Wednesday, August 10, 2011

Bencan, Azab dan Cobaan


Belum lama tsunami bencana alam tsunami berlalu, gempa bumi yang cukup dasyat menggemparkan Jogjakarta. Kedua bencana besar ini terjadi di dua daerah istimewa. Daerah Istimewa Aceh, serta Daerah Istimewa Jogjakarta. Sungguh merupakan bencana yang “Istimewa” yang sanggup menolehkan perihatian kita padanya. Ada apa sebenarnya bangsa Indonesia ini?

Selain dua bencana “Istimewa itu masih banyak bencana-bencana yang tak kalah dasyatnya. Sesaat setelh aceh, terjadi gempa di Nias, lalu gempa di Mataram, disusul oleh gempa di tanah papua, lalu gempa di Sulawesi, banjir di Kalimantan, banjir lumpur di Sidoarjo, kekeringan di berbagai tempat, lalu tsunami ke2 di Pangandaran, Gempa Minahasa Sulteng, Singaraja Bali, Nias, tegal, dan masih banyak lagi.

Mengapa bencana demi bencana menimpa tanah air kita ini?

Sebagai orang berpendidikan dan bertakwa, sudah sepatutnya kita mengambil suatu pelajaran berharga dari kejadian ini. Selang beberapa saat setelah kedua bencana besar itu terjadi, berbondong-bondong para pejabat mendatangi daerah bencana. Apa yang dikatakan para pemimpin tersebut kepada rakyatnya yang terkena bencana? “Sabar, tabah, tawakal, dll” yang pada intinya menghimbau agar rakyat sabar dalam menghadapi bencana. Kalau kita kembali ke zaman khalifah Umar bin Khatab, yang juga merupakan sahabat Rasulullah SAW. Pada zaman tersebut juga pernah terjadi bencana gempa dasyat yang menimpa salah satu daerah yang dipimpinnya. Dan beliaupun juga mengunjungi daerah yang tertimpa gempa tersebut. Tetapi yang membuatnya sangat berbeda adalah perkataan yang dilontarkan beliau. Khalifah Umar berkata “Wahai rakyatku, dosa besar apa yang kalian lakukan sehingga Allah menimpakan azab seperti ini!”.

Sebagian orang mungkin akan berpikir bahwa perkataan itu kasar, apalagi kepada orang yang tertimpa musibah. Tapi, Khalifah Umar berkata demikian bukan tanpa sebab musababnya. Umar lebih mengajak rakyatnya mengintrospeksi diri, dan inilah yang seharusnya kita lakukan. Dalam Al-Quran, Surat Hud ayat ke 109 yang berbunyi : “Dan Tuhan-mu sekali-kali tidak akan membinasakan negri-negri secara zalim, sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat KEBAIKAN”. Lalu mari kita beralih ke Surat Al-Qasas ayat ke 59 disebutkan :

“…..dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota, kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan KEZALIMAN”.

Lalu dosa besar apa yang dilakukan masyarakat kota-kota Jogjakarta sehingga Allah menimpakan bencana gempa ini pada mereka? Yang paling kelihatan mencolok adalah Syirik (Menyekutukan Allah). Sebelum bencana Gempa Bumi terjadi, masyarakat Jogja melakukan ritual melarung kepala kerbau agar terhindar dari bencana letusan gunung merpi. Dan ini terjadi di banyak tempat di Indonesia, termasuk pada tanggal 24 Juli 2006 di Kediri, Jawa Timur bahkan berncana menjadikannya program tahunan untuk menghindarkan daerahnya dari bencana. Dan juga ritual-ritual lainnya yang tidak diajarkan oleh agama Islam yang sepertinya sudah menjadi tradisi bangsa ini.
Padahal Syirik merupaka dosa yang amat besar, bahkan sampai-sampai Allah akan menghapus semua amalan yang telah dilakukannya jika seseorang melakukan dosa Syirik
.
Seperti yang telah tertuang dalam Az-zumar (39) ayat yang ke 65, yang berbunyi sebagai berikut :

“……..”Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
Ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga, orang yang melakukan dosa syirik, selain amalannya dihapus semua oleh Allah, dosanya tidak diampuni oleh Allah. Dalilnya bisa kita lihat dalam surat yang ke empat An-Nisa’ ayat yang ke 48 :

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah membuat dosa yang besar”. Dan Syirik merupakan suatu KEZALIMAN yang besar, yang bisa anda lihat pada surat Luqman (31) ayat yang ke 13 : “Dan (ingatlah) ketika luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:”Hei anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah nyata-nyata KEZALIMAN yang besar”. Dan ini pas jika kita lihat lagi Surat Al-Qasas ayat ke 59 disebutkan :
“…..dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota, kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan KEZALIMAN”. Jadi jangan heran jika Allah menimpakan Azab pada penduduk Jogja yang telah berbuat kezaliman.

Lalu bagaimana dengan kota-kota lainnya? Dosa besar apa yang mereka lakukan? Jika kita bahas satu persatu, artikel ini akan berubah menjadi buku. Jadi mari kita cermati saja untuk untuk tahapan nasional, karena azab dengan banyaknya bencana di kota-kota negri Indonesia ini juga merupakan peringatan Allah pada bangsa Indonesia secara keseluruhan yang banyak bergelimpangan dosa. Dosa apa? Syirik? Korupsi? Sogok-Menyogok? Narkoba? Judi? Mabuk? Perzinaan? Dan mungkin masih banyak lagi dosa-dosa bangsa ini yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Marilah kita renungi bersama, dosa-dosa yang telah kita lakukan. Jangan sampai Allah menimpakan azabnya lagi. Apakah kita ingin di berikan azab secara langsung agar sadar? Semoga tidak. Dan semoga kita bisa mengambil pelajaran yang amat berharga dari bencana ini. Jika, kita mengaku sebagai seorang muslim, jangan sampai berbuat syirik, karena Syirik merupakan salah satu pembatal keislaman seseorang.
Dan Sebagai penutup marilah kita berdoa, seperti yang dibaca oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam; setiap malam sebelum merebahkan tubuhnya di peraduan:

Artinya: “Segala puji bagi Allah Yang telah memberi kita makan, minum dan mencukupi kita, serta memberi kita tempat tinggal. Betapa banyak orang yang tidak mendapatkan yang mencukupi dia serta memberi dia tempat tinggal”. [HR Muslim dari Anas bin Malik]


ARTKEL TERKAIT



No comments: