Kerajaan Majapahit
mulai mengalami kehancuran di tangan raja Hayam
Wuruk. Raja
yang tidak memiliki wahyu raja di dalam dirinya, karena para dewa tidak
berkenan kepadanya. Raja muda dan congkak yang hanya berbangga diri menikmati kebesaran dan kejayaan
hasil kerja para
raja pendahulunya. Raja, yang karena ingin juga dipandang besar dan
hebat,
ingin dipandang sebagai raja besar dan bahkan ingin dipandang lebih
besar daripada dewa sesembahan manapun "mengabulkan" penyerangan terhadap kerajaan-kerajaan di Jawa Barat,
perbuatan-perbuatan yang selalu dihindari oleh para raja pendahulunya, karena
raja-raja
di Jawa Barat adalah juga raja-raja di bawah naungan para dewa, yang
juga
memuja dewa di dalam peribadatannya. Cukuplah seharusnya bila
kerajaan-kerajaan itu mau mengakui kebesaran kerajaan Majapahit dan mau
bersekutu, tidak perlu dihancurkan. Terjadinya Perang Bubat menjadi awal hilangnya "pamor" keraton Majapahit.
Sumpah Palapa: Maha Pati Gajah Mada Berkata: "Jika saya telah mengalahkan pulau-pulau lain, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika saya telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".
Showing posts with label About Maha Patih Gajah Mada. Show all posts
Showing posts with label About Maha Patih Gajah Mada. Show all posts
Thursday, January 9, 2014
Maha Patih Gajah Mada dan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Singasari adalah kerajaan pendahulu dari kerajaan Majapahit. Kerajaan
Singasari berhasil berjaya mengembangkan wilayah kekuasaannya menjadi sangat luas.
Semuanya diperoleh dengan cara mengalahkan / menundukkan kerajaan-kerajaan di
wilayahnya masing-masing. Bahkan wilayah kekuasaannya meliputi juga wilayah
Kalimantan, Kalimantan Utara (Malaysia), Vietnam, Kamboja dan Laos yang sebagiannya
merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Tartar, Mongolia, sehingga kerajaan Tartar
merasa tercoreng wajahnya karena sebagian wilayah kekuasaannya dicaplok oleh
Singasari. Terlebih lagi karena utusannya yang dikirim untuk memperingatkan
Singasari supaya tunduk kepada Tartar tanpa harus dihancurkan oleh tentaranya,
ternyata malah ditolak dan dipermalukan oleh raja Singasari, Sri Rajasa Kertanegara.
Subscribe to:
Posts (Atom)