Monday, April 23, 2012

Tips Seputar Pinjaman Kredit Tanpa Agunan


Kredit tanpa agunan merupakan salah satu cara Anda untuk memperoleh uang yang cepat baik digunakan untuk keperluan bisnis, biaya mendadak dan modal usaha.

Kemudahan proses peminjaman membuat kita jadi tergiur untuk menggunakannya dan juga tanpa barang jaminan sama sekali. Namun tanpa kita sadari bunga flat yang ditawarkan sebenarnya bisa berkali lipat dari jumlah pinjaman awalnya.

Namun banyak sekali yang akhirnya terjerat dan tidak bisa mengatasi hutang dari kredit tanpa agunan ini. Disini ada beberapa tips dalam memilih kredit tanpa agunan yang tepat:

- Pinjamanlah KTA sesuai dengan keperluan Anda. Hindari meminjam dari kebutuhan Anda, karena semakin besar pinjaman, semakin besar pula bunga yang harus dibayar.


- Pilih KTA dengan jangka waktu yang singkat, karena semakin singkat semakin baik dan cepat lunas dengan bunga yang tergolong rendah dari pada mengambil jangka panjang.

- Survey bank yang memiliki bunga KTA yang lebih ringan dan juga bisa jangka pendek.

- Hindari menggunakan kredit tanpa agunan untuk membeli barang konsumtif, seperti beli HP baru atau menutup utang kartu kredit Anda.

Sebaiknya jika anda terjerat dengan Kredit tanpa agunan, anda sebaiknya langsung berkonsultasi dengan pihak bank untuk menyelesaikan masalah. Jika tidak, anda mungkin akan terganggu oleh kehadiran debt collector yang akan menagih terus dan membuat hidup Anda tidak nyaman.

Semoga tips ini bisa bermanfaat untuk anda yang ingin memilih kredit tanpa agunan.


Jenis Pinjaman Untuk Modal
Sebagian besar dari Anda, ketika mendengar kata pinjaman, pasti langsung mengasosiasikannya dengan kredit bank. Tidak salah memang, tetapi yang dimaksud dengan pinjaman jauh lebih luas dari sekadar kredit bank. Sebagaimana telah ***las dirubrik ini, mencari pinjaman untuk berinvestasi bukanlah hal buruk, sepanjang kegunaannya untuk kegiatan produktif dan dari kegiatan tersebut pinjaman bisa dibayar kembali.

Memang, kelazimannya, pinjaman dalam bentuk nonkredit lebih sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Misalnya, perusahaan menerbitkan obligasi atau surat utang jangka panjang dan kemudian dijual kepada masyarakat atau pihak yang berminat. Namun, pinjaman model seperti itu hanya bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah berjalan dan memenuhi berbagai persyaratan yang cukup rumit. Lantas, bagaimana dengan perusahaan baru atau bahkan perusahaan perorangan? Apakah tidak ada alternatif lain dalam mencari pinjaman, selain dalam bentuk kredit bank? Jelas ada.

Dalam konsep manajemen keuangan, pencarian modal untuk berbisnis sebenarnya bisa dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama adalah dengan modal sendiri. Ini yang sangat lazim terjadi. Selanjutnya, jika perusahaan sudah mulai jalan, untuk mencari modal tambahan bisa saja menggunakan modal ventura (venture capital).

Dalam realitasnya, apa yang dipaparkan di atas tentu saja tidak semudah dibayangkan. Untuk mencari modal dari venture capital, misalnya, pemilik usaha harus mempunyai konsep usaha dan bisnis yang jelas. Selain itu, proyek atau bisnis yang hendak dikembangkan memang memiliki prospek yang bagus.

Oke, lantas bagaimana jika ternyata alternatif sumber dana dalam bentuk Pinjaman Modal dari berbagai lembaga tersebut sulit untuk diperoleh? Apakah kemudian pasrah? Jelas tidak. Ada beberapa alternatif sumber dana untuk memperoleh pinjaman yang sebenarnya relatif paling mudah, tetapi sering kali luput dari perhatian. Salah satunya adalah lembaga pegadaian. Lembaga ini dulu sering kali ditafsirkan hanya melayani ”orang-orang susah” yang butuh uang. Dan, kalangan ini, demi memperoleh pinjaman boleh menggadaikan apa saja, mulai dari emas, motor, radio, televisi, sampai sarung.

Yang harus diperhatikan dalam memperoleh pinjaman dari pegadaian sebenarnya adalah bahwa pinjaman tersebut mesti bersifat sementara. Artinya, jangan dijadikan sebagai sumber dana jangka panjang.

Apa yang dimaksud dengan sumber dana pinjaman yang bersifat lebih lunak? Pinjaman yang semata-mata didasarkan atas kepercayaan. Konkretnya, pernahkah Anda berpikir untuk mendapatkan pinjaman dari orang-orang terdekat Anda? Pinjaman dari om, tante, kakak, adik, sepupu, sahabat, dan lain sebagainya?

Sederhana saja. Dalam mekanisme Pinjaman Modal ada hak dan kewajiban. Hal tersebut mesti dituangkan dalam kesepakatan tertulis yang berkekuatan hukum. Jadi, ada tanggung jawab hukum bagi kedua belah pihak. Mungkin, Anda akan bertanya, kok pinjaman sama teman saja mesti pakai kesepakatan tertulis? Anda bisa berpendapat seperti itu karena saat ini belum ada masalah. Coba kalau di kemudian hari ada masalah, pasti akan sangat merepotkan karena hak dan kewajiban yang diperjanjikan tidak tertuang secara tertulis. Jadi, sekali lagi, pinjaman kepada sanak saudara pun sebaiknya dituangkan dalam perjanjian. Lalu, disebutkan semua hak dan kewajiban, termasuk konsekuensi jika Anda wan prestasi dalam membayar kewajiban tersebut.


Memahami Jenis Bunga Pinjaman dari Bank
Anda ingin mengajukan Pinjaman Modal untuk usaha anda ke bank? Sebaiknya Anda mengetahui jenis bunga pinjaman uang ke bank memang karena setiap pinjaman anda akan selalu diikuti dengan bunga. Sementara berbeda tipe pinjaman, beda pula tipe bunganya. Agar tak terjerat bunga pinjaman, kenali jenisnya:

1. Bunga tetap (fixed interest)
Suku bunga ini akan berubah selama periode tertentu sesuai kesepakatan. Jika suku bunga pasar berubah (naik atau turun), bank atau lembaga pembiayaan akan tetap konsisten pada suku bunga yang telah ditetapkan.

2. Bunga mengambang (floating interest)
Suku bunga akan mengikuti naik-turunnya suku bunga pasar. Jika suku bunga pasar naik, maka bunga kredit pun akan ikut naik. Demikian pula sebaliknya. Sistem ini diterapkan pada KPR, kredit Pinjaman Modal kerja, usaha, dan investasi.

3. Bunga flat (flat interest)
Pada sistem ini, jumlah pembayaran utang pokok dan bunga kredit besarnya sama tiap bulan. Bunga ini diperuntukkan kredit jangka pendek seperti kredit kendaraan dan KTA.

4. Bunga efektif (effective interest)
Perhitungan beban bunga dihitung setiap akhir periode pembayaran angsuran berdasarkan saldo pokok. Jadi, beban bunga akan semakin menurun setiap bulan karena pokok utang jadi berkurang.

5. Bunga anuitas (anuity interest)
Dalam perhitungan anuitas, porsi bunga pada masa awal sangat besar, sedangkan porsi angsuran pokok sangat kecil. Namun, mendekati akhir masa kredit, keadaan akan berbalik.


Bijak Mengambil Kredit Tanpa Agunan
1. Jangan mengambil pinjaman atau Kredit Tanpa Agunan karena ingin, melainkan bila memang ada kebutuhan yang mendesak, misalnya membayar tagihan rumah sakit sementara tak ada simpanan di tabungan.

2. Jangan memanfaatkan Kredit Tanpa Agunan sebatas untuk membeli aset yang menurun harganya, seperti barang-barang elektronik. Begitu juga membeli mobil, berlibur, dan kebutuhan lain yang bersifat konsumtif.

3. Pastikan pembayaran cicilannya. Bila memang tersedia dana di tabungan, prioritaskan tabungan lebih dulu untuk melunasi tagihan tersebut sebelum mengajukan KTA.

4. Jangan “memarkir” dana pinjaman KTA ke dalam tabungan, karena bunga yang diterima dari tabungan pastilah jauh lebih kecil daripada beban bunga kredit yang harus dibayarkan. Bunga tabungan hanya berkisar 8%, sementara beban bunga kredit KTA bisa mencapai lebih dari 20% per tahun.

5. Pinjaman KTA boleh digunakan untuk menutup tagihan kartu kredit, asalkan dengan asumsi bunga KTA lebih rendah dibanding bunga yang diberlakukan bank penerbit kartu kredit. Bila Anda masih tetap menggunakan kartu kredit secara berlebihan, solusi membayar tagihan dengan meminjam KTA tetap tidak memberikan keamanan finansial untuk jangka panjang.

Jadi, segencar apa pun promosi yang dilakukan pihak bank, mereka tetap tidak dapat disalahkan. Kita sendirilah pengendali keuangan keluarga kita.



Cara Jitu Menentukan Modal Usaha Anda
Sering kan kita bertanya kepada orang yang sudah membuka usaha: “Berapa sih modal atau Pinjaman Modal yang Anda butuhkan dulu itu ketika membuka usaha Anda yang sekarang ini?”. Jawaban yang seringkali muncul adalah: “…sekian juta rupiah, atau sekian belas juta rupiah….” betul kan? Prinsipnya, ada angka yang keluar. Tapi, kalau Anda yang ditanya seperti itu, belum tentu Anda bisa menjawab. Karena umumnya ketika kita ingin menjalankan bisnis, banyak diantara kita yang tidak tahu bagaimana cara menghitungnya.

Nah, kali ini saya akan membagi rahasia kepada Anda tentang cara menghitung jumlah modal atau pinjaman modal yang Anda butuhkan bila ingin memulai sebuah usaha.

Pada prinsipnya, dalam menjalankan usaha, hanya ada 3 jenis modal yang akan Anda keluarkan:

1. Modal Investasi Awal
2. Modal Kerja
3. Modal Operasional

Mari kita membahasnya satu per satu.

1.MODAL INVESTASI AWAL
Apa sih yang dimaksud modal investasi awal? Ini adalah jenis modal yang harus Anda keluarkan di awal, dan biasanya dipakai untuk jangka panjang. Contoh-contoh modal ini adalah bangunan, peralatan seperti komputer, kendaraan, perabotan kantor dan barang-barang lain yang dipakai untuk jangka panjang.

Kalau usaha Anda usaha bengkel motor, maka modal investasi awal Anda adalah bangunan, alat-alat perbengkelan, dan perabot lain yang dibutuhkan di bengkel tersebut. Kalau usaha Anda toko, maka modal investasi awal Anda adalah rak, meja, bahkan mungkin juga mesin kasir.

Biasanya, modal atau pinjaman modal ini nilainya cukup besar karena dipakai untuk jangka panjang. Tetapi nilai dari Modal Investasi Awal ini akan menyusut dari tahun ke tahun bahkan bisa dari bulan ke bulan.

2.MODAL KERJA
Ini adalah modal yang harus Anda keluarkan untuk membeli atau membuat barang dagangan Anda. Modal kerja ini bisa dikeluarkan setiap bulan, atau setiap datang order.

Sebagai contoh, kalau usaha Anda usaha tempat makan, maka modal kerja yang Anda butuhkan adalah modal untuk membeli bahan makanan. Kalau usaha Anda usaha pem buatan barang kerajinan, maka modal kerja Anda adalah uang yang Anda keluarkan untuk membeli bahan baku. Kalau usaha Anda adalah jasa fotokopi, ya modal atau pinjaman modal kerja Anda uang yang Anda keluarkan untuk membeli kertas, tinta, dan lain sebagainya.

Prinsipnya, tanpa modal kerja, Anda tidak akan bisa menyelesaikan order Anda atau tidak memiliki barang dagangan. Nanti, bisa-bisa Anda malah tidak akan dapat pembeli karena barangnya saja tidak ada. Itulah pentingnya modal kerja.

3.MODAL OPERASIONAL
Modal yang terakhir adalah modal operasional. Modal operasional adalah modal yang harus Anda keluarkan untuk membayar biaya operasi bulanan dari bisnis Anda. Contohnya pembayaran gaji pegawai, pulsa telepon bulanan, PLN, air, bahkan retribusi.

Pos-pos dalam modal atau pinjaman modal operasional ini pada setiap bisnis umumnya hampir sama. Ini karena pada prinsipnya, yang dimaksud dengan modal operasional adalah uang yang harus Anda keluarkan untuk membayar pos-pos biaya di luar bisnis Anda secara langsung. Jadi, Modal Operasional ini biasanya dibayar secara bulanan.


Tips Pintar Agar Tidak Terjebak Kredit Tanpa Agunan
1. Jangan mengambil pinjaman karena ingin, melainkan bila memang ada kebutuhan yang mendesak, misalnya membayar tagihan rumah sakit sementara tak ada simpanan di tabungan.

2. Jangan memanfaatkan pinjaman sebatas untuk membeli aset yang menurun harganya, seperti barang-barang elektronik. Begitu juga membeli mobil, berlibur, dan kebutuhan lain yang bersifat konsumtif.

3. Pastikan pembayaran cicilannya. Bila memang tersedia dana di tabungan, prioritaskan tabungan lebih dulu untuk melunasi tagihan tersebut sebelum mengajukan Kredit Tanpa Agunan.

4. Jangan “memarkir” dana pinjaman Kredit Tanpa Agunan ke dalam tabungan, karena bunga yang diterima dari tabungan pastilah jauh lebih kecil daripada beban bunga kredit yang harus dibayarkan. Bunga tabungan hanya berkisar 8%, sementara beban bunga kredit Kredit Tanpa Agunan bisa mencapai lebih dari 20% per tahun.

5. Pinjaman Kredit Tanpa Agunan boleh digunakan untuk menutup tagihan kartu kredit, asalkan dengan asumsi bunga Kredit Tanpa Agunan lebih rendah dibanding bunga yang diberlakukan bank penerbit kartu kredit. Bila Anda masih tetap menggunakan kartu kredit secara berlebihan, solusi membayar tagihan dengan meminjam Kredit Tanpa Agunan tetap tidak memberikan keamanan finansial untuk jangka panjang.

Jadi, segencar apa pun promosi yang dilakukan pihak bank, mereka tetap tidak dapat disalahkan. Kita sendirilah pengendali keuangan keluarga kita.









ARTKEL TERKAIT



No comments: