaan mereka tentang adanya kegaiban di dalam keris. Selain mengharapkan tuahnya, mereka juga berhati-hati supaya jangan sampai mereka menjadi celaka oleh keberadaan keris itu. Keris akan mereka perlakukan dengan sangat hormat. Bahkan ada juga yang menyediakan satu kamar atau satu lemari di dalam rumahnya khusus untuk menyimpan keris atau benda-benda pusaka lain miliknya.
Pada jaman sekarang ini sebaiknya kita tidak terbawa-bawa pengkultusan keris. Kepemilikan keris jangan dipandang sebagai perilaku berhala, dan jangan juga kita memberhalakan diri dengan memelihara keris.
Perlakuan pemeliharaan dan pemberian sesaji jangan dipandang sebagai pemberian persembahan seperti halnya pemujaan berhala. Apakah perilaku kita terhadap keris kita itu termasuk sebagai perbuatan berhala, kita sendiri yang harus bisa menilainya. Sebaiknya kita sendiri juga harus sadar dan rela melepaskan pamrih yang bersifat berhala. Tanpa perlu kita berpikiran klenik dan berpamrih berhala, sisi kegaiban dan tuah keris adalah sesuatu yang menyatu dan ada di dalam sebuah keris. Kita hanya perlu untuk menjaga hubungan batin dan penyatuan keris dengan kita sebagai pemiliknya, karena keris itu "hidup" dan bisa menjadi "teman perjalanan" kita.
Jadikanlah mereka sebagai teman dari alam gaib. Dengan demikian kita juga dituntut untuk menjadi teman bagi mereka, diharapkan kita juga memperhatikan mereka dan bisa secara batin berinteraksi dengan mereka, jangan hanya sekedar menginginkan tuahnya saja, mengharapkan mereka bekerja seperti pesugihan.
Jangan mengkondisikan hati dan pikiran kita untuk bergantung kepada tuah mereka. Tuah dari khodam atau benda gaib adalah sesuatu yang intrinsik ada dari keberadaan mereka, kita hanya perlu mengsugesti mereka saja untuk memberikan tuahnya, sama seperti seorang teman yang memberikan bantuan dan perhatiannya kepada kita. Sesudahnya kita tidak perlu bergantung kepada tuah mereka. Karena seharusnya yang bekerja, yang sakti, yang ampuh bertuah adalah kita sendiri, mereka hanya membantu melengkapi kekurangan kita, jangan malah kita yang bergantung kepada tuah mereka.
Jangan kita pasif menunggu dan berharap mereka akan bekerja sendiri memberikan tuahnya seolah-olah tuah mereka sama dengan tuah pesugihan. Jadi kita sendiri harus tetap bekerja. Mereka bersifat membantu kelancaran dan keberhasilan usaha dan pekerjaan kita dan membantu menjauhkan kita dari kesulitan. Di sisi lain kita tetap harus dekat secara batin dan mengsugesti supaya khodam dan benda-benda gaib kita membantu kelancaran dan keberhasilan semua pekerjaan dan usaha kita. Kita sendiri harus selalu bisa peka rasa untuk selalu bisa "mendengarkan" bisikan komunikasi dari mereka dalam bentuk ide dan ilham yang mengalir di dalam pikiran kita (dan mimpi) dan tanggap firasat, peka sasmita, dan waspada jangan sampai kita sendiri yang masuk ke dalam kesulitan.

Tata Cara Dalam Perkerisan

Sebuah keris tidak dapat disamakan dengan jenis-jenis senjata lain. Keris adalah sesuatu yang mengandung nilai sakral bagi orang-orang Jawa dan juga mewakili kehormatan seseorang. Karena itu perlakuan terhadap keris juga berbeda dengan perlakuan terhadap jenis senjata lain dan ada tata cara yang harus diikuti oleh masyarakat perkerisan, karena sikap dan perlakuan seseorang terhadap keris juga akan mewakili kehormatannya sendiri di mata orang lain.

Begitu juga yang terjadi di negeri Jepang. Sebuah pedang katana / samurai melambangkan kehormatan seseorang dan ada tata cara yang harus diikuti oleh masyarakat terhadapnya, karena sikap dan perlakuan seseorang terhadap pedang katana / samurai juga akan mewakili kehormatannya sendiri di mata orang lain.

Walaupun sederhana kelihatannya, dan bukan sesuatu yang penting untuk diutamakan, namun kesalahan atau keteledoran dalam hal-hal yang sederhana ini seringkali bisa membuat jatuh kehormatan seseorang di mata orang lain, karena seringkali dijadikan ukuran apakah seseorang mengerti sisi kebatinan dan tata cara dalam perkerisan. Ini juga berguna saat kita berada di lingkungan orang-orang yang memiliki keris atau di lingkungan pemerhati keris. Pengetahuan seseorang tentang tata cara perkerisan akan tampak dari cara seseorang memegang keris, mengeluarkan keris, menghormat keris, dsb. Kadangkala kita juga bisa melihat seseorang yang dianggap cukup pakar / mengerti perkerisan, ternyata ada tata cara / perlakuannya terhadap keris yang keliru, yang bisa menyebabkan orang lain memandang rendah kepadanya. Ini juga berguna untuk menjaga supaya dari sikap perlakuan kita dalam berinteraksi dengan keris tidak menyebabkan kita direndahkan orang.

Keris Jawa dan Empu Keris


1.  
Profesi sebagai seorang empu keris tidak seperti yang dipikirkan oleh manusia jaman sekarang bahwa seorang empu perkerisan adalah sama dengan seorang pandai besi atau pengrajin keris.
Seorang empu keris jaman dulu sama sekali tidak dapat disamakan dengan itu. Disamakan dengan pengrajin benda-benda senjata saja tidak bisa, apalagi disamakan dengan seorang pandai besi atau pengrajin yang membuat alat-alat pertanian dan perlengkapan memasak. Keris-keris hasil karya mereka pun tidak dapat disamakan dengan golok, pisau, kapak, arit, atau jenis senjata lain. Seorang empu keris juga tidak dapat disamakan dengan pedagang dan pengrajin keris jaman sekarang, juga tidak dapat disamakan dengan praktisi paranormal dan praktisi ilmu gaib jaman sekarang.
Untuk dapat menjadi seorang empu keris seseorang harus memiliki wahyu dewa dalam dirinya yang berkenaan dengan ke-empu-an. Begitu juga dengan isi gaib keris, mereka mau turun untuk mengikut kepada seorang manusia  hanya  jika diminta oleh seorang spiritualis (empu keris) yang memiliki wahyu dewa dalam dirinya.

Keris Keningratan

Di dalam dunia perkerisan dikenal adanya keris-keris khusus yang hanya patut dimiliki oleh orang-orang tertentu saja sesuai peruntukkan kerisnya, yang tidak semua orang cocok memilikinya dan tidak semua orang bisa mendapatkan manfaat dari keris-keris itu.

Di pulau Jawa khususnya, pada jamannya, keris merupakan lambang derajat pemiliknya, lebih daripada sekedar sebuah senjata perang / tarung. Ada aturan-aturan yang harus dipatuhi di masyarakat tentang cara mengenakan keris dan jenis-jenis keris yang boleh dimiliki oleh seseorang. Seorang rakyat biasa tidak boleh mengenakan keris yang diperuntukkan untuk seorang lurah. Seorang lurah tidak boleh mengenakan keris yang diperuntukkan untuk seorang bupati. Seorang senopati tidak boleh mengenakan keris yang diperuntukkan untuk seorang raja. Seorang raja juga tidak boleh mengenakan keris yang diperuntukkan untuk seorang senopati.

Wahyu Keraton di dalam Keris Jawa

Di dalam dunia perkerisan dikenal adanya keris-keris khusus yang hanya patut dimiliki oleh orang-orang tertentu saja sesuai peruntukkan kerisnya, tidak semua orang cocok memilikinya dan tidak semua orang bisa mendapatkan manfaat dari keris-keris itu.
Keris-keris yang paling tinggi bersifat khusus adalah yang disebut Keris Keraton, yaitu keris-keris yang maksud dan tujuan pembuatannya adalah khusus untuk menjadi lambang kebesaran sebuah kerajaan / kadipaten / kabupaten, yang biasanya terkandung di dalamnya apa yang disebut sebagai Wahyu Keraton.
Yang dimaksud sebagai Keris Keraton bukanlah semua keris yang dimiliki oleh sebuah keraton, atau pun semua keris yang menjadi perbendaharaan sebuah keraton dan disimpan di dalam ruang pusaka kerajaan. Keris Keraton ini adalah keris-keris yang dalam pembuatannya khusus ditujukan untuk menjadi pusaka lambang kebesaran sebuah keraton (kerajaan, kadipaten / kabupaten), untuk dipasangkan dengan wahyu kepemimpinan yang sudah ada pada orang yang menjadi pemimpin di keraton tersebut.
Sebuah keris keraton baru akan menyatu dan memberikan tuahnya kepada seorang manusia pemiliknya yang memiliki wahyu keraton (keprabon) di dalam dirinya.
Pengertian keraton adalah bukan semata-mata sebuah bangunan keraton yang menjadi istana raja / adipati / bupati. Sebuah keraton melambangkan kebesaran sebuah pemerintahan. Bangunannya sendiri hanyalah simbol saja dari adanya sebuah pemerintahan.

