Thursday, January 9, 2014

BAHAN MATERIAL KERIS



Tulisan Sdr.  Willy Handoko :



Keris adalah suatu manifestasi budaya masyarakat Jawa umumnya, selain berfungsi sebagai simbol status seseorang dapat juga berfungsi sebagai senjata tajam untuk mempertahankan diri. Masih terjadi perdebatan sampai saat ini sejak kapan produk pembuatan keris mulai dibuat oleh masyarakat Jawa. Namun sejak pengukuhan Keris sebagai warisan budaya masyarakat Jawa oleh PBB, maka pengakuan bahwa Keris berasal muasal dari manifestasi budaya Jawa sudah dapat dipertanggungjawabkan. Namun apakah bahan material pembuatan keris pada masa lalu tetap sama dengan bahan material Keris yang di buat pada masa sekarang ? Bagaimana para seniman keris menemukan teknologi bahan material keris tersebut ?
Berdasarkan pendapat Bambang Hasrikusumo, dalam bukunya Ensiklopedia Keris, dikatakan bahwa Keris adalah bentuk senjata yang dikenal dalam adat Jawa harus memiliki tiga jenis bahan yang berbeda, yaitu besi, pamor dan baja.


Pada masa dahulu, dimana sistem industri belum di kenal pada kehidupan masyarkat Jawa, maka penambangan besi dilakukan secara tradisional, dan seperti diketahui sepanjang pantai selatan memiliki kandungan pasir besi yang cukup banyak (data freeport tanggal …, sumber …) Sehingga tidaklah mengherankan para seniman keris dapat dengan mudah menemukan bahan material keris berupa besi dan pamor. Namun konsep baja dalam bahan pembuatan keris cukup membingungkan. Material baja diperlukan agar keris tersebut dapat tetap tajam walaupun tidak diasah dalam jangka waktu yang cukup lama. Pemahaman baja adalah besi yang memiliki kandungan carbon sebesar …, jika kandungan carbon melebihi dari itu maka dikatakan sebagai besi berkarbon atau besi tuang. Maka tak mengherankan umumnya para seniman tempa keris menggunakan arang kayu jati sebagai komponen untuk membakar besi agar diharapkan besi tersebut dapat menyerap cukup karbon, namun diperlukan suhu sekitar … agar molekul besi tersebut dapat menyatu dengan carbon. Setelah kandungan besi dirasa cukup mengandung carbon maka tahap terakhir adalah penyepuhan atau penuaan keris agar keris terus dapat memiliki kekerasan yang cukup.

Hal tersebut merupakan konsep sederhana dalam pembuatan keris namun bagaimana dengan konsep bahan material lainnya seperti besi karangkijang, atau jenis-jenis besi lainnya yang dikatakan memiliki tuah yang berbeda-beda. Darimana para seniman tempa keris tersebut dapat membedakan bahan-bahan keris tersebut. Karena umumnya pembedaan bahan keris tersebut di indikatorkan dari warna besi dan bunyi dentingannya, dalam artian membedakan jenis bahan material pada saat masih bahan mentah dengan setelah keris tersebut selesai sempurna merupakan dua hal yang berbeda. Namun pembedaan jenis-jenis bahan keris sebagaimana diuraikan dalam …, tentunya memiliki alasan yang kuat dari penggunanya mengapa dilakukan pembedaan-pembedaan tersebut.
Dapat disimpulkan banyak hal-hal dari keris tersebut yang masih merupakan misteri yang belum terungkap. Misalnya mengenai keris hasil karya Empu Brojoguno, yang konon memiliki kekerasan yang cukup sehingga mampu menembus kekerasan baja. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi ?

ARTKEL TERKAIT



No comments: