Monday, September 26, 2011

Apakah Hakikat Jin itu?

Secara leksikal, jin adalah makhluk yang tidak tampak yang kriterianya banyak tercantum di dalam Al-Qur’an, di antaranya:

1. Sebuah makhluk yang tercipta dari kobaran api, berbeda dengan manusia yang diciptakan dari tanah.

Dan Ia menciptakan jin dari kobaran api. (QS. Ar-Rahman [55]: 15

2. Makhluk ini mempunyai ilmu, daya maham, dan kemampuan untuk menentukan yang hak dan yang batil, serta dapat berargumentasi. (Hal ini terdapat dalam berbagai ayat dari surat Al-Jin).

3. Mempunyai taklif (kewajiban) dan tanggung jawab. (Silahkan rujuk ayat-ayat dari surat Al-Jin dan Ar-Rahman).

4. Sekelompok dari mereka adalah mukmin yang salih, dan sekelompok yang lain adalah kafir.

Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang salih, dan di antara kami ada pula yang tidak demikian. (QS. Al-Jin [72]: 11)

5. Mereka mempunyai Hari Mahsyar, Kebangkitan dan Hari Akhir.

Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka jahannam. (QS. Al-Jin [72]: 15)

6. Mereka sebelumnya mempunyai kekuatan untuk menembus langit, mendapatkan khabar, dan mencuri pendengaran yang kemudian dilarang oleh Allah swt.

Dan sesungguhnya kami dahulu bisa menduduiki tempat di langit itu untuk mendengarkan [berita-beritanya]. Akan tetapi, sekarang, barangsiapa [mencoba] untuk mendengarkan [seperti itu] tentu akan menjumpai panah api yang mengintai [untuk membakarnya]. (QS. Al-Jin [72]: 9)

7. Mereka melakukan interaksi dan komunikasi dengan sebagian manusia dan dengan pengetahuannya yang terbatas tentang rahasia Hari Akhir, mereka berusaha menyesatkan manusia.

Dan bahwasanya ada beberapa orang lelaki di antara manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa lelaki dari golongan jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. Al-Jin [72]: 6)

8. Di antara mereka ditemukan individu-individu yang mempunyai kekuatan yang luar biasa, sebagaimana hal ini juga sering didapatkan di dalam dunia manusia.

Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin, “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu, sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya [dan aku] dapat dipercaya. (QS. An-Naml [27]: 39)

9. Mereka mempunyai kekuatan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi kebutuhan manusia.

... dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya [baca: di bawah kekuasaan Nabi Sulaiman a.s.] dengan izin Tuhannya. ... Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, dan piring-piring yang [besarnya] seperti kolam, serta periuk yang tetap [berada di atas tungku] .... (QS. Saba’ [34]: 12-13)

10. Penciptaan mereka di atas bumi lebih awal daripada penciptaan manusia.

Dan Kami menciptakan jin sebelum [Adam] dari api yang sangat panas. (QS. Al-Hijr [15]: 27)

Selain itu, dengan merujuk kepada beberapa ayat Al-Qur’an bisa dipahami dengan baik bahwa —berbeda dengan apa yang masyhur di kalangan awam bahwa mereka (jin) adalah lebih baik dan unggul di atas kita— manusia adalah sebuah makhuk yang lebih baik dari mereka. Ini didukung oleh realita bahwa seluruh nabi Allah diangkat dari kalangan para manusia, dan jin hanya beriman dan mengikuti Rasulullah saw. yang berasal dari kalangan manusia.

Pada prinsipnya, diwajibkannya setan—yang berdasarkan penjelasan Al-Qur’an adalah dari kalangan para pembesar jin untuk sujud di hadapan Adam pada hari itu- menunjukkan keutamaan jenis manusia atas jin. Al-Qur’an dalam salah satu ayatnya berfirman, “Dan [ingatlah] ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu sekalian kepada Adam.’ Maka, sujudlah mereka kecuali iblis, dan ia adalah dari golongan jin ....” (QS. Al-Kahfi [18]: 50)

Semua penjelasan yang telah kami utarakan di atas adalah pembahasan mengenai makhluk yang tidak bisa diraba ini dari pandangan Al-Qur’an, yang semua pembahasannya tidak tercemari oleh khurafat dan statemen-statemen non-ilmiah. Akan tetapi, kita mengetahui bahwa masyarakat awam yang kurang informasi mengenai hal ini menciptakan khurafat yang begitu banyak tentang makhluk ini yang sama sekali tidak sesuai dengan rasio kita. Atas dasar ini, banyak sekali realita yang penuh khurafat dan tidak logis senantiasa dinisbahkan kepada jin. Ketika jin dibicarakan, sejumlah khurafat akan tampak pula di dalamnya. Di antaranya, mereka mengaggapnya sebagai makhluk yang mempunyai bentuk serbaaneh, mengerikan, beracun ekornya, berbahaya dan senantiasa mengganggu, menimbulkan permusuhan dan kedengkian, melakukan perbuatan yang sangat jelek, sehingga mungkin saja mereka akan membakar sebuah rumah dengan menuangkan sepanci air panas di tempat yang kosong, dan penisbahan-penisbahan lainnya.

Sementara, apabila topik jin ini dipisahkan dari khurafat-khurafat yang ada, hasil-hasil dari pembahasan ini akan betul-betul bisa diterima. Karena, tidak ada sedikit pun dalil atas keterbatasan makhluk-makhluk hidup hanya pada makhluk yang bisa kita lihat. Bahkan, para ulama dan ilmuwan ilmu alam mengatakan, “Makhluk yang bisa diketahui oleh panca indera manusia dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang tidak bisa diketahui oleh panca indera, tidaklah seberapa.”

Pada kurun terakhir, yaitu sebelum para ilmuwan mampu menemukan adanya makhuk-makhluk hidup yang bisa dilihat dengan mikroskop, tak seorang pun yang percaya bahwa di dalam setetes air atau setetes darah ternyata terdapat beribu-ribu makhluk hidup yang manusia tidak mampu melihatnya.

Demikian juga para ilmuwan mengatakan, “Mata kita hanya melihat warna-warna yang terbatas, telinga kita hanya mampu mendengar gelombang suara yang terbatas pula. Sementara, warna dan suara yang tidak bisa ditangkap oleh kemampuan panca indera manusia sebenarnya lebih banyak dan lebih berfariasi dari apa yang bisa ditangkap oleh panca indera manusia.”

Kalau saja keadaan dunia ini seperti itu, lalu msaihkah kita menganggap aneh bahwa di alam ini terdapat pula makhluk-makhluk hidup yang tidak bisa kita raba dengan panca indera kita, dan mengapa kita tidak mau menerima seorang pemberi informasi yang jujur dan benar seperti Rasulullah saw.?

Walhasil, di satu sisi, Al-Qur’an; kalam yang selalu berfirman jujur ini, telah memberikan informasi tentang adanya jin ini dengan keunikan-keunikan sebagaimana tersebut sebelumnya, dan di sisi yang lain, tidak ada satu pun dalil yang logis untuk menafikan hal tersebut. Oleh karena itu, hal ini haruslah diterima dan hendaklah menghindarkan diri dari segala apologi yang salah dan tidak pada tempatnya sebagaimana hendaklah menghindari khurafat-khurafat yang dilontarkan oleh masyarakat awam berkaitan dengan masalah ini.

Satu hal penting yang perlu mendapatkan perhatian pula adalah, bahwa jin terkadang mengindikasikan satu arti yang lebih luas; yang meliputi pula makhluk-makhluk hidup yang tidak bisa dilihat, yaitu mereka yang mempunyai kemampuan rasionalitas dan pemahaman maupun mereka yang tidak mempunyai kemampuan tersebut. Bahkan, sekelompok hewan yang bisa dilihat dengan mata telanjang dan biasanya bersembunyi di lubang-lubang termasuk pula ke dalam arti ini.

Bukti atas pernyataan di atas adalah sebuah hadis Rasulullah saw. yang bersabda, “Allah menciptakan jin dalam lima spesis: pertama, spesis seperti angin dan udara (yang tidak bisa diraba), kedua, spesis dengan bentuk ular-ular, ketiga, spesis dengan bentuk kala jengking, keempat, spesis dengan bentuk serangga-serangga bawah tanah, dan kelima, spesis yang mempunyai kedudukan sebagaimana manusia, yang pada kelompok ini terdapat pula hisab dan balasan.”

Dengan memperhatikan riwayat ini dan arti yang begitu luas tentang jin, banyak perkara yang telah dijelaskan dalam riwayat-riwayat dan cerita-cerita berkaitan dengan jin akan menjadi terpecahkan.

Misalnya dalam sebagian riwayat, Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. berkata, “Janganlah meminum air dari bagian gelas yang pecah atau dari bagian pegangannya, karena setan duduk pada bagian pegangan dan pada permukaan bagian yang pecah tersebut.”

Dengan memperhatikan bahwa setan adalah jin dan bagian gelas yang pecah serta pegangannya merupakan tempat berkumpulnya kuman dan bakteri, maka sangat tidak mungkin bila jin dan setan dalam arti umumnya meliputi pula makhluk-makhluk semacam ini, walaupun mempunyai makna yang khusus. Yaitu, sebuah makhluk yang mempunyai pemahaman, inteligensia, tanggung jawab, dan kewajiban. Dan riwayat-riwayat yang berkaitan dengan masalah ini sangatlah banyak.

ARTKEL TERKAIT



No comments: