Monday, October 3, 2011

Persoalan Sosial Pertambangan Indonesia

Gambaran Umum pertambangan Indonesia
- Indonesia terletak di “Pacific Ring of Fire”
- Kawasan Timur Indonesia meliputi 68% wilayah NKRI dan diperkirakan menyimpan 81,2% cadangan bahan tambang Indonesia (Koesnaryo)
- Sejak 1998 kegiatan eksplorasi terhenti, dan jumlah tambang yang beroperasi terus menurun
- Social acceptability terhadap tambang rendah dan rentan terhadap konflik (Wiriosudarmo)
- Industri pertambangan menyikapi kritik dengan sikap defensif (Wiriosudarmo)

Persoalan Non-teknis
Deepak Malhotra:
- Insinyur tambang terbiasa berpikir secara logis dan sering hilang akal menghadapi persoalan non-teknis
- Pertimbangan sosial-ekonomi dan sosial politik lebih dominan daripada pertimbangan teknis dan komersial
- Hal-hal yang dapat menghambat beroperasinya tambang: faktor keuangan, sosial, budaya, lingkungan atau semata-mata sikap pejabat tinggi

Local License to Operate
- Selain ijin yang dikeluarkan oleh instansi-instansi resmi, perusahaan tambang memerlukan ijin/perkenan masyarakat sebelum dapat memulai kegiatannya
- Dalam rangka memperoleh “local license to operate” diperlukan komunikasi intensif dilandasi oleh pemahaman sosio-kultural: community relations
- Dari segi Ilmu Komunikasi, community development merupakan bagian dari community relations
- Dari segi idiil, community development adalah bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR)
Komitmen bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan semua pemangku kepentingan guna memperbaiki kehidupan mereka dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis, agenda pembangunan berkelanjutan maupun masyarakat umumnya.

Hambatan Terhadap Pelaksanaan CSR
- Manajer di lapangan sering memperoleh amanat bertentangan dari atasannya
- Pelaksanaan CSR perlu integrasi lintas sektor sedangkan organisasinya hirarkis/vertikal
- Pelaksana lapangan belum yakin tentang perlunya CSR
- Belum ada proses baku untuk pengukuran keberhasilan
- Pelaksana tidak memiliki keahlian dan kemampuan menangani persoalan sosial yang kompleks

Political Will dan Pertambangan
- Sektor pertambangan terpaut erat dengan situasi politik karena untuk menambang perlu ada kemauan politik
- Kemauan politik menentukan apakah sumber daya mineral akan dimanfaatkan atau tidak dan siapa yang berhak melakukan kegiatannya
- Kontrak Karya adalah konstruksi hukum yang memungkinkan modal asing ikut dalam kegiatan pertambangan sebagai kontraktor pemerintah

Kesimpulan
• Dari segi teknik tidak ada masalah yang tak tertangani (Grasberg di ketinggian 4.000 m)
• Situasi sosial dan politik adalah faktor penentu berhasil tidaknya operasi tambang
• Perusahaan tambang pada umumnya belum menyadari situasi dan tetap berkonsentrasi pada persoalan teknis
• Dengan runtuhnya Orde Baru dan munculnya Era Reformasi tumbuh dinamika sosial dan politik baru
• Pada tataran mikro, pemahaman tentang situasi dan budaya lokal adalah di atas segala-galanya

ARTKEL TERKAIT



No comments: