Wednesday, September 21, 2011

Ramalan Produksi Padi Versi Lontara

Untuk membuktikan ramalan lontara bahwa pada tahun 2009, bertepatan dengan tahun 1430 Hijriah, merupakan tahun peralihan dari tahun Daleng Riolo ke tahun Ba yang mana produksi hasil pertanian cukup tinggi, karena didukung dengan iklim yang baik, dimana kemarau lebih pendek dan musim hujan dengan intensitas sedang. Terbukti bahwa produksi pertanian di Sulawesi Selatan cukup berhasil pada tahun 2009/2010.

Berdasarkan ramalan lontara bahwa tahun 14 Desember 2010 akan memasuki tahun Dal Ri-monri dan berakhir pada November 2011, dimana karakter iklimnya adalah musim hujan pendek, kemarau panjang, angin bertiup cukup tinggi dan produksi pertanian sedang. Tahun Alif mulai akhir tahun 2011 sampai dengan awal Desember 2012, dan diprediksi hasil pertanian tinggi. Karakter iklim tahun alif adalah kemarau lebih awal dan singkat, intensitas hujan tinggi, pertumbuhan padi baik, hama kurang dan produktivitas padi tinggi. Jadi diantara 8 (delapan) tahun yang tertuang dalam lontara, maka tahun alif merupakan tahun yang paling produktif, kemudian tahun Ba', sedangkan tahun paling rendah hasilnya adalah tahun shod dan tahun wau.

Selain itu, sistem pertanian tradisional versi lontara juga mengenal masa tanam yakni "lamacitta golla", "latamma bombang", "latulekkeng eppang" dan "langgere tule". Masing-masing masa tanam ini ditentukan berdasarkan posisi letak bintang "salaga, tanra tellue, worong porong, dan pannina manue". Metode penentuan masa tanam adalah ketika bintang tepat berakumulasi pada saat mata hari terbenam atau waktu memasuki magrib.

"Lamaccitta golla" adalah masa tanam awal untuk varietas panjang berkisar 120 hari. Masa tanam ini berkisar bulan pertengahan Februari adalah persemaian benih dan masa tanamnya mulai, namun pantangannya adalah menanam padi akhir Februari. Dengan demikian padi akan dipanen pada pertengahan Juli. Tanda dan isyarat yang dilihat adalah tumbuh "serri awerrang" rumput menyerupai padi di areal persawahan dan "tanra tellue" persis berkulminasi pada saat matahari terbenam (pukul 7 malam).

"Latamma bombang", isyarat yang dapat dilihat adalah ketika air ditengah sawah tidak sedang diteduh, tidak beriak lagi. Masa hambur benih pada minggu ke-III Februari dan masa tanaman awal April.

"Latulekkeng eppang" adalah masa tanam ke tiga dengan isyarat "Makatenni assoe" (sinar matahari mulai cerah) dan bintang "Pannina manue" mulai condong ke barat. Masa ini akhir April, dan masa tanam ini yang paling terakhir. Kalaupun ada yag menanam padi setelah ini, petani bugis menyebutnya "langerre tellu", artinya jika ada yang menanam berarti tanaman padi hanya menghasilkan pakan ternak atau kekeringan.

Banyak hal yang dapat dipetik dan dipelajari di dalam buku pertanian lontara bugis sebagai kearifan lokal, yang perlu dikaji lebih dalam oleh para pakar klimatologi pertanian, budidaya dan hama penyakit, karena pengetahuan asli, tentunya sesuai dengan kondisi setempat

ARTKEL TERKAIT



No comments: