Belajar
Sejarah dari Kisah Negara-negara Plural-Multikultural yang pecah.
Di dunia ini negara-negara yang jumlah penduduknya besar Kalau
diurut dari yang terbesar, maka peringkatnya di tahun 2012 adalah:
- China,
1,3 milyar jiwa.
- India, 1,2 milyar jiwa.
- Amerika Serikat, 311 juta jiwa.
- Indonesia, 242 juta jiwa.
- Brazilia, 196 juta jiwa.
Tapi kalau yang dilihat adalah negara-negara besar dengan
tingkat pluralitas dan derajat multikulturalitas yang tinggi, itu ceritanya
lain lagi. Apalagi bila dirinci mana saja dari negara-negara besar yang
multikultur dan plural itu yang kemudian bubar atau pecah, informasinya ada di
bawah ini:
- India. Tahun
1947 pecah menjadi India dan Pakistan, dan pada tahun 1971, Pakistan pecah
menjadi Pakistan dan Bangladesh.
- Uni Soviet. Tahun 1991 pecah menjadi 15
negara baru.
- Yugoslavia. Tahun
1992 pecah menjadi 6 negara baru.
Jadi, yang belum bubar mungkin tinggal China, AS dan Indonesia
saja.
Menyedihkan memang, kalau sampai bubar atau pecah. Kalau bubar
dan pecahnya damai sih masih mending