Gaib di dalam Keris Jawa

Karakteristik khusus sebuah keris jawa

Gaib Keris adalah sesuatu yang seringkali menjadi polemik dalam kepemilikan sebuah keris. Keberadaan sesosok gaib di dalam sebuah keris adalah yang menyebabkan sebuah keris memiliki kegaiban / tuah tertentu bagi pemiliknya. Kegaiban inilah yang membedakan keris dengan senjata jenis lain. Aspek kegaiban keris seringkali dikultuskan dan menjadi mitos dan legenda di masyarakat. Selain karena faktor budaya dan aspek purbakala, kegaiban keris inilah yang seringkali menjadi dasar / pendorong seseorang untuk memiliki keris. Tetapi aspek kegaiban ini pula yang seringkali menjadi alasan keris dijauhi orang karena kesan kleniknya.
Di pulau Jawa khususnya, pada jamannya, selain faktor kegaibannya, keris berkembang menjadi lambang derajat pemiliknya, lebih daripada sekedar sebuah senjata perang / tarung.  Ada aturan-aturan yang harus dipatuhi di masyarakat tentang tatacara mengenakan keris dan jenis-jenis keris yang boleh dimiliki oleh seseorang. Seorang rakyat biasa tidak boleh mengenakan keris yang diperuntukkan untuk seorang lurah. Seorang lurah tidak boleh mengenakan keris yang diperuntukkan untuk seorang bupati. Seorang senopati tidak boleh mengenakan keris yang diperuntukkan untuk seorang raja. Seorang raja juga tidak boleh mengenakan keris yang diperuntukkan untuk seorang senopati, dsb.

Spiritual Keris Lurus dan Keris Luk

Keris, di pulau Jawa khususnya, memiliki tahapan / jaman yang mempengaruhi bentuk keris. Sejak jaman purbakala hingga saat ini keris menemukan bentuknya yang bermacam-macam dan penuh dengan makna spiritual yang dalam dibalik pembuatannya. Orang-orang jaman sekarang akan semakin rumit bila mempelajari keris secara satu per satu, karena memang banyak sekali terkandung makna di dalam masing-masing keris.
Pada jaman sekarang, komunitas perkerisan lebih suka menjelaskan perkerisan dengan cara mempelajari bentuk-bentuk fisik keris, seperti dengan pengamatan pada fisik dapur keris, luk, pamor keris, dsb. Kita juga dapat mempelajarinya dengan membaca buku-buku perkerisan, walaupun tetap perlu adanya penjelasan dari orang yang lebih mengerti tentang perkerisan.
Secara umum orang berpendapat bahwa ada suatu trend / pakem pembuatan keris yang diikuti oleh para empu dalam membuat keris, sehingga dianggap dari bentuk-bentuk fisik kerisnya dapat diketahui kapan keris itu dibuat, juga dapat diketahui fungsi / tuahnya. Dengan kata lain, orang berpendapat bahwa mereka dapat menilai sebuah keris dengan cara mempelajari pakem tertentu yang diikuti oleh para empu pada jamannya masing-masing dalam membuat keris.

Status Keris Dan kelas Keris

Status Keris dan Kelas Keris di Dunia Manusia
 
Mungkin awalnya sebuah keris hanyalah menjadi sebuah senjata tikam atau sabet. Tetapi kemudian orang membuat keris memiliki kegaiban di dalamnya, menjadi senjata yang berbeda dengan jenis senjata lain, memiliki suatu kegaiban sebagai senjata tarung sekaligus sebagai alat keselamatan dari serangan gaib.

Seiring perkembangan jaman, di pulau Jawa khususnya, pada jamannya,
selain faktor kegaibannya, sebuah keris menjadi lambang derajat pemiliknya, lebih dari sekedar senjata perang / tarung, yang dibuat khusus oleh empu pembuatnya untuk si pemilik keris. Fisik keris, kegaiban / tuah dan tingkat kesaktiannya oleh si empu disesuaikan dengan kondisi si pemesan sesuai batas kemampuan si empu.

Karakter-Karakter Keris Jawa

 
 
Pada awalnya, di tanah Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur), keris diciptakan hanya untuk memberikan tuah kesaktian dan wibawa kekuasaan.  Keris (dan tombak) adalah sebuah benda yang menjadi kebanggaan masyarakat pada umumnya dan merupakan lambang status / derajat pemiliknya. Keris menjadi "keharusan" untuk dimiliki oleh para pejabat, baik raja, keluarga kerajaan atau bangsawan, orang-orang kaya, para senopati sampai prajurit (prajurit biasanya menggunakan jenis tombak), pejabat bupati sampai lurah desa. Di kalangan masyarakat umum, hampir semua orang laki-laki ingin memiliki keris, terutama mereka yang memiliki ilmu beladiri dan orang-orang tua yang memahami spiritualitas kejawen.

Pada jaman kerajaan dahulu, budaya perkerisan sedemikian memasyarakat dan empu-empu keris pun tersebar ke banyak daerah. Namun ketika terjadi perseteruan antara kerajaan Majapahit di Jawa Timur dengan kerajaan di Jawa Barat, empu-empu jawa yang berada di Jawa Barat diperintahkan untuk pulang kembali ke jawa (ke Jawa Tengah atau ke Jawa Timur). Empu-empu keris yang memilih untuk tetap tinggal di Jawa Barat masih diizinkan, tetapi dilarang membuat keris untuk orang
Jawa Barat.

Saturday, May 12, 2012

Gambar-Gambar Keris


Berikut ini adalah gambar-gambar Keris Buatan Indonesia

       

KERIS, SENJATA TRADISIONAL INDONESIA

      
Keris adalah sejenis senjata tikam khas yang berasal dari Indonesia, atau mungkin lebih tepat Nusantara. Berdasarkan dokumen-dokumen purbakala, keris dalam bentuk awal telah digunakan sejak abad ke-9. Kuat kemungkinannya bahwa keris telah digunakan sebelum masa tersebut.
Penggunaan keris sendiri tersebar di masyarakat rumpun Melayu. Pada masa sekarang, keris umum dikenal di daerah Indonesia (terutama di daerah Jawa, Madura, Bali/Lombok, Sumatra, sebagian Kalimantan, serta sebagian Sulawesi), Malaysia, Brunei, Thailand, dan Filipina (khususnya di daerah Mindanao). Di Mindanao, bentuk senjata yang juga disebut keris tidak banyak memiliki kemiripan meskipun juga merupakan senjata tikam.

Keris memiliki berbagai macam bentuk, misalnya ada yang bilahnya berkelok-kelok (selalu berbilang ganjil)dan ada pula yang berbilah lurus. Orang Jawa menganggap perbedaan bentuk ini memiliki efek esoteri yang berbeda.  Selain digunakan sebagai senjata, keris juga sering dianggap memiliki kekuatan supranatural. Senjata ini sering disebut-sebut dalam berbagai legenda tradisional, seperti keris Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes.

7 keris pusaka terkenal dalam sejarah kerajaan Majapahit


Keris adalah warisan budaya asli Indonesia. walaupun nenek moyang bangsa Indonesia umumnya beragama Hindu dan Budha, tidak pernah ditemukan bukti bahwa budaya keris berasal dari India atau negara lain.
makanya kita bangga karena tidak ada yang menyamai senjata keris warisan asli budaya indonesia

1. keris empu gandring
senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat berdirinya Kerajaan Singhasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, Ken Arok
Keris Mpu Gandring ini menurut beberapa sumber spritual sebenarnya tidak hilang. Dalam arti hilang musnah dan benar-benar tidak ketahuan keberadaannya. Pada bagian ini tak hendak membahas masalah itu. Pada bagian ini hendak mengajak para pembaca untuk sejenak menganalisa "keampuahan" atau "tuah" dari keris itu maupun pembuatnya (Mpu Gandring).