Presiden Bush ke
Istana Bogor 20 November 2006
Perhatikan!
Silahkan Anda simak kembali lebih teliti uraian tentang misteri Perjanjian
Green Hilton 1963 pada topik sebelum ini. Pada alinea
ke-10 tertulis bahwa akhir jatuh tempo pengembalian biaya sewa kolateral milik
bangsa Indonesia adalah tanggal 21 November 2006, bukan?
Hmmm...
Ada apa dengan fakta bahwa pada tanggal 20 November 2006, Presiden AS Bush Jr. datang hanya 6 (enam) jam ke
Indonesia? Mau ngapain? Mengapa kok ke Istana
Bogor?
Misterius banget, tidak tahu agenda apa yang
sedang mau dibicarakan dengan SBY..? denger-denger di TV ada pembbicaraan
tertutup antara kedua prediden itu ! Okokokok…!!
Sekilas, kunjungan itu kunjungan biasa saja, yang justru aneh adalah
pengawalannya begitu amat super ketat.
Mengapa sampai perlu dibuat helipad khusus di halaman dalam di dalam kompleks
Istana Bogor? Kok repot-repot amat?
Berikut ini akan saya tautkan
beberapa berita liputan pers seputar kedatangan Mr. Bush tersebut, suasana
menjelang kedatangan, suasana sekitar Istana, dan biaya perhelatan tamu, untuk
kita simak bersama:
Alasan kunjungan yang "ditampilkan ke permukaan"
adalah membicarakan topik kesehatan, investasi, pendidikan, reformasi dan
kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi, dalam jumpa pers Presiden SBY – Bush,
topiknya melebar tentang counter terrorism dan
penyelesaian invasi AS ke Irak."
Lho, lalu............... soal utang yang jatuh tempo besoknya pigimana
urusannya. cing?
Karena topik tentang pengembalian utang tidak ada disebut-sebut dalam
"komunike bersama" dalam jumpa pers sebelum Presiden Bush pamitan,
maka mau tidak mau ada empat kemungkinan yang muncul
atau empat tafsir yang berbeda:
1. Cerita tentang Perjanjian Green Hilton itu sebenarnya
fiktif, sehingga tidak ada ceritanya AS mesti mengembalikan uang
sewa kolateral kepada rakyat Indonesia tanggal 21 November 2006.
2. Cerita tentang Perjanjian Green Hilton itu sebenarnya terjadi dan otentik, tapi peristiwa itu sifatnya - maaf - rekayasa oleh para penandatangan perjanjian Green Hilton untuk nyoba-nyoba mencairkan asset logam mulia milik dinasti? Sehingga apa yang mau dikembalikan wong ikhtiar pencairannya saja tidak tembus?
2. Cerita tentang Perjanjian Green Hilton itu sebenarnya terjadi dan otentik, tapi peristiwa itu sifatnya - maaf - rekayasa oleh para penandatangan perjanjian Green Hilton untuk nyoba-nyoba mencairkan asset logam mulia milik dinasti? Sehingga apa yang mau dikembalikan wong ikhtiar pencairannya saja tidak tembus?
3. Cerita tentang Perjanjian Green Hilton itu sebenarnya betul dan
hidup, hanya saja Presiden SBY sampai Presiden Bush pamitan pun belum
tahu ada perjanjian lama tingkat
tinggi itu. Jadi bagaimana mau nanya apalagi nagih, wong
beliau tidak tahu?
4. Cerita tentang Perjanjian Green Hilton itu sebetulnya benar dan
berisi, cuman SBY tidak sampai hati atau segan menanyakan
ini-itu tentang biaya sewa kolateral yang amat gede banget itu. Ah......
masa sih?
Hmmmm..... menurut Anda, dari keempat kemungkinan di atas, manakah yang paling
masuk di akal dan manakah yang paling mendekati kebenaran?
Misteri Pencairan
Baru Sebagian Dana Amanah
Tahun 2008 adalah mulai terjadinya krisis finansial yang melanda AS dan Uni
Eropa, yang sampai saat ini pun pemulihannya semu belaka. Alhasil, terjadi
pengangguran yang meningkat drastis dan demo anti pengetatan anggaran marak di
ibukota negara-negara tersebut. Negara yang nyaris bangkrut seperti
Yunani, Islandia, Portugal, bahkan
Spanyol kemudian help kucuran dana talangan kepada
negara-negara yang lebih kuat, kepada Jerman terutamanya pimpinan Ibu Merkel.
Namun karena dana talangan bukan tidak tak terbatas dan itu sejatinya bertumpu
pada besar kecilnya asset cadangan emas yang dimiliki negara masing-masing
untuk bertahan, maka para petinggi negara-negara Uni Eropa, AS, dan IMF mencari
solusi yang lebih paripurna dan langgeng, yang ujung-ujungnya mau tidak mau
suka tidak suka musti menoleh kepada keberadaan asset cadangan emas
"nganggur" yang luar biasa
besarnya di gudangnya di Swiss. Hanya dengan pencairan "asset tidur"
itulah, Uni Eropa dan AS diyakini bisa pulih dari krisis dan dunia terlepas
dari resesi. Mereka tahu siapa pemiliknya namun mereka tidak tahu siapa dan
dimana si pemegang amanahnya yang asli berada.
Sementara para petinggi negara-negara Uni Eropa dan AS sibuk mengendalikan
resesi yang melanda negaranya masing-masing, diam-diam dimulailah order
menyebar informan mencari siapa sebenarnya pemegang amanah yang asli, dimana
gerangan dia bersembunyi, dan isunya ada iming-iming hadiah cash keras sebesar 5 juta Euro bagi siapa saja
yang bisa menginformasikan keberadaannya sekaligus menghadirkannya dengan
selamat di tempat yang sudah ditentukan. Sampai hari ini, para informan dan
para spy - baik yang asing maupun spion melayu - belum
berhasil menjumpai yang asli. Yang ngaku-ngaku namun palsu mah banyak.
Eeeh.......tanpa dinyana tanpa diduga, tiba-tiba di tahun yang sama, 2008 juga, saat
kondisi perekonomian negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat mulai kolaps,
terjadilah pencairan dana amanah yang baru. Hanya sebagian kecil memang, tapi
tetap saja itu terjadi. Dana dicairkan dari gudang emas yang selama ini belum
dibuka dan selama puluhan tahun diproteksi ketat, terjadi secara ajaib,
tanpa ba-bu, tau-tau terkirim dari kas Bank Dunia lalu parkir di Bank Indonesia. Silent
operation memang, tapi terjadi! Setelah disidik, dana itu diambil
dari slot nomor 17,18,19 dan 20 dari Lugano, salah satu
dari tiga gudang emas dinasti, di Swiss. Totalnya setelah dirupiahkan sekitar
Rp. 1.200 triliun.
Apa artinya?
Artinya ini semakin memperkuat bukti bahwa si pemegang amanah itu benar-benar ada, hidup, hadir, eksis, dan sakti mandraguna!
Misteri Indonesia
Selamat dari Krisis Finansial Global 2008
Kenapa Indonesia bisa bebas selamat dari krisis finansial global 2008?
Ini pertanyaan yang bagi sebagian orang mungkin tidak perlu
dipertanyakan. Selamat ya selamat aja, alhamdulillah, habis perkara! Tapi
bagi para pengamat, dan segelintir orang yang mengikuti peristiwa demi
peristiwa di balik peristiwa yang tampak di permukaan, ini menarik, karena ini
sungguh sesuatu misteri pembelajaran bagi kedewasaan dalam berniat, berpikir,
dan bertindak dalam skala berbangsa. Ada fenomena Outside and Inside!
Seperti diketahui bahwa tatkala negara-negara maju di dunia mengalami
krisis finansial yang hebat 2008-2013, Indonesia merupakan salah satu negara -
selain China - yang selamat dari resesi bahkan berhasil mempertahankan laju
pertumbuhan ekonomi di atas 6% per tahun. Ini suatu prestasi yang fenomenal
bahkan fantastis di mata dunia.
Pertanyaannya, apakah prestasi fenomenal ini berkat kepemimpinan
pemerintah, lebih khusus lagi, apakah ini berkat kepemimpinan Presiden
SBY?
Atau,... ada sesuatu kekuatan yang lain yang tak kelihatan tapi nyata
bekerja di luar itu?
Bagi yang meyakini bahwa prestasi fenomenal ini berkat kepemimpinan pemerintah
di bawah kepemimpinan Presiden SBY, ini amat sangat logis, dan bukti-buktinya
pun ada. Ini dia bukti-buktinya:
1. Wapres Boediono menjelaskan kepada tamunya Mr. Volker Kauder, ketua
CDU-CSU Parliamentary Group -semacam "setgab partai koalisi pemenang pemilu
di Indonesia", tatkala ditanya apa resepsnya? maka jawabannya adalah itu
semua berkat sumber daya alam yang melimpah, pasar domestik yang besar,
kebijaksanaa ekonomi yang konservatif dan penanganan fiskal yang konservatif.
2. Chairman Morgan Stanley Steven Roach, dalam media briefing di Pasific Place, Kawasan SBBD Semanggi Expo, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (4/11/2008) menilai bahwa fundamental ekonomi Indonesia saat ini lebih baik dalam menghadapi krisis global, jika dibandingkan dengan krisis 10 tahun yang lalu. Itulah sebabnya JP Morgam membuka usahanya di Indonesia.
3. Presiden SBY, dalam sambutannya pada pembukaan acara International Conference Focus on Indonesia Enonomy (21/07/2011) di Hotel Shangri-La, Jakarta menyebutkan bahwa:
"Ada tiga alasan, saya mengajak kita semua memiliki keyakinan,
memiliki confidence yang kuat.
Pertama, lebih dari lima tahun terakhir ini, trend ekonomi
kita terus membaik, progress-nya nyata, real, misalnya
Saudara melihat growth job creation,
poverty reduction, GDP, per capita income, and other economic fundamentals, saya
kira data, angka, statistik itu hampir pasti Saudara-saudara miliki. Saya hanya
ingin menyebut empat contoh saja untuk membuktikan, bahwa our economy
is progressing well.
GDP kita tahun 2000 berjumlah 1.340 triliun rupiah, lima tahun kemudian,
tahun 2000 ke 2004, menjadi 2.296 triliun rupiah, hampir dua kalinya, tetapi
sekarang tahun 2011, kurang lebih enam tahun setelah itu menjadi lebih dari
7.250 triliun rupiah, ini setara lebih dari 750 billion US$.
Income per capita tahun 2000, 779 US$; tahun 2004, 1.186 US$; lima tahun kemudian 2.000
lebih, sekarang , posisi tadi pagi saya cek ke BPS 3.500 US$.
Cadangan devisa tahun 2000, 29,4 milyar US$; tahun 2004, 4 tahun hanya naik
tipis jadi 36 billion US$, sekarang menjadi 120 billion US$.
GDP ratio, tahun 2000, 88,9; GDP kita untuk menanggung hutang, itu sudah
habis hampir 90%, sekarang sudah mencapai 25,7%, membaik secara signifikan.
Ini contoh saja, tentu ada banyak contoh lagi bahwa, the progress
is real, nyata.
Kedua, mengapa kita patut optimis dan perlu memiliki keyakinan yang tinggi,
Ekonomi Indonesia selamat dari krisis ekonomi global 2008-2009 Saudara-saudara
tahu semua. Ada tiga negara yang masuk G-20, yang memiliki pertumbuhan positif,
yaitu Tiongkok, India, dan kemujdian Indonesia. Berbeda memori kita dengan
tahun 1998, 1999, ekonomi Indonesia colapse, hancur, sangat sulit
waktu itu, dan kita memetik pelajaran, mengapa kita pada posisi yang sangat
terpuruk? Pertama, dulu our fundamentals yang belum kokoh
semuanya, ada policy errors, baik policy kita sendiri, sebagian dari resep IMF,
ada crisis of confidence, panik, oleh karena itulah ketika kita
mulai tahu dunia mengalami krisis lagi, 2008 kemarin, kita melaksanakan response yang
cepat untuk tidak terulang kembali, kepanikan, hilangnya kepercayaan, kebijakan
yang keliru, sebagaimana yang terjadi pada kriris 1998 dan krisis 1999, dua itu
juga nyata.
Ketiga, kita tahu bahwa di Indonesia sekarang ini masih banyak permasalahan
yang cukup mendasar yang kita hadapi. Contoh, infrastruktur kita kurang di
banyak daerah, economic infrastructure termasuk listrik masih
adanya bottlenecking, termasuk policy dan regulations yang
menghambat; masih terjadi kasus-kasus korupsi, dan birokrasi yang kurang
responsif, termasuk masih adanya kebijakan dan regulasi daerah yang tidak
kondusif bagi investasi dan kegiatan bisnis. Apa artinya semuanya ini? Artinya,
jika reformasi dan perbaikan yang kita lakukan ini secara intensif berhasil
memperbaiki banyak hal, melalui continues reform and improvement,
dan kemudian jika lebih banyak lagi kita bangun infrastruktur, dan itu
memungkinkan karena growth kita kuat, revenue kita
makin besar, government spending juga makin besar, it means we are more
capable, pastilah menuju 2025, ten to fifteen years from now, ekonomi kita akan
terus tumbuh kuat, tumbuh yang kita harapkan adalah strong, balance,
inclusive, and sustainable.
Saya mengajak untuk membangun keyakinan, self convidence bahwa kita bisa lebih baik 10-15 tahun mendatang. pertanyaan kemudian adalah, apa yang hendak kita tuju dan kita capai? What are our strategic long term goals in our economic development? Yang kita hendak tuju, bukan sekedar growth, tetapi hakikatnya adalah makin baiknya, atau meningkatnya standard of living, equality of human life, the welfare of the people, itulah development goals bagi negara berkembang seperti Indonesia, itulah long term goals yang harus kita capai. Dari perspektif ekonomi, kesejahteraan rakyat seperti itu akan kita capai jika kita tumbuh kuat dan berkelanjutan, strong and sustain growth, tetapi sebagaimana disinggung oleh Saudara Fadel Muhammad tadi, yang kita tuju adalah growth with equity. Mengapa saya menggarisbawahi growth, economic growth? Logika pertama adalah sebuah mata rantai. Jika growth kita strong, job will be created. Kalau ada job, orang akan mendapatkan income, better income. Dengan mendapatkan income yang baik there will be less poor. Dengan demikian, sebetulnya ada mata rantai antara growth dengan poverty reduction. Oleh karenanya, lima belas tahun mendatang menuju emerging economy Insya Allah, agenda dan sasaran utama kita di bidang ekonomi mencapai strong growth with equity. Bagaimana kita bisa mencapainya?
Ada empat approach menurut pendapat saya yang sekarang pun sedang kita
lakukan, harus makin kita sukseskan untuk betul-betul Indonesia memiliki strong
and sustain growth.
Pertama dari demand side economy, growth itu equal dengan consumption, government expenditure, investment, net export and import. Mari kita berfikir meningkatkan investasi di seluruh tanah air, investment, tentu government spending juga perlu, export juga perlu, mari kita menuju ke situ.
Pertama dari demand side economy, growth itu equal dengan consumption, government expenditure, investment, net export and import. Mari kita berfikir meningkatkan investasi di seluruh tanah air, investment, tentu government spending juga perlu, export juga perlu, mari kita menuju ke situ.
Approach yang kedua adalah dari sektor riil, the real economy.
Mari kita dorong sektor-sektor riil unggulan yang bisa meningkatkan competitiveness kita,
meningkatkan production kita, output kita,
misalnya agriculture masih ada ruang, industry dan services unggulan,
untuk betul-betul menjadi prime movers dalam pembangunan
ekonomi sepuluh, lima belas tahun mendatang. Itu approch yang
kedua.
Third approach adalah dari supply side economic, jangan hanya demand
side, apakah sudah betul kita punya tax policy and other
economic policies, apakah sudah betul infrastructure
needed, kalau kita bicara dari supply side economic termasuk power
electricity.
Dan approach yang keempat dari production
functions in the long run, kuatnya ekonomi sebuah bangsa, manakala kita
dekati dari sisi production functions bahwa output itu
adalah fungsi dari capital labour natural resources.
Kita punya di situ. Kemudian, entrepreneurship kita dorong
dan technology. Ini sesuatu yang very strategic untuk
kita tingkatkan, in a long run. Alhamdulillah ada good
news, World Economic Forum pernah membikin peringkat
tentang Global Competitiveness Index. Indonesia pada tahun
2005, kita pada peringkat 69, bekerja keras kita, tahun 2009 naik ke 54, dan
setahun kemudian, we jump sepuluh peringkat menjadi peringkat
44, dan oleh karena itu saya diundang ke Davos, bulan Januari yang lalu, untuk
ikut memberikan remarks dalam acara yang prestisius itu,
karena Alhamdulillah kita bisa meningkatkan our
competitiveness, meskipun masih bisa lagi kita genjot, terutama dari
segi technology dan other indicators.
Itulah empat approach yang intinya harus terus kita tingkatkan, untuk betul-betul 10, 15, 20 tahun mendatang, ekonomi kita sungguh strong dan tentunya sustainable. Semua itu, sesungguhnya adalah inti atau esensi dari MP3EI, Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia lima belas tahun mendatang. MP3EI mencakup koridor-koridor ekonomi, ada enam koridor, mencakup zona ekonomi, mencakup industrial clusters, dan juga disebutkan ada dua puluh dua kegiatan ekonomi utama. All those things, sebetulnya adalah untuk meningkatkaninvestment across the country, yang output-nya in the long run: strong, growth, once again balance, strong, inclusive, and also sustainable. Oleh karena itu, mari kita sukseskan. Saya mengundang dunia usaha, untuk melakukan investasi di seluruh Indonesia. Saya juga meminta pemerintah, baik pusat maupun daerah, terus membikin iklim investasi kita makin baik, makin baik.
Itulah empat approach yang intinya harus terus kita tingkatkan, untuk betul-betul 10, 15, 20 tahun mendatang, ekonomi kita sungguh strong dan tentunya sustainable. Semua itu, sesungguhnya adalah inti atau esensi dari MP3EI, Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia lima belas tahun mendatang. MP3EI mencakup koridor-koridor ekonomi, ada enam koridor, mencakup zona ekonomi, mencakup industrial clusters, dan juga disebutkan ada dua puluh dua kegiatan ekonomi utama. All those things, sebetulnya adalah untuk meningkatkaninvestment across the country, yang output-nya in the long run: strong, growth, once again balance, strong, inclusive, and also sustainable. Oleh karena itu, mari kita sukseskan. Saya mengundang dunia usaha, untuk melakukan investasi di seluruh Indonesia. Saya juga meminta pemerintah, baik pusat maupun daerah, terus membikin iklim investasi kita makin baik, makin baik.
Ada pertanyaan lain, apakah pembangunan ekonomi yang kita lakukan
benar-benar hanya berorientasi pada growth? Jawabannya kita sudah
tahu, tentu tidak, disamping growth and job, itu pasangannya, dalam
teori ekonomi ada Hukum Okun, Okun Law, manakala ada growth,
di situ tentu job will be created. Di samping growth
and job, saya katakan ada dua sasaran lain, yaitu poverty reduction,
dan jangan sampai social gap ini makin melebar. We
have to avoid widening of the social gap among our people. Yang
kedua, the environment must be protected, jadi ada dua lagi. Inilah
sebetulnya tahun 2005, kami kenalkan Triple Track Strategy, Pro Growth,
Pro Job, and Pro Poor Economic Strategics. Tahun 2009 yang lalu,
kami tambahkan satu lagi menjadi Four Track Strategy,
tambah Pro Environment.
Oleh karena itu, saya tidak tahu apa nama dari ideologi dan sistem ekonomi
yang kita pilih ini. Tadi disebutkan, Profesor Thomas menggunakan istilah
tertentu, saya pikir ini juga bisa diistilahkan Equal Market Economy
with Social Justice, bisa begitu, apa barangkali juga sama
dengan Equal Social Market Economy, Equal Social Market Economy
Democracy, kalau mau kita lengkap, kita lakukan seperti itu.
Satu bulan yang lalu, saya diundang di Jenewa untuk menghadiri sesi ke-100
dari ILO Conference, mengapa kita
diundang, Indonesia? Karena ternyata ada studi yang dilakukan oleh mereka,
yaitu Studies on Growth with Equity. Diam-diam, apa yang kita
lakukan ketika menghadapi krisis 2008, 2009 yang lalu, kita dianggap sebagai
salah satu model, yang patut diketahui oleh negara-negara lain. Bagaimana kita
me-responds krisis global waktu itu, yang kita lakukan, dan itu
menjadi esensi dari studi yang dibikin oleh ILO. We boost domestic
demand, sambil mengembangkan prudent fiscal management. Memang
kita tidak melakukan which cut, kita mencegah lay
off, unemployment, karena akan menimbulkan persoalan sosial yang
berat, Alhamdulillah pilihan kita itu tidak meleset, dan
itulah yang dianggap berbeda dengan conventional wisdom, kalau
ada krisis pastilah which cut, kemudian financial the
regulation, dan sebagainya.
Kalau ingin kita teruskan, melihat ekonomi kita sepuluh, lima belas tahun,
mendatang, melihat perjalanan pembangunan di negeri kita ini, maka kita harus
bisa menjawab bagaimana kita terus bisa menjaga growth with equity itu.
Saya punya pendapat bahwa there is actual track approach
strategy, di dalam mengurangi kemiskinan. Pertama, we have to
follow the economic mechanism, the market mechanism, sebagaimana saya
sampaikan tadi, we have to create, we have to stimulate growth in order
to create more jobs. Dengan job ada income,
dan akhirnya kemiskinan akan berkurang. Tapi bagi negara berkembang, it's
not enough, kita mesti menjalankan to put a new deal, kita
tetap memiliki social safety net policy yang kita
jalankan, contohnya kita mengembangkan micro credit, micro
finance untuk menggerakkan small and medium entreprises.
Tiap tahun kita alokasikan 20 triliun, itu sama dengan two point some
billion US $ untuk micro, small and medium entreprises.
Dunia usaha, business world juga bisa
berkontribusi dalam poverty reduction ini melaui CSR, Coorporate
Social Responsibility, dan juga dengan mendorong small and
medium entreprises.
Dalam setiap G-20 Summit, Indonesia sebagai
anggota, disamping semua membahas tentang perlunya menjaga open trade
and investment dan oppose protectionism, kita
bicara how to balance di global economic growth,
bagaimana market can not go unregulated misalnya, ada
pembahasan tentang perlunya more prudent financial arcithecture,
pada tingkat global seperti itu, Indonesia, dan saya sampaikan dalam summit itu,
"Don't forget on the issues of development, don't forget we have to
narrow to development gap, we have to talk about financial
inclusion for developing countries, for the lead developed countries",
dengan demikian, jangan sampai the G-20 hanya
memikirkan isu-isu yang dihadapi oleh ekonomi negara-negara maju, tapi juga
harus perduli bahwa lebih banyak lagi ekonomi negara berkembang, dan ekonomi
negara yang justru belum berkembang. Ini yang kita sampaikan, it is
really in line with our own strategy, yang saya katakan tadi, growth
with equity.
Kalau lima belas tahun mendatang, kita benar-benar bisa mencapai growth
with equity ini, Indonesia dengan ijin Tuhan Yang Maha Kuasa, akan
maju secara ekonomi, akan tentram secara sosial, akan stabil secara politik,
dan akan aman dari segi security. Bukankah saudara-saudara, bagi
rakyat Indonesia, kita ingin mewujudkan visi Indonesia, visi kita 2050, saya
melihat ada tiga, yang Insya Allah bisa kita capai pada tahun
2050, yaitu strong and justice economy, kemudian stabil and
mature democracy, demokrasi yang stabil dan matang, kemudian peradaban
yang makin maju, more advanced civilazation. Itulah yang kita tuju,
empat puluh tahun dari sekarang, tapi mata rantainya mari kita bangun dulu,
ekonomi yang kuat dan adil lima belas tahun mendatang, sebagaimana yang saya
sampaikan tadi.
Dan saudara-saudara, apa yang saya ke depankan di hadapan saudara semua
tadi, inilah sesungguhnya pikiran dasar, visi, serta kebijakan dan strategi
ekonomi kita, ekonomi Indonesia lima belas, dua puluh tahun mendatang. Saya
percaya saudara-saudara, bahwa arah dan strategi ekonomi kita sudah benar.
Tujuh tahun terakhir ini, kita melihat progress, melihat improvement,
meskipun ada shock, ada discontinuity pada
tingkat global economy. Saya juga percaya, kalau ini kita
jalankan terus, kita bisa lebih berhasil lagi, tapi ada syarat, ada conditionalities-nya,
semua kekurangan, kelemahan, masalah yang saya sebutkan tadi, 1, 2, 3, 4, dan
seterusnya, mari kita perbaiki bersama-sama. Tidak perlu saling
salah-menyalahkan, tidak perlu melihat ke belakang, mari kita selesaikan secara
bersama masalah itu. Kemudian yang kedua, mellihat ke depan, melihat globalization, melihat connectivity pada
tingkat region, dan pada tingkat dunia, mari terus kita cari
dan ciptakan peluang. Kita harus menjadi opportunity seekers, hanya
orang yang bisa mendapatkan peluang yang akan menang, demikian juga sebuah
bangsa, sebuah ekonomi.
Saya juga mengajak mari kita jaga dan pelihara situasi dalam negeri kita,
termasuk stabilitas sosial dan stabilitas politik. Kalau masyarakatnya rukun,
patuh hukum, patuh pranata, politiknya stabil, meskipun demokrasi harus tetap
hidup, hak azazi manusia harus kita junjung tinggi, kebebasan kita berikan
ruang, tetapi demokrasi yang harus hadir adalah demokrasi yang tertib,
demokrasi yang stabil, sehingga itu menjadi bagian besar untuk membangun our
civilazation, dan last but not least, terutama saya tujukan
kepada saudara-saudara saya rakyat Indonesia, mari kita bekerja lebih keras
lagi, hanya dengan itu kita bisa mengubah keadaan. Tuhan tidak akan mengubah
nasib sebuah kaum, kecuali kaum itu, kita sendiri yang mengubah nasib dan masa
depan kita.
Itulah saudara-saudara, dan dengan tambahan pandangan dari saya ini, saya
harap diskusi pembahasan dalam konferensi ini lebih bulat, lebih lengkap,
sehingga membawa benefit bagi siapa saja, bagi kita, dan
tamu-tamu kita dari luar negeri, dengan harapan lets continue our
partnership and cooperation, untuk kepentingan dunia kita, kepentingan
manusia sedunia.
NEW YORK, Jaringnews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
dan Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono beserta rombongan bertolak menuju New
York, Amerika Serikat, dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Pesawat khusus kepresidenan Airbus 330-300 milik Garuda lepas landas pukul
14.00 WIB, Sabtu (22/9).
Ada tiga agenda utama kunjungan kerja ke New York ini yaitu menghadiri Sidang ke-67 Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Pertemuan High Level Panel (HLP) on the Post-2015 Development Agenda dan Indonesia Investment Day (IID). Selain itu, ada sejumlah agenda lain yang diikuti oleh Presiden SBY seperti menghadiri panel diskusi World Leadership Forum yang diadakan oleh Strategic Review Indonesia dan Foreign Policy Association (FPA) Amerika, pertemuan bilateral dan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Amerika.
Ada tiga agenda utama kunjungan kerja ke New York ini yaitu menghadiri Sidang ke-67 Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Pertemuan High Level Panel (HLP) on the Post-2015 Development Agenda dan Indonesia Investment Day (IID). Selain itu, ada sejumlah agenda lain yang diikuti oleh Presiden SBY seperti menghadiri panel diskusi World Leadership Forum yang diadakan oleh Strategic Review Indonesia dan Foreign Policy Association (FPA) Amerika, pertemuan bilateral dan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Amerika.
Di Sidang Majelis Umum PBB Presiden SBY berpidato pada pada sesi debat umum
hari pertama Sidang ke-67 Majelis Umum PBB di Markas PBB, New York, Amerika
Serikat, Selasa (25/9) pukul 13.05 waktu setempat atau Rabu (26/9) pukul 00.05
WIB. Dalam pidatonya ia menyampaikan pandangannya terkait perdamaian dunia, kemandulan PBB atasi krisis Suriah dan protokol anti penistaan agama.
Pada kesempatan lain, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama-sama dengan
Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf dan Perdana Menteri Inggris David
Cameron memimpin pertemuan pertama Panel Tingkat Tinggi Sekjen PBB tentang
Agenda Pembangunan Pasca 2015, Selasa, 25/9 sore waktu setempat. Pada
kesempatan ini SBY menegaskan bahwa pembangunan pasca 2015 hendaknya memajukan
pembangunan yang berkeseimbangan (equitable development) dan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dengan pemerataan (sustainable growth with
equity).
Kehadiran SBY di New York cukup membanggakan Indonesia. Selama satu minggu
berada di New York dengan agenda kegiatan yang padat, ia dianugerahi tiga
penghargaan internasional. Ini berarti, kiprah dan kinerja Presiden SBY selama
ini diakui oleh masyarakat internasional.
Tiga penghargaan tersebut adalah Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF), USABC 21st Century Economic Achievement dan medali penghargaan dari Foreign Policy Association (FPA).
Tiga penghargaan tersebut adalah Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF), USABC 21st Century Economic Achievement dan medali penghargaan dari Foreign Policy Association (FPA).
Penghargaan Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food
Security (CTI-CFF) dan USABC 21st Century Economic Achievement diterima
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Hotel Oriental Mandarin, New York,
Ameriksa Serikat, Senin (24/9) malam waktu setempat atau Selasa (25/9) pagi
WIB.
Penghargaan CTI-FF diberikan oleh The Nature Conservancy, World Resources
Institute (WRI) dan World Wildlife Fund (WWF), sedangkan penghargaan USABC 21st
Century Economic Achievement diterima dari US-ASEAN Business Council.
Lembaga-lembaga internasional tersebut mengapresiasi berbagai kemajuan ekonomi Indonesia di bawah
kepemimpinan Presiden SBY dan atas komitmen Indonesia dalam melestarikan lingkungan.
Medali penghargaan dari Foreign Policy Association (FPA) dianugerahkan pada Presiden SBY karena ia dinilai telah menjadi sosok pemimpin yang sungguh-sungguh menciptakan perdamaian dan kerjasama internasional. Penyerahan medali oleh Presiden FPA Noel Lateef dilakukan pada acara Diskusi Panel World Leadership Forum di Gedung Pricewaterhouse Coopers, New York, Amerika Serikat, Rabu (26/9) pukul 14.00 waktu setempat atau Kamis (27/9) dini hari di Indonesia.
Medali penghargaan dari Foreign Policy Association (FPA) dianugerahkan pada Presiden SBY karena ia dinilai telah menjadi sosok pemimpin yang sungguh-sungguh menciptakan perdamaian dan kerjasama internasional. Penyerahan medali oleh Presiden FPA Noel Lateef dilakukan pada acara Diskusi Panel World Leadership Forum di Gedung Pricewaterhouse Coopers, New York, Amerika Serikat, Rabu (26/9) pukul 14.00 waktu setempat atau Kamis (27/9) dini hari di Indonesia.
Tiga penghargaan tersebut tentu sebanding dengan kinerja SBY selama ini.
Duncan L Niederaur, CEO NYSE Euronext, yang hadir pada acara Indonesia
Investment Day di New York Stock Exchange (NYSE), Senin (24/9) juga mengakui kepemimpinan SBY. Pada acara
yang untuk pertama kalinya dilakukan dalam sejarah RI itu ia memuji
kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang telah mampu membawa
ekonomi Indonesia melewati masa sulit, khususnya ketika di tahun 2008 saat
krisis global terjadi. Duncan pun menyebut kepemimpinan SBY sangat "remarkable".(Deb
/ Deb)
5. Presiden SBY mendapatkan Penghargaan yang langka dari PBB "Global Champion for Disaster Risk Reduction."
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dianugrahi PBB sebagai Tokoh Dunia Bidang
Pengurangan Risiko Bencana (Global Champion for Disaster Risk Reduction).
Penghargaan itu disampaikan di Pertemuan Global Platform for Disaster Risk
Reduction Third Session di Jenewa, Swiss, Selasa (10/5/2011) Pukul 14.30 waktu
setempat atau pukul 19.30 WIB.
Dari PBB diwakili oleh United Nations Special Representative of the
Secretary-General for Disaster Risk Reduction, Margareta Wahlstrom dengan
disaksikan beberapa kepala negara, menteri dan 2.500 undangan dari 160 negara.
Penghargaan itu menjadi sangat bergengsi karena hanya diberikan kepada satu
kepala negara di dunia dan hanya sekali saja. Artinya bukan suatu penghargaan
tahunan atau berkala.
"Pada skala global saat ini dikenal 2 tokoh yang terkait dengan isu lingkungan yaitu Al Gore sebagai tokoh perubahan iklim global dan SBY sebagai tokoh dunia bidang pengurangan risiko bencana," ungkap DR. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB kepada Tribunnews, Rabu (11/5/2011).
"Pada skala global saat ini dikenal 2 tokoh yang terkait dengan isu lingkungan yaitu Al Gore sebagai tokoh perubahan iklim global dan SBY sebagai tokoh dunia bidang pengurangan risiko bencana," ungkap DR. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB kepada Tribunnews, Rabu (11/5/2011).
Indonesia dinilai oleh PBB telah mencapai kemajuan yang luar biasa dalam
pengurangan risiko bencana (PRB). Penghargaan tersebut diharapkan juga akan
memacu percepatan upaya pengurangan bencana di dunia.
Dalam sambutan penerimaan penghargaan tersebut, dalam tayangan video yang
direkam sebelumnya di Indonesia, Presiden SBY menyatakan bahwa penghargaan ini
adalah suatu bentuk pengakuan dunia akan kerja keras berbagai pihak di berbagai
bidang yang terkait dengan penanggulangan bencana di Indonesia, khususnya PRB.
"Sebagai satu di antara negara paling rawan bencana, bangsa Indonesia
haruslah mampu hidup harmoni dengan risiko bencana. Artinya manajemen PRB harus
menjadi bagian dalam setiap strategi pembangunan nasional, baik jangka pendek,
menengah, dan panjang," ucapnya.
Sejak bencana besar tsunami Aceh tahun 2004, bangsa Indonesia terus berupaya membangun sistem nasional penanggulangan bencana. Mulai dari legislasi, kelembagaan, perencanaan, pendanaan dan pengembangan kapasitasnya agar penyelengaraan penanggulangan bencana dapat berjalan lebih baik.
Sejak bencana besar tsunami Aceh tahun 2004, bangsa Indonesia terus berupaya membangun sistem nasional penanggulangan bencana. Mulai dari legislasi, kelembagaan, perencanaan, pendanaan dan pengembangan kapasitasnya agar penyelengaraan penanggulangan bencana dapat berjalan lebih baik.
Berbagai capaian yang dinilai sangat positif oleh PBB antara lain,
ditetapkannya UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD, dan Platform
Nasional Pengurangan Risiko Bencana (Planas PRB) dan Platform Daerah PRB,
tersusunnya Rencana Nasional Penanggulangan Bencana dan Rencana Aksi Nasional
PRB, dan sebagainya.
Presiden Yudhoyono terus meminta BNPB dan lembaga pemerintah serta masyarakat
terus peduli menghadapi tantangan penanganan potensi dan bencana alam. Dengan
demikian, dapat dikurangi jumlah korban dan kerusakan yang diakibatkan oleh
bencana alam.
LONDON, KOMPAS.com — Pesawat kepresidenan Garuda Indonesia yang
membawa Presiden RI Susilo Bambang Yuhoyono dan Ny Ani Yudhoyono beserta
rombongan mendarat di Terminal 5 Bandara Internasional Heathrow, London, Selasa
(30/10/2012) sekitar pukul 18.00 waktu setempat.
Dalam lawatannya ke Inggris ini, Presiden SBY didampingi Menteri Pertahanan
Purnomo Yusgiantoro, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri ESDM Jero
Wacik, Menteri Pendidikan M Nuh, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari
Elka Pangestu, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua Komisi II
DPR Agun Gunanjar, serta dua putra Yudhoyono, yakni Edhi Baskoro Yudhoyono dan
Agus Harimurti Yudhoyono.
Sebelumnya, Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku
Faizasyah mengatakan bahwa Presiden SBY akan memperoleh gelar penghargaan dari Ratu
Inggris Elizabeth II.
"Nama penghargaannya ’Knight Grand Cross in the Order of the Bath’.
Ada tiga kelas dari Order Bath dan Bapak Presiden yang tertinggi," kata
Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, seperti
dikutip kantor berita Antara, Senin (29/10/2012).
Menurut Faizasyah, penghargaan ini juga pernah diberikan kepada pemimpin
asing, di antaranya mantan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagen, mantan
Presiden Perancis Jacques Chirac, dan Presiden Turki Abdullah Gul.
Knight Grand Cross in the Order of Bath merupakan kelas tertinggi dari
Order of Bath. Penghargaan ini pertama kali diberikan oleh Raja George I pada
1725. Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang memiliki prestasi menonjol
baik dari kalangan militer maupun masyarakat sipil.
Sementara itu, kunjungan kenegaraan Presiden Yudhoyono ke Kerajaan Inggris
kali ini untuk memenuhi undangan Ratu Elizabeth II, dan merupakan yang pertama
setelah era Presiden Soeharto pada 1979.
Menurut Faizasyah, selain bertemu dengan Ratu Elizabeth II, Presiden juga
dijadwalkan akan bertemu dengan Pangeran Charles, Perdana menteri David
Cameron, Ketua Partai Liberal Demokrat Nick Clegg, dan pemimpin oposisi Ed
Miliband.
Presiden Yudhoyono juga akan menyampaikan pidato di beberapa forum,
termasuk di antaranya di hadapan All-Party Parliamentary Group on Indonesia,
Royal College for Defense Studies, dan Wilton Park.
Namun, menurut Direktur Eksekutif Institut Ekonomi Politik Soekarno-Hatta
(IEPSH), Hatta Taliwang, penganugerahan “Guard of Honour” dari Ratu Elizabeth
II kepada Presiden SBY dinilai sangat aneh dan tidak jelas apa maksudnya. Apalagi, Staf
Ahli Presiden Bidang Hubungan Internasional tidak menjelaskan secara detail,
kenapa SBY diberikan penghargaan tersebut.
“Memang penghargaan kepada Presiden RI tidak aneh. Namun, semua penghargaan
yang diberikan kepada Presiden-presiden RI terdahulu didapat karena alasan-alasan
yang masuk akal,” katanya kepada LICOM, Kamis (01/11/2012).
***
Bagi yang meyakini bahwa prestasi fenomenal ini berkat keberuntungan, ini
dia buktinya:
1. Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia
(LPEM-UI), Muhammad Chatib Basri (18/03/2010) menyatakan Indonesia diselamatkan dari
krisis karena nilai ekspor tidak terlalu besar dalam perdagangan di Asia.
"Share ekspor Indonesia hanya 11,2 persen, sangat jauh jika dibandingkan
dengan Filipina yang berkontribusi 29 persen, ataupun China sebesar 20,1
persen.
Ada beberapa perbedaan antara krisis keuangan yang terjadi pada 2008 dengan
1998. Pada 2008, suku bunga cukup rendah dan sistem perbankan relatif sehat,
namun pada 1998 yang terjadi justru sebaliknya. "Pada 1998 harga listrik
dinaikkan, pada 2008 fiskal dilepas. Dulu bank ditutup, sekarang tak ada bank
yang bangkrut".
2. Pengamat politik dan ekonomi Faisal Basri (28/01/2009) mengatakan tidak banyak pengusaha Indonesia yang
bermain saham di dunia internasional. Dengan demikian, risiko mereka terimbas
krisis global relatif lebih sedikit.
Bagi yang melihat bahwa prestasi Presiden SBY berupa pengakuan dan
penghargaan prestisius dari berbagai petinggi lembaga dunia yang terhormat dan
pemimpin negara-negara yang terkemuka dalam kepimimpinannya membawa Indonesia
menjadi hanya beberapa negara saja di dunia yang selamat bahkan berhasil
mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi >6% per tahun tatkala krisis
finansial melanda dunia 2008 tidaklah polos dan tidak berdiri sendiri,
mestinya punya argumen yang kuat, bukan?
So, mari kita buka kembali intisari dari rangkaian topik sebelumnya.
Pertama, sejak 2005, semua perjanjian khusus berskala dunia mengenai
peruntukan dana amanah hangus, yang berarti kalau dana amanah itu mau
dicairkan, harus diadakan lagi perjanjian induk yang baru. Dan untuk bisa itu
terjadi, pemegang amanah yang asli harus bisa dihadirkan, yang identitas
dirinya harus klop dengan dua kode registrasi “BPKB” dan “STNK” kepemilikan
asset cadangan emas penjamin dana amanah - yakni atas nama Kerajaan
Sunda Nusantara Parahyangan, dan nama Soewarno -
yang ada di gudangnya. Artinya, harus ada yang menjemput, dan yang menjemput
pun tentu harus pemain yang asli pula. Itu kalau si pemegang amanah bisa
ditemukan dan mau dijemput setelah yakin bahwa yang menjemputnya otentik,
barulah si pemegang amanah bisa berangkat dan dihadirkan. Lalu setelah mendapat
restu dari sang “penjaga gudang” asset dana amanah yaitu Nabi Khidir as
dan Nabi Ilyas as di tempat yang sudah ditentukan untuk menggunakan dana amanah
selaku pemegang hak veto tunggal dunia, barulah perjanjian induk yang baru
diatur dan disyahkan, sudah barang tentu sesuai persis dengan
petunjuk-Nya dan ketetapan-Nya, Gusti Allah Yang Maha Pengatur, Maha Kaya dan
Maha Adil.
Kedua, medio 2008, sebagian kecil asset cadangan emas nomer slot 17, 18,
19, 20 dari gudangnya di Lugano yang selama berpuluh tahun belum
pernah disentuh, ternyata ada yang mencairkan. Karena sifat pencairannya yang
ajaib, diam-diam ditransfer dari kas Bank Dunia ke Bank Indonesia, maka
dapat disimpulkan seberapa tinggi ilmu kesaktian si pemegang amanah,
bukan?
Berdasarkan kedua hal di atas, sekarang mari kita coba runut
peristiwa-peristiwa pasca medio 2008 berikut ini:
1-5 November 2008: Prince of Wales, Pangeran Charles, datang ke Indonesia, ada yang memberitakan atas inisiatif sendiri, atas undangan Pemerintah Indonesia, tapi ada juga yang memberitakan itu atas permintaan Pemerintah Inggris. Selain mengunjungi Museum Arsip Nasional, dan ke kawasan hutan restorasi di Desa Bungku, Jambi, yang menarik adalah kunjungannya ke Masjid Istiqlal dalam konteks beliau tertarik mempelajari Islam. Dan yang lebih menarik adalah kunjungannya ke DI Yogyakarta. Ngapain ya dan apa kira-kira yang diobrolin sama Sri Sultan HB X yang kebetulan permaisuri tercintanya Kanjeng Ratu Hemas nun asli berdarah biru Cirebon?
24-25 Februari 2011: Christine Legarde, selaku Menteri Ekonomi, keuangan, dan Industri Republik Perancis berkunjung ke Indonesia. Selain bertemu beberapa pejabat tertinggi negara membicarakan hubungan bilateral kedua negara, juga bertukar pandangan mengenai isu-isu penting multilateral dan agenda di Forum G20 yang untuk periode tahun 2011 ini di bawah kepemimpinan Perancis. Indonesia, yang merupakan anggota Forum G20 dan juga memimpin ASEAN untuk periode 2011, merupakan mitra penting bagi Perancis. Kedua negara bekerja secara khusus membidangi masalah pemberantasan korupsi dalam salah satu kelompok kerja G20.
30 Januari – 03 Februari 2012: Raja Swedia Carl XVI Gustav mengunjungi Indonesia. Kunjungan tersebut diantaranya dilakukan Raja Swedia dalam kapasitasnya sebagai Ketua World Scout Foundation untuk memenuhi undangan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
04 April 2012: Putri Kerajaan Belanda bertandang ke Istana Negara, Jakarta. Putri tersebut di terima oleh Pemilik Rumah (Istana Negara), tak lain adalah Presiden Republik Indonesia, Dr.H.Susilo Bambang Yudhoyono. Putri Kerajaan Belanda tersebut adalah Putri Maxima atau Her Royal Highness Princess Maxima of The Netherlands atau Hare Koninklijke Hoogheid Prinses Máxima der Nederlanden atau Máxima Zorreguieta Cerruti. Putri Maxima adalah Isteri dari Putra Mahkota Kerajaan Belanda, Pangeran Willem Alexander atau Menantu dari Ratu Beatrix.
Kunjungan Putri Maxima ke Indonesia adalah sebagai Utusan Khusus Sekretaris
Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam rangka misi sebagai
Special Advocate Secretary General United Nation for Inclusive Finance for
Development. Sebenarnya menurut Saya ada yang aneh jikalau Putri Maxima datang
ke Indonesia sebagai Utusan Khusus Ratu Beatrix.
10 Juli 2012: Christime Legarde, datang lagi berkunjung ke Indonesia, tapi kali ini selaku boss IMF. Setibanya di sini, Legarde berkomentar ekonomi Indonesia “solid dan menggembirakan”. Selain berkunjung ke Wapres Boediono yang sebelumnya adalah Gubernur Bank Indonesia, Legarde menemui Presiden SBY. Pertemuan dengan SBY pada 10 Juli 2012 kemungkinan Legarde akan menagih kontribusi Indonesia kepada IMF.
10 Juli 2012: Kanselir Jerman Angela Merkel, hari Selasa (10/07) tiba di Jakarta. Dalam kunjungan pertamanya sebagai Kanselir ke Indonesia itu, Merkel akan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kalangan pengusaha. Namun seorang pembantu senior yang dekat dengan Merkel menyebut bahwa dalam agenda tak ada kerjasama perdagangan atau kontrak bisnis khusus yang akan ditandatangani selama kunjungan. Pembantu dekat Merkel itu juga menyebut tak ada jadwal menggelar pembicaraan dengan Direktur IMF Christine Lagarde yang pada saat bersamaan juga sedang mengunjungi Jakarta.
26 November 2012: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan) dan Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono menerima kunjungan Putra Mahkota Norwegia, Hakoon Magnus dan Putri Mette-Marit di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (26/11). Pertemuan antara Presiden dan Putra Mahkota Norwegia tersebut membahas peningkatan kerja sama di berbagai isu prioritas, antara lain lingkungan hidup, energi, perdagangan, dan investasi. Pertemuan ini juga akan dimanfaatkan untuk membahas isu-isu regional dan global yang menjadi perhatian bersama. Norwegia merupakan salah satu mitra utama Indonesia di Eropa, termasuk dalam pengembangan kerjasama di bidang kehutanan dan lingkungan hidup
Ketika berkunjung
ke Keraton Yogyakarta, Rabu (28/11), Raja Yogyakarta, Sri Sultan HB X (kedua
kanan) didampingi istri, GKR Hemas (kanan) menjelaskan mengenai wayang kepada
Putra Mahkota Kerajaan Norwegia Haakon Magnus (kedua kiri) dan Putri Mette
Marift (kiri). Kunjungan tersebut dalam rangka penjajakan kerja sama
dalam pemberdayaan masyarakat adat dan lingkungannya. (ANTARA/Regina
Safri/rsj).
***
Sekilas lintas semua kunjungan agung di atas tidak saling berkaitan satu
dengan lainnya. Tapi kalau dicermati lebih detail, sejarah mencatat bahwa nun
dahulu kala di abad 18 ada 12 kerajaan yang menandatangani bersama dokumen
induk asset dinasti. Tatkala negerinya terpuruk nyaris bangkrut karena terkena
krisis finansial global 2008, maka bukan mustahil mereka masing-masing membuka
kembali arsip sejarah lama – dokumen induk yang ditandatangani 12 kerajaan -
dan akhirnya menemukan kesimpulan yang sama bahwa kalau mau negerinya bangkit
pulih kembali diperlukan dana segar yang besar, alhasil mau tidak mau mereka
harus merayu si pemegang dana amanah agar bersedia duduk bersama merumuskan
perjanjian induk (dinasti) yang baru. Mereka tahu bahwa si pemegang amanah ada
di Indonesia, dan karena di atas peta riil saat ini tidak ada yang namanya
Kerajaan Sunda Nusantara Parahyangan, maka lalu who knows mereka
bertanya kepada SBY dan atau HB X. Wajar, bukan? Demikian pula petinggi negara
sekuat Jerman pun menyempatkan diri jauh-jauh datang ke sini untuk keperluan
yang sama.
***
Lalu sampai kapan misteri ini sepatutnya terkuak dan dana amanah bisa
dicairkan?
Jawabannya?
Wallahualam!
Hanya saja, kalau kita simak kiprah perjalanan prestisius Presiden SBY di dunia internasional, yakni:
Jawabannya?
Wallahualam!
Hanya saja, kalau kita simak kiprah perjalanan prestisius Presiden SBY di dunia internasional, yakni:
27 September 2012: Pada hari kedua Sidang Umum Majelis PBB, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpidato dalam diskusi panel World Leadership Forum ke-12 bertajuk Defining the Future: How Emerging Powers can Reshape the World. Setelah itu Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon minta SBY – bersama-sama dengan Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf dan Perdana Menteri Inggris David Cameron - menyusun Usulan Baru MDGs pasca 2015 yang akan menjadi acuan seluruh negara di dunia, dalam tempo 9 bulan.
1 November 2012: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono beserta rombongan akan bertolak menuju ke London, Kerajaan Inggris pada tanggal 30 Oktober 2012. Di London, Presiden melakukan kunjungan kenegaraan memenuhi undangan Ratu Elizabeth II. Selama di London mulai 30 Oktober hingga 3 November, selain menghadiri serangkaian acara kenegaraan yang dihadiri Ratu Elizabeth II, Presiden SBY juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Inggris, David Cameron. Presiden juga menyampaikan pidato di beberapa forum, termasuk di antaranya di hadapan All-Party Parliamentary Group on Indonesia, Royal College for Defence Studies, dan Wilton Park. Presiden SBY juga akan menghadiri pertemuan Co-Chairs High Level Panel on Post-MDGs dengan para anggota panel. Pertemuan ini merupakan pertemuan kedua setelah pertemuan pertama berlangsung di sela-sela Sidang Umum Majelis PBB ke-67 di New York bulan September lalu. Adapun selain Presiden Yudhoyono, ketua bersama lainnya adalah Perdana Menteri Inggris dan Presiden Liberia.
01 Februari 2013: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terbang 19 jam ke Monrovia, Liberia. untuk melaksanakan mandat PBB merumuskam program-program pembangunan dunia, terutama bagaimana mengentaskan kemiskinan pasca 2015.
25-27 Maret 2013: Presiden SBY akan memimpin pertemuan keempat High-Level Panel (HLP) of Eminent Persons on Post-2015 Development di Bali.
Sebelumnya pada pertemuan di Monrovia, SBY telah mengidentifikasi adanya 3
kelompok pemikiran terkait tindak lanjut komitmen MDGs.
"Pertama adalah mengadopsi MDGs sbegaimana yang ada dengan
memperkuatnya. Kedua, melanjutkan sasaran MDGs dan mengidentifikasi
target-target baru. Ketiga, menyusun target pembangunan baru untuk agenda
pasca-2015," ungkap Faiza seperti dilansir setkab.go.id.
Terlepas dari ketiga pemikiran yang berkembang itu, menurut Faiza, SBY menilai MDGs telah banyak membawa banyak manfaat. Oleh karena itu apa yang telah dicapai selama ini perlu dilanjutkan dan diperkuat. Bila dianggap perlu, dapat ditambahkan beberapa target pembangunan baru.
Terlepas dari ketiga pemikiran yang berkembang itu, menurut Faiza, SBY menilai MDGs telah banyak membawa banyak manfaat. Oleh karena itu apa yang telah dicapai selama ini perlu dilanjutkan dan diperkuat. Bila dianggap perlu, dapat ditambahkan beberapa target pembangunan baru.
Faiza juga memaparkan, pada setiap kesempatan pertemuan tersebut SBY selalu
menggarisbawahi arti penting agenda pembangunan pasca-2015 dalam memperhatikan
suatu pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan (sustainable growth with
equity).
"Agenda ini harus menggarisbawahi tantangan-tantangan yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan 9 miliar penduduk dunia, itu berarti memperhatikan kebutuhan pangan yang makin meningkat, energi, lapangan pekerjaan, infrastruktur, dan lingkungan," ungkapnya.
Selain itu, Faiza juga memperkirakan HLP kali ini akan memunculkan Komunike Bali yang akan mencerminkan jalannya pembahasan pertemuan dan langkah-langkah bagi pencapaian agenda pembangunan pasca-2015.
"Agenda ini harus menggarisbawahi tantangan-tantangan yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan 9 miliar penduduk dunia, itu berarti memperhatikan kebutuhan pangan yang makin meningkat, energi, lapangan pekerjaan, infrastruktur, dan lingkungan," ungkapnya.
Selain itu, Faiza juga memperkirakan HLP kali ini akan memunculkan Komunike Bali yang akan mencerminkan jalannya pembahasan pertemuan dan langkah-langkah bagi pencapaian agenda pembangunan pasca-2015.
"Hasil akhir dari Panel Tingkat Tinggi akan disampaikan ke Sekjen PBB
pada akhir Mei 2013 mendatang, dan selanjutnya dibahas dalam forum Majelis Umum
PBB," pungkas Faiza. (Tnt)
***
Dari seluruh rangkaian peristiwa yang sudah, sedang dan akan berlangsung
tersebut, Presiden SBY bulan Mei 2013 bukan hanya diminta mempresentasikan
konsep MDGs Pasca 2015 kepada dunia di depan forum Majelis Umum PBB, tapi patut
diduga Presiden SBY patut diduga akan “ditagih” oleh Mr. Ban Ki-moon, Mrs.
Christine Legarde, Mrs. Angela Merkel, Mr. David Cameron, maupun Mr. Barack
Obama, yang kira-kira pertanyaannya – maaf - seperti ini: mana dia si
pemegang dana amanah? Dibawa sekalian nggak? Masa udah sekian taun ngga ketemu
aja? ‘Kan MDGs butuh duit untuk merealisasikannya? Makanya ente ditunjuk jadi
tim perumus ‘pan itu maksud sebenernya mah?
Wallahualam!
Mudah-mudahan
Hari ini, Minggu, 16
Juni 2013, saya mendapat berita dari si pemegang dana amanah,
bahwasanya rencananya beliau akan menggelontorkan dana amanah split yang Rp. 700T (silahkan buka kembali
tulisan-tulisan sebelum ini) yang selama ini ditarik kembali dari peredaran dan
‘diparkir’ di BI, paling lambat Senin 17 Juni 2013 untuk digunakan sebagai
dana emergency untuk menolong kondisi Indonesia yang bisa jadi limbung karena devisa
menipis kritis, ekonomi kolaps karena harga-harga melambung naik nggak
karu-karuan dan rakyat jadi rame-heboh-amuk tak terbendung, kalau saja
pemerintahan SBY jadi resmi menaikkan harga BBM.
Dengan harapan: Pemerintah menunda kenaikan
harga BBM, setidak-tidaknya sampai bulan Syawal 2013. Kasihan nasib rakyat
kecil, yang semakin tak berdaya, tercerabut, terpinggirkan.
Fort
Knox
Saya menyaksikan tayangan “Secret Revealed” di History Channel, pada hari Senin 17 September 2012 jam
09.00 pagi. Wahai...... ternyata Fort Knox itu bukan hanya markas Divisi Tank
M1 Abrams paling perkasa di dunia doang, tapi Fort Knox itu ibarat lemari
brankas emasnya Amrik. Astaga! Penjagaannya 4
lapis, temboknya pun ga mungkin bisa dijebol sama si Abrams saking tebal dan kokohnya. Tiap hari, 5
ribu tentara pasukan khusus dari 4 angkatan berlatih perang-perangan gaya urban terrain and military operation for
urban combatt, sampai-sampai supaya jangan gampang keok di
medan perang gurun pasir, di salah satu tapak di di areal yang amat luas itu
sengaja didesain ‘kota-kota’-an seperti di Iraq rancangan Kapten Banning. Alhasil, tugas utamanya adalah pusat pelatihan
lapis baja AS, tetapi tugas tambahannya adalah menjaga si brankas emas negara.
Jadi, ibaratnya kalau pun punya sepasukan tentara elit bayaran hebat benyali
nyali segede alaihim, dijamin nggak bakalan bisa merampok itu emas. Tapi, yang
menarik buat saya bukan itu.
Ternyata keberadaan emas di Fort Knox diperlihatkan terakhir bahwa emasnya
benar-benar ada adalah Tahun 1974, itu pun tidak diaudit, hanya diperlihatkan
tanpa diperiksa keasliannya. Itulah yang menjadi polemik kontroversial hingga
saat ini di sana.
Illuminati
International
Illuminati International adalah
sebuah organisasi tanpa bentuk superkuat supercanggih superhalus nan tak
kelihatan namun kaliber dunia. Didirikan pada 1 Mei 1776 di Bazel-Swiss,
organisasi ini maunya menjadi ‘pemain tunggal’ dunia atau “EO” (event organizer) yang berupaya mengendalikan penghuni
seluruh planet bumi dari dulu, sekarang, dan sampai akhir zaman. Mereka
mengklaim diri menjadi pemegang syah ‘cahaya kebenaran’ (Nur Illahi). Program
jangka panjang kelompok ini ingin memiliki otoritas penuh mengatur sekaligus
mengendalikan seluruh isi dunia, melalui 3 (tiga) jurus, yaitu:
Jurus 1: menguasai perbankan internasional dan
menguasai bisnis multinasional di berbagai industri strategis;
Jurus 2: “menguasai” kekuatan militer dan intelijen d
bawah kendali mereka; dan
Jurus 3: merekayasa wabah, hama, cuaca, dan rekayasa
genetika termasuk “bencana alam” buatan kepada pihak mana pun yang dipandang
akan menjadi potensi ancaman bagi kelanggengan dominasi jurus 1 dan 2 di atas.
Tidak percaya? Yaa tidak apa-apa. Tapi silahkan Anda klik saja
situs-situs youtube di bawah ini,
mudah-mudahan sempat sebelum ditutup atau dilarang, dan mudah-mudahan Anda
mendapat horizon dan perspektif yang
baru dan paripurna.
No comments:
Post a Comment