Saturday, March 22, 2014

Dampak Misteri Krisis AS & Eropa terhadap Indonesia

Belajar Sejarah dari Kisah Negara-negara Plural-Multikultural yang pecah.


Di dunia ini negara-negara yang jumlah penduduknya besar Kalau diurut dari yang terbesar, maka peringkatnya di tahun 2012 adalah:


  1. China, 1,3 milyar jiwa.
  2. India,  1,2 milyar jiwa.
  3. Amerika Serikat, 311 juta jiwa.
  4. Indonesia, 242 juta jiwa.
  5. Brazilia, 196 juta jiwa.

Tapi kalau yang dilihat adalah negara-negara besar dengan tingkat pluralitas dan derajat multikulturalitas yang tinggi, itu ceritanya lain lagi. Apalagi bila dirinci mana saja dari negara-negara besar yang multikultur dan plural itu yang kemudian bubar atau pecah, informasinya ada di bawah ini:


  1. India. Tahun 1947 pecah menjadi India dan Pakistan, dan pada tahun 1971, Pakistan pecah menjadi Pakistan dan Bangladesh.
  2. Uni Soviet.  Tahun 1991 pecah menjadi 15 negara baru.
  3. Yugoslavia. Tahun 1992 pecah menjadi 6 negara baru.

Jadi, yang belum bubar mungkin tinggal China, AS dan Indonesia saja.
Menyedihkan memang, kalau sampai bubar atau pecah. Kalau bubar dan pecahnya damai sih masih mending, tapi yang terjadi di negara-negara yang sudah bubar itu sini justru konflik horizontal antar warga yang penuh tragedi yang amat berdarah-darah, serta menyisakan trauma yang berkepanjangan, segudang dendam kesumat, dan mungkin sejumlah kisah kasih tak sampai.

Sebaiknya Anda bisa melihat sendiri saja fakta sejarah pecahnya negara-negara India, Uni Soviet dan Yugoslavia dari internet, agar bisa disimak siapa yang bertikai, dan Anda bisa menyimpulkan sendiri apa penyebabnya.  Saya akan menunggu Anda selesai membacanya, dan sesudah itu saya akan mengajukan sebuah pertanyaannya:  apakah bubarnya atau pecahnya negara yang plural dan multikultur itu sebuah bukti berlakunya proses hukum alam biasa, atau karena ada kekuatan yang sengaja berbuat di belakang layar?

Inilah yang sepatutnya dipelajari dari sejarah, buat kita di Indonesia, kalau kita tidak mau Indonesia bubar.


 Tujuh Strategi Dunia Menghancurkan Indonesia
Djujoto Suntani dalam bukunya berjudul "Tahun 2015 Indonesia "Pecah"", mengisyaratkan sebuah warning kepada rakyat Indonesia, bahwa Indonesia bubar atau pecah bukan sesuatu yang mustahil terjadi, kalau melihat gejala-gejalanya di dalam negeri, dan fakta yang terjadi di balik pecahnya negara-negara India, Uni Soviet, dan Yugoslavia. Argumentasinya tersebut dapat Anda lihat sendiri di website:

http://fenz-capri.blogspot.com/2010/07/ramalan-indonesia-akan-pecah-di-tahun.html
Adapun intisari warning-nya - yaitu "tujuh strategi menghancurkan Indonesia" saya coba tulis untuk Anda di bawah ini:

  1. Memperlemah Negara Kesatuan (NKRI). Secara pelan tapi pasti, mereka mendorong Indonesia ke arah jurang kehancuran dengan memecah belah seluruh anak bangsa. Jaringan global itu kini telah membuat 'peta baru' NKRI menjadi '17 negara merdeka'.
  2. Menghapus Ideologi Pancasila. Begitu terjadi krisis ekonomi dan politik pada tahun 1998, secara pelan-pelan terjadi delegitimasi terhadap eksistensi Pancasila. Dimulai dengan metode penghapusan lembaga BP-7, pembubaran Tim P-7, sampai menghilangkan penataran P-4 dengan target generasi baru tidak lagi mengenal Pancasila.
  3. Menghapus Rasa Cinta Tanah Air. Strategi menghapus rasa cinta tanah air dilakukan jaringan the Lucifers Conspiration dengan sangat halus. Pertama, menjadikan uang sebagai dewa. Kedua, membuka kran kebebasan pers sehingga semua keburukan Indonesiaa diberitakan secara vulgar oleh media kita sendiri, terutama media elektronik. Ketiga, penciptaan citra Indonesia sarang teroris. Keempat, menghilangkan budaya kekerabatan, sehingga anak-anak muda tidak lagi menghormati orang tua. Melalui empat cara yang dikemas secara halus, masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, lebih mengunggulkan budaya asing (Barat) daripada budaya sendiri.
  4. Menempatkan uang sebagai Dewa. Uang telah ditempatkan di atas segala-galanya. Implikasi serius dari pendewaan terhadap uang menjadikan korupsi merajalela di seluruh sektor kehidupan.
  5. Menciptakan Sistem Multi Partai. Sistem multipartai berakibat merenggangkan hubungan kekerabatan, persaudaraan, kebersamaan sesama anak bangsa. Semakin banyak partai pasti membuat republik semakin runyam. Masing-masing partai punya agenda sendiri, punya program sendiri, punya misi sendiri, punya target sendiri, dan punya pendukung sendiri. Benturan kepentingan antar partai tidak bisa dihindarkan. Bentrokan antar pendukung partai di lapis bawah menjadi menu makanan sehari-hari.
  6. Menumbuhkan Sekulerisme. Bisa dikatakan, upaya menerapkan paham sekulerisme secara verbal di negeri ini pasti sulit atau bahkan 'tidak mungkin' dalam waktu dekat. Namun jaringan the Luciferians Conspiration tidak pernah kehilangan strategi. Secara formal memang sulit, atau bahkan tidak mungkin, tetapi secara informal, secara 'spirit', sekulerisme telah tumbuh pesar di bumi Indonesia.
  7. Membentuk Tata Dunia Baru. The Luciferians memiliki skenario global membentuk "Tata Dunia Baru". Dunia di-setting berada dalam satu kendali. Mereka menghendaki dunia berada dalam "satu pemerintahan, satu mata uang, dan satu agama". Sistem ini ternyata cukup sukses diterapkan di Indonesia.

ARTKEL TERKAIT



No comments: