Showing posts with label Pedang Jepang. Show all posts
Showing posts with label Pedang Jepang. Show all posts

Tuesday, May 15, 2012

Klarifikasi Pedang Sabuk ngaku-ngaku Samurai

Tidak pernah ada pedang lentur ... karena bahan dasar pembuatannya adalah satetsu / tamahagane, yang notabene bijih besi, jadi bilah pedang jepang terbuat dari carbon steel. teknik heat treatment dan laminasinya lah yang membuatnya menjadi sebuah senjata yang luar biasa  dan membetulkan salah kaprah yang sering dipercayai sebagai kebenaran, tapi tanpa dasar/

sekedar meluruskan samurai adalah KASTA = ORANGNYA
KATANA / WAKIZASHI / TACHI adalah pedangnya

Meluruskan Sejarah Tentang Pedang Jepang

1. tidak ada namanya pedang sabuk dalam sejarah pedang jepang
2. saya tidak melarang siapapun menjual pedang apapun dengan harga berapapun, tapi lakukan dengan cara yang benar, pedang sabuk katakan pedang sabuk, karena tidak ada pedang jepang bisa dibuat sabuk …
3. artikel ini untuk memberikan pengetahuan yang benar dan dari sumber terpercaya mengenai pedang jepang dan sejarahnya

Friday, September 23, 2011

Perbedaan Pedang Ninja dan Pedang Samurai

Serupa tapi tak sama. Begitulah kedua senjata tajam khas tradisional Jepang ini. Senjata itu adalah pedang Samurai alias katana dan pedang Ninja alias Ninja To. Sekilas memang mirip, namun jika dicermati ada beberapa perbedaan secara fisik.

Perbedaan yang nyata adalah dari segi ukuran panjang. Katana lebih panjang dari Ninja To. Jika Katana umumnya berukuran panjang 70-90 cm, sedangkan Ninja To panjang 60 cm.

Dari segi bentuk, Katana lebih melengkung daripada Ninja To yang ujudnya cenderung lurus. Bahan besi kedua pedang tersebut juga memiliki warna berbeda. Katana putih mengkilat, sedangkan Ninja To warnanya kehitaman (sesuai warna Ninja) tidak mengkilat namun sama-sama tajam dengan Katana.

Di bagian gagang atau pegangan, pelindung tangan dari tebasan lawan yang dinamakan tsuba, juga berbeda. Tsuba pada Katana umumnya berbentuk bulat sementara Ninja To menggunakan tsuba berbentuk kotak.

Meski berbeda tetapi berasal dari ujud yang sama.

Ihwal sejarah Ninja To ternyata berasal dari Katana. Pedang para Ninja itu merupakan modifikasi dari Katana. Bahan pedang dipungut dari sisa perang kaum Samurai. Kemudian dipotong lebih pendek dan disesuaikan dengan keperluan para Ninja agar mudah dibawa.

Menurut San Moon, praktisi seni beladiri Ninjutsu di tanah air, bentuk Ninja To merupakan adopsi dari pedang China (pedang Tai Chi). Pedang China itu lurus kecuali golok. Pedang ninjutsu juga lurus karena gabungan ilmu Tiong Kok dan Ilmu Jepang.

Satu lagi beda kedua pedang ini. Para Samurai membawa dua pedang berselip di pinggang, satu katana dan satu lagi berukuran lebih pendek. Sementara para Shinobi alias Ninja hanya membawa satu pedang dengan penempatan diikat di punggung,

Sunday, September 18, 2011

Menentukan Kwalitas Pedang Samurai

Pedang Samurai asli dari Jepang merupakan sebuah pedang yang sudah terbukti oleh khalayak umum memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, baik kekuatan mekanis maupun magis.

Kekuatan mekanis dari sebuah Pedang Samurai yaitu memiliki kemampuan untuk memotong benda-benda keras seperti logam dan benda keras lainnya. Sehingga tidak khayal lagi kalau dari dahulu hingga saat ini selalu ada saja yang mencari dan membelinya meskipun dijual dengan harga yang relatif mahal.

Sebagai contoh sebuah Pedang Samurai dengan ukuran panjang blade 12 inchi sampai dengan 15 inchi (ukuran kecil) dengan harga Rp. 300.000.000, 00. Betapa berharganya sebuah Pedang Samurai untuk saat ini. Menurut perhitungan dengan semakin bertambahnya usia pedang akan memiliki harga jual yang semakin mahal. Hal inilah yang mendorong oleh semua orang untuk menjadikan investasi dalam bentuk mengkoleksi Pedang Samurai.

Nama pedang yang diberi julukan Samurai ini yang sebenarnya nama pedangnya adalah Katana atau Nihoto ternyata benar-benar memiliki kekuatan mekanis yang sangat luar biasa disamping memiliki berat yang sangat ringan. Rahasianya terletak pada aplikasi material yang dipergunakan dalam pembuatan Pedang Samurai tersebut. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa material utama penyusun Pedang Samurai adalah Titanium, yaitu sebuah unsur kimia yang memiliki nomor ator 22 dalam Tabel Periodik dengan Simbol Ti. Titanium merupakan logam transisi yang sangat kuat, ringan, tahan terhadap korosi, tahan terhadap air laut dan chlorine.

The Soul Of The Samurai from Jan Demirian on Vimeo.

Pengujian Titanium dapat dilakukan dengan Mesin Uji Kekerasan Vickers yang menunjukkan harga kekerasan sebesar 970 MPa sedangkan dengan menggunakan Mesin Uji Brinel menunjukkan harga kekerasan sebesar 116 GPa. Modulus Young 716 MPa dengan poisson ratio (angka poisso) 0,32. Titik lebur Titanium 1941oK (1668oC) dan titik didihnya sebesar 3560oK (3287oC). Jari-jari atom 140 pm, jari-jari kovalen 136 pm. Struktur kristal berbentuk hexagonal dan bilangan oksidasi sebesar 4. Berat dari Pedang Samurai sangat ringan karena menggunakan material dengan massa jenis sebesar 4.506 g/cm3 dengan fase solid.

Warna Titanium ini adalah putih-metalik-keperakan.

Biasanya bahan Titanium ini banyak dipergunakan sebagai alloy kuat dan ringan terutama dengan Besi (Fe) dan Aluminium (Al).

Sedangkan keunikan dari material utama penyusun Pedang Samurai dari jepang, Titanium adalah apabila mengalami benturan material ini tidak mengalami penurunan sifat mekaniknya melainkan akan bertambah sifat mekaniknya. Artinya apabila sebuah Pedang Samurai dipergunakan untuk memotong sesuatu benda atau untuk berperang maka Pedang Samurai akan bertambah kekerasannya (ketajamannya) apabila sudah menyentuh sesuatu benda yang mau dipotong atau menyentuh lawan tersebut. Hal ini sama persis seperti pada Zirconium (dari bahan keramik).

Fenomena ini dapat terjadi karena saat terjadi benturan pada Pedang Samurai dengan bahan Titanium akan mengubah struktur atomnya dari (austenit+martensit) menjadi martensit murni, kalau dimisalkan ini terjadi pada struktur logam. Tetapi untuk logam proses ini dapat terjadi apabila ada penurunan temperature dari temperature (austenisasi+martensit) menjadi temperature martensit murni. Semua logam akan mengalami proses tersebut apabila ada penurunan temperature kecuali pada Titanium dan Zirzonium. Kedua material ini adalah kelainan dari sifat material secara umum. Proses ini tidak dilalui dengan cara penurunan temperature seperti pada kebanyakan logam melainkan dilalui dengan cara adanya benturan atau pukulan pada material tersebut.

Perubahan struktur atom dari (austenit+martensit) menjadi martensit murni pada material penyususn Pedang Samurai ini akan mengakibatkan munculnya tegangan sisa pada pedang tersebut. Tegangan sisa adalah tegangan yang tersimpan didalam material diluar batas kekuatannya (tegangan lebih. Kalau dicontohkan pada material/bahan pada umumnya seperti logam baja, tegangan sisa dapat terbentuk kalau struktur atomnya saling berdesakan satu sama yang lain. Kalau atom-atom penyusun material tersebut saling berdesak-desakan tentunya akan membuat material akan menjadi semakin kuat dan keras. Hal ini dapat dicontohkan pada proses Heat Treatment untuk pengerasan pada logam dengan cara Quenching (Penyepuhan).

Quenching atau penyepuhan pada sebuah logam dapat dilakukan dengan cara memanaskan sebuah logam sampai pada daerah austenisasi. Setelah mencapai daerah austenisasi, logam dicelupkan pada fluida (cairan) seperti air, oli, dan sebagainya. Proses ini akan menghasilkan sebuah logam yang lebih keras dari logam asal (sebelum dilakukan proses Heat Treatment). Hal ini disebabkan munculnya tegangan sisa pada material/bahan yang mengalami Quenching (Penyepuhan) tersebut.

Sehingga dengan mengaplikasikan material yang sangat unik dan langka pada Pedang Samurai dari Jepang inilah yang membedakan antara Samurai dengan senjata atau pedang yang lain. Perbedaan tidak hanya terletak pada jenis material saja melainkan juga pada sifat mekanisnya dan perlakuan perawatannya serta harga jualnya.

Pedang Jepang dari Masa ke Masa

Kata "Samurai" untuk menjelaskan sebuah pedang Jepang adalah salah kaprah. Yang mendekati benar adalah pedang samurai.

Banyak orang berpendapat bahwa pedang Jepang atau lebih umum dikenal sebagai pedang samurai (alias pedang milik samurai karena samurai adalah julukan ksatria atau orangnya, bukan nama pedangnya) hanya memiliki satu bentuk yang umum yaitu satu mata potong, melengkung di bagian agak tengah, dan ada garis temper line yang seperti gelombang.

Sebenarnya, pedang Jepang sudah mengalami evolusi dan berubah bentuknya dari abad ke abad. Dalam banyak kasus, ilmu tentang perubahan bentuk pedang (sugata) ini dapat membantu kita mengenali kapan sebuah pedang dibuat. Beberapa perubahan dikarenakan perubahan taktik perang, jenis armor (perisai pelindung), atau hanya perubahan mode yang lagi trend di era tersebut.

Sebenarnya kata "pedang samurai" juga tidak tepat, kata yang paling tepat dalam bahasa Indonesia adalah "pedang Jepang". Untuk lebih jelas, silahkan lihat diagram di bawah ini :

Pedang tertua (yang dibuat sebelum tahun 900 Masehi) atau sebelum Era Heian disebut Pedang Jokoto dengan bentuk khasnya yang lurus, datar, dengan sisi potong seperti pahat (kiriha-zukuri), dan ujung tusuk (kissaki) seperti pahat (kamasu kissaki). Beberapa malah dibuat dengan dua sisi potong. Pedang jenis ini biasa disebut Chokuto, yang kemungkinan dipengaruhi oleh pedang buatan China yang sampai ke Jepang lewat semenanjung Korea. Jenis pedang ini masih dibuat di abad-abad berikut, tapi hanya digunakan sebagai persembahan kepada kuil dan tidak dipakai untuk pertempuran.

Ada juga satu jenis pedang yang dibuat pada era ini, sekitar tahun 700 – 800 Masehi, dengan ujung tajam pedang dibuat dua sisi (atas dan bawah) sampai sepertiga dari punggung pedang. Tipe paling terkenal dari jenis ini dibuat sekitar tahun 900 Masehi dan dikenal dengan Kogarasu-Maru Tachi (Pedang Burung Gagak Kecil). Karena bentuknya yang unik pedang jenis ini juga masih dibuat berabad-abad kemudian.

Pedang Jepang tertua yang memiliki satu sisi potong dan melengkung (shinogi-zukuri tachi) berasal dari akhir Era Heian dan merupakan pedang kavaleri (maksudnya adalah digunakan dengan satu dengan dari atas kuda) dan bukan dengan gaya samurai dua tangan yang sering kita lihat. Bilah pedang ini termasuk panjang untuk ukuran tinggi orang Jepang, dengan rata-rata bilah di atas 70 cm (belum termasuk gagang pedang) dengan lengkungan maksimal ada di dekat gagang pedang, dan ujung tusuk pendek dengan bilah pedang yang sempit (agak rapuh).

Pada awal Era Kamakura, tachi (pedang kavaleri) menjadi lebih kuat, bilah pedang menjadi lebih lebar dengan lengkungan yang dikurangi, tapi tetap dengan ujung tusuk pendek (ko kissaki), dan lengkungan yang tadi dekat dengan gagang mulai bergerak ke tengah pedang (tori-sori). Pada Era pertengahan Kamakura, tachi dibuat dengan lengkungan yang sangat minim, dan ujung tusuk sangat pendek (ikubi kissaki).

Jenis pedang Jepang yang sangat sering kita lihat di era sekarang muncul di pertengahan Era Kamakura, di mana pedang yang dibuat menjadi lebih pendek daripada era sebelumnya dengan lengkungan yang dikurangi dan ujung tusuk medium (chu kissaki).


Selama Era Nambokucho, pedang Jepang menjadi flamboyan dengan bilah yang lebar, sedikit lengkungan, dan ujung tusuk yang panjang (o kissaki). Banyak Chokuto yaitu pedang lurus diproduksi di era ini, juga pedang no-dachi yang terkenal dengan panjang pedangnya lebih dari 125 cm. Tapi karena pedang super panjang ini susah digunakan akhirnya gaya ini ditinggalkan.

Perubahan bentuk paling banyak terjadi pada awal Era Muromachi, karena taktik perang berubah dari kavaleri menjadi infanteri. Inilah awal kelahiran Katana.

Katana awal tidak lebih dari tachi yang dipendekan dan karena itu memiliki bentuk yang sama dengan pedang dari Era Kamakura. Katana lebih pendek dari tachi dan dipakai dengan sisi tajam menghadap ke atas (tachi dipakai dengan sisi tajam menghadap ke bawah). Pemakaian ini memudahkan pedang dicabut dari posisi berdiri oleh samurai berjalan.

Katana Era Muromachi adalah bentuk klasik pedang Jepang era kini, dengan panjang pedang antara 67,5 – 75 cm, dengan lengkungan ringan, dan ujung tusuk medium (chu kissaki). Perubahan lain terjadi di akhir Era Muromachi dan Era Momoyama, di mana bilah pedang menjadi lebih lebar dengan ujung tusuk lebih besar. Tapi perubahan ini sukar dibedakan kecuali oleh mata yang terlatih.


Setelah itu, Jepang memasuki masa damai 250 tahun yang dikenal dengan masa Edo. Bentuk pedang juga berubah dan ini menandai akhir masa Koto (pedang lama) dan masuk ke masa Shinto (pedang modern).

Pada akhir Era Edo, pembuatan pedang sedang menurun karena negara sedang dalam masa damai dan banyak pedang yang dibuat hanya untuk pameran, bukan untuk perang. Pedang-pedang ini biasanya punya hamon (temper line) yang indah, kalau tidak mau dikatakan norak, dan ukiran-ukiran rumit (horimono). Dalam ilmu perpedangan Jepang, masa ini dikatakan sebagai masa kemunduran pedang Jepang.

Biasanya dalam masa ekstrim seperti ini, akan ada pembaharu. Demikian juga dengan masa kemunduran ini yang terjadi pada akhir Era Edo (sekitar tahun 1780 Masehi) dan menandai dimulainya Era Pedang Shinsinto dengan munculnya ahli pembuat pedang Suishinshi Erahide, yang mempelopori kembalinya pembuatan pedang kepada kualitas Era Koto. Selama masa Shinshinto pedang yang dibuat umumnya adalah kopi dari pedang Era Koto. Dan uniknya, ada beberapa Pedang Kogarasu-Maru yang juga dibuat di masa ini.

ERA MASA KINI
Dengan dibukanya Jepang kepada peradaban Barat oleh Komodor Perry di pertengahan abad 19 dan juga Restorasi Meiji, pembuatan pedang Jepang tradisional hampir saja punah. Kaisar Meiji melarang pemakaian pedang dan menghapuskan kasta samurai. Dengan demikian semua pedang setelah tahun 1876 bukan lagi disebut pedang samurai, karena setelah tahun itu tidak ada lagi samurai di Jepang.

Ini juga menandai masa banyaknya pedang tradisional Jepang yang dibawa ke Barat. Banyak koleksi di Inggris dan di Amerika terkumpul pada masa ini. Hanya sedikit sekali pedang yang dibuat secara tradisional pada masa ini, umumnya hanya untuk persembahan kuil karena Jepang mulai mengadopsi gaya Barat untuk pedang kavaleri mereka yang dibuat dengan menggunakan mesin. Baru pada tahun 1930an, di mana Jepang mulai mengekspansi Asia, pedang tradisional mulai dibuat kembali yang disebut dengan Era Showa.

Era Showa ini menghasilkan pedang dengan banyak kualitas, dari yang dibuat secara tradisional (nihonto–gendaito), sampai kepada bilah buatan mesin (showato) dengan berbagai macam variasinya. Sebagian besar dibuat berdasarkan spek militer, dengan panjang bilah antara 62,5 cm – 70 cm dan ujung tusuk medium (chu kissaki). Pedang yang dibuat pada masa ini dengan pengecualian yang dibuat dengan cara tradisional tidak memiliki nilai dari sisi keotentikan pedang jepang, selain sebagai pedang latih atau relik militer.

Cara Meningkatkan Kekuatan dan Keampuhan Pedang Samurai

Siapa saja mendengar kata Samurai pasti yang terpikir olehnya adalah kekuatan dari sebuah senjata tajam berupa pedang.

Pedang Samurai merupakan salah satu jenis pedang (senjata tajam) yang sudah popular dan tidak diragukan lagi kekuatannya.

Pedang ini memiliki kemampuan yang jauh lebih tinggi kalau dibandingkan dengan jenis pedang biasa.

Pedang Samurai ini mampu untuk memotong dari bahan yang lunak sampai bahan yang keras sekalipun seperti halnya logam.

Dengan kemampuan yang sangat kuat untuk melakukan pemotongan inilah yang menyebabkan banyak orang untuk tergiur memilikinya.

Maka harga jual dari pedang ini semakin lama semakin tinggi karena sudah terjadi kelangkaan.

Kekuatan pedang samurai ini tidak lain karena mengaplikasikan jenis material yang memang sudah teruji kekuatannya yaitu berasal dari perpaduan antara Baja Carbon Tinggi dan Baja Carbon Rendah.

Dengan adanya Baja Carbon Tinggi menyebabkan pedang samurai akan bersifat keras dan tajam.

Akan tetapi dengan adanya kandungan Baja Carbon Rendah menyebabkan pedang samurai akan bersifat lunak dan ulet.

Maka dari itu cara melakukan perpaduan bahan baku pembuat pedang samurai tersebut harus tepat.

Artinya Baja Carbon yang memiliki sifat keras dan tajam harus ditempatkan di bagian luar pedang, jangan sampai pada bagian luar diberikan material yang memiliki sifat lunak seperti Baja Carbon Rendah.

Selain itu, meskipun dalam kandungan yang sangat sedikit, pedang samurai terdapat unsur Titanium sebagai unsur penambahnya.

Titanium memiliki kekerasan yang cukup tinggi yaitu 970 MPa.

Titanium merupakan salah satu unsur yang memiliki sifat aneh seperti halnya material Zirconium pada keramik.

Karena persediaan Titanium dan Zirconium ini sangat terbatas maka kedua unsur ini berharga relatif cukup mahal.

Meskipun Titanium dalam kandungan pedang samurai hanya sedikit, tetapi sangat besar pengaruhnya terhadap kekuatan pedang tersebut.

Seperti halnya pada unsur yang lain seperti logam, Titanium dapat ditingktkan kekuatannya atau kekerasannya.

Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan pedang samurai yang paling mudah dan murah yaitu dengan memanfaatkan sifat aneh yang dimilikinya.

Keanehan sifat dari Titanium jarang dimiliki oleh material yang lain yaitu dapat terjadi penambahan kekerasan atau kekuatan apabila mengalami benturan dengan benda keras yang lain.

Dengan adanya benturan tersebut maka pada atom-atom penyusun unsur Titanium tersebut akan berdesak-desakan yang menimbulkan tegangan sisa pada material tersebut.

Tegangan sisa (Residual Stress) adalah tegangan yang timbul dari dalam diri material tersebut yang mengakibatkan desakan-desakan antar molekul sehingga terjadi peningkatan kekerasan.

Tegangan sisa inilah sebenarnya yang mengakibatkan bertambahnya kekerasan dan kekuatan pedang samurai.

Akan tetapi peningkatan kekuatan seperti ini adalah bersifat sementara (remanen), artinya apabila unsur penyususn pedang samurai sudah rileks kembali ini artinya tegangan sisa yang tersimpan didalam material pedang samurai sudah hilang.

Dengan hilangnya tegangan sisa tersebut maka kekuatan dan kekerasan dari pedang samurai akan kembali seperti sebelum terjadi peningkatan kekuatan.

Metode peningkatan kekuatan yang lain pada pedang samurai akan dikupas pada posting selanjutnya terutama untuk peningkatan kekuatan yang bersifat permanen (tetap).

Jadi agar dapat mengoptimalkan penggunaan kekuatan pedang samurai, sebelum pedang samurai dipergunakan direkomendasikan untuk dibentur-benturkan pada benda keras seperti batu, logam, dan sebagainya atau diayun-ayunkankan berkali-kali agar dapat memunculkan tegangan sisa.

Mengenal Bahan Baku Pembuat Pedang Samurai

Pedang Samurai adalah sebuah pedang yang sampai saat ini menjadi perebutan dikalangan pebisnis karena harga jual pedang ini semakin melambung tinggi.

Keutamaan yang dimiliki dari sebuah pedang samurai ini adalah kekuatan dan keampuhan yang sangat luar biasa.

Pedang Samurai mampu untuk memotong atau menebas sebatang besi, ini merupakan bukti nyata bahwa Pedang Samurai memiliki sifat mekanis (mechanical properties) yang baik.

Lalu, apakah yang menjadi rahasia kekuatan pedang samurai tersebut?

Salah satu pendukung kekuatan pedang samurai adalah bahan atau material yang diaplikasikannya.

Material penyusun pedang samurai ada yang mengatakan berasal dari bijih besi murni atau yang terkenal dengan tamahagane.

Tamahagane diartikan sebagai permata baja yang memiliki perpaduan antara baja keras dan lunak.

Baja dengan kandungan Carbon yang tinggi akan memiliki sifat keras dan tajam.

Sedangkan baja dengan kandungan Carbon yang lebih sedikit akan bersifat lunak dan ulet.

Material pedang samurai memang dikondisikan memiliki sifat keras, tajam, ulet dan tidak mudah patah.

Untuk memenuhi sifat yang diinginkan itu maka harus dipadukan beberapa material dengan sifat-sifat yang diinginkan tersebut.

Pada bagian dalam pedang dikondisikan material bersifat lunak dan ulet sehingga yang dibutuhkan adalah baja dengan kandungan Carbon yang sedikit.

Sedangkan pada bagian luar yang harus bersifat keras dan tajam maka harus digunakan baja dengan kandungan Carbon yang tinggi.

Setelah ditemukan material dengan spesifikasi yang sudah sesuai lalu beberapa material tersebut disatukan menjadi satu dengan proses pemanasan.

Setelah beberapa material dengan sifat yang berlainan tersebut sudah menyatu tentu material pedang samurai akan bersifat tajam dan keras akan tetapi juga bersifat lentur.

Jejak Rahasia Pedang Samurai Asli Jepang di Indonesia

Pedang Samurai asli milik orang Jepang bukan hal yang tidak mungkin berjumlah banyak di wilayah Indonesia.

Pedang dengan kekuatan yang sangat luar biasa ini diprediksi masih banyak tersimpan di bumi tercinta ini, yaitu Indonesia.

Akan tetapi untuk dapat menemukan harta peninggalan Jepang berupa Pedang Samurai di Indonesia harus dibutuhkan kejelian dengan melihat masa silam Bangsa Indonesia terutama di masa penjajahan Jepang.

Pencarian jejak tempat barang antik berupa samurai ini juga perlu pengetahuan tentang daerah-daerah mana saja yang sempat disinggahi oleh tentara Jepang waktu dahulu terutama tempat menyimpan benda-benda pusaka miliknya tersebut.

Salah satu contoh adalah Pulau Sumba tepatnya di gua yang berada di Desa Mbataka Ridu, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Harta karun berupa Pedang Samurai milik penjajah Jepang itu tertimbun di dalam gua tersebut dalam sebuah mobil yang dipasang enam granat.

Pada bagian mobil itu yang bersebelahan dengan granat juga terdapat dua emas berbentuk buaya yang disebut dengan Amarara Woya dan emas berbentuk ular yang diberi nama Ulu Ama.

Timbunan harta karun tersebut dimulai sejak Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekannya sehingga penjajah Jepang merasa panik dan menyembunyikan harta bendanya termasuk pedang samurai di gua tersebut.

Terungkapnya simpanan harta karun milik Penjajah Jepang adalah sejak Umbu Nai Kandubu yang dahulu adalah seorang pekerja pada Penjajah Jepang yang tidak sempat dibunuhnya.

Karena begitu mendengar Bangsa Indonesia memproklamirkan Kemerdekaannya, penjajah Jepang yang merasa panik membunuh semua pekerjanya.

Selain di daerah Sumba sangat dimungkinkan ada beberapa tempat di wilayah Indonesia yang masih menyimpan harta karun dan persenjataan milik Jepang.

Saturday, September 17, 2011

Samurai (Pedang Jepang)

Samurai (atau kadang-kala) adalah istilah yang biasa digunakan bagi perwira zaman sebelum industri Jepang.

Istilah yang lebih tepat adalah bushi (武士) (harafiah: "orang bersenjata") yang digunakan semasa zaman Edo. Bagaimanapun, istilah samurai digunakan sekarang bagi merujuk panglima bangsawan, bukan, contohnya, ashigaru atau tentara berjalan kaki. Samurai tanpa ikatan dengan klan atau daimyo apapun dikenal sebagai ronin (harafiah: "orang ombak"). Rōnin juga adalah samurai yang telah mengorbankan wibawa mereka atau yang telah gagal melaksanakan seppuku (menghukum diri sendiri dengan mengeluarkan salah satu organ tubuh) agar dapat mengembalikan nama baik klannya. Samurai yang bertugas untuk para han disebut hanshi.

Samurai dianggap mesti bersopan dan terpelajar, dan semasa era Tokugawa beransur-ansur kehilangan fungsi ketentaraan mereka. Pada akhir era Tokugawa, samurai secara umumnya adalah kakitangan umum bagi daimyo, dengan pedang mereka hanya untuk tujuan istiadat. Dengan reformasi Meiji pada akhir abad ke-19, samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan dengan tentera nasional menyerupai negara Barat. Bagaimanapun juga, sifat samurai yang ketat yang dikenal sebagai bushido masih tetap ada dalam masyarakat Jepang masa kini, sebagaimana aspek cara hidup mereka yang lain.

Etimologi
Perkataan samurai berasal pada sebelum Era Heian di Jepang di mana bila seseorang disebut sebagai saburai, itu berarti dia adalah seorang suruhan atau pengikut. Hanya pada awal zaman modern, khususnya pada era Azuchi-Momoyama dan awal periode/era Edo pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17 perkataan saburai bertukar diganti dengan perkataan samurai. Bagaimanapun, pada masa itu, artinya telah lama berubah.

Pada era pemerintahan samurai, istilah awal yumitori (“pemanah”) juga digunakan sebagai gelar kehormat bagi sejumlah kecil panglima perang, walaupun pemain pedang telah menjadi lebih penting. Pemanah Jepang (kyujutsu), masih berkaitan erat dengan dewa perang Hachiman.

Berikut adalah beberapa istilah lain samurai.

* Buke (武家) – Ahli bela diri
* Kabukimono - Perkataan dari kabuku atau condong, ia merujuk kepada gaya samurai berwarna-warni.
* Mononofu (もののふ) - Istilah silam yang berarti panglima.
* Musha (武者) - Bentuk ringkasan Bugeisha (武芸者), harafiah. pakar bela diri.
* Si (士) - Huruf kanji pengganti samurai.
* Tsuwamono (兵) - Istilah silam bagi tentara yang ditonjolkan oleh Matsuo Basho dalam haiku terkemukanya. Arti harafiahnya adalah orang kuat.

Jenis-Jenis Pedang Jepang

Jepang… adalah salah satu negara yang terkenal akan keahliannya membuat pedang. Dalam bahasan saya kali ini, saya akan sedikit mengupas tentang macam-macam pedang jepang. Pembagian jenis-jenis pedang berdasarkan ukurannya. Setiap pedang diukur dengan ukuran “Shaku” dimana 1 shaku berarti sekitar 30 cm. Berikut ini jenis-jenis pedang samurai yang dikelompokkan berdasar panjangnya:

1. Tanto
Anda pernah melihat Film Goemon, anda pasti mengetahui pedang ini. Pedang ini dibawa oleh putri sebagai pertahanan diri. Ukuran pedang ini sekitar 25 cm, masuk kategori pisau. Penggunaannya biasanya untuk menusuk tiba-tiba. Perempuan Jepang jaman dulu membawa tanto di balik obi (ikat pinggang kimono) untuk self defence ataupun untuk spontan attack.

2. Wakizashi
Anda penggemar Final Fantasy, pasti tidak asing dengan tokoh Yojinbo. Pendekar pedang yang mampu membelah apa saja. Salah satu serangannya ada wakizashi. Wakizashi merupakan jenis pedang samurai dengan panjang antara 30-60 cm, para samurai biasa menggunakannya sebagai secondary weapon.

3. Kodachi
Kodachi senjata kesayangan Aoshi Shinomori anggota Jupon Gatana dalam serial manga Samurai X. Kodachi lebih panjang dari wakizashi, tetapi lebih pendek dari katana. Biasa digunakan sebagai perisai dalam hand – to – hand combat. Karena tidak sepanjang katana (kurang dari 2 shaku) maka tidak menyalahi aturan membawa pedang di zaman Edo sehingga boleh dibawa oleh orang biasa (dulu cuma samurai yang boleh bawa pedang). Pedangnya lebih melengkung dari wakizashi. Pedang ini cukup ringan sehingga memudahkan penggunanya bergerak lincah.

4. Katana
Katana merupakan pedang khas ninja. Setiap ninja mempunyai katana dipunggung mereka. Anda penggemar film Ninja Hatori, pasti tidak asing dengan Pedang ini. Pedang ini merupakan pedang umum dengan panjang antara 70-80 cm. Tipe single-edge dan melengkung. selain dipakai ninja, pedang ini juga dibawa oleh kaum samurai untuk merepresentasikan status sosialnya. Biasanya dibawa berpasangan dengan wakizashi atau tanto yang digunakan untuk close-quarter combat dimana katana digunakan untuk open-quarter combat.

5. Tsurugi
Pedang yang tak serupa dengan jenis pedang yang lainnya. Pedang ini tidak melengkung tapi lurus seperti pedang korea. Tsurugi merupakan pedang tipe broadsword, lebih berat dibanding pedang yang lainnya. Sangat cocok digunakan untuk mengahadapi musuh bertameng maupun berarmor tebal.

6.Chokuto
Sama seperti katana, hanya saja tidak melengkung tetapi lurus. Ditemukan sebelum jaman Heian sebelum orang Jepang menemukan teknik melengkungkan pedang (yang ternyata unik caranya). Karena pedangnya lurus sulit digunakan dan jarang dipakai dalam pertempuran. Setelah ditemukannya katana, chokuto masih tetap diproduksi tetapi kebanyakan berfungsi sebagai ceremonial sword.

7. Ninja-to
Pedang para ninja, selain katana, ninjato merupakan pilihan para ninja. Ringkas dan ringan membuat pedang ini mudah untuk dimasukkan kedalam baju. Perbedaan mendasar antara katana dan ninja-to terletak pada sesainnya. Ninjato tidak melengkung seperti katana tetapi lurus.

8. Nodachi & Odachi
Pedang yang sangat panjang. Merupakan pedang terpanjang dengan panjang hampir 80 cm. Pedang ini tidak cocok untuk close combat karena ribet dengan ukurannya. Pedang ini digunakan untuk membelah pasukan berkuda beserta kudanya. Dalam serial manga Samurai deeper Kyo, ia menggunakan pedang tipe ini. Walaupun sebenarnya tidak cocok untuk close combat. Pembuatan pedang ini termasuk dalam kategori sulit, sehingga pedang ini merupakan pedang langka.

9. Nagamaki
Pedang dengan panjang mata pedang dan gagang yang sama. Termasuk dalam katagori belati, Digunakan untuk serangan mendadak. Penggunaan pedang ini tidak seefisien Tanto. Tapi pedang ini memilki keindahan lebih.

10. Naginata
Naginata merupakan tombak dengan mata pisau katana. Digunakan prajurit wanita pertarungan jarak menengah. Gagang dibuat dari kayu dan mata tombak katana melengkung. Sangat cocok untuk tipe pertempuran Chaos.

11. Yari
Yari merupakan tipe tombak. Berbeda dengan naginata, mata tombak dibuat lurus. Bentuk Lurus ini efektif digunakan menusuk musuh yang datang dari depan. Biasanya dipakai pria untuk mengahadang laju pasukan musuh. Senjata ini diapakai Oleh Madarame Ikaku dalam serial manga Bleach.

Nah indah bukan, pedang Jepang merupakan pedang dengan keindahan yang tinggi. Dibuat dengan material khusus dan tidak sembarangan. Ketajaman dipadukan dengan keindahan. Sungguh pedang ini nampak elegan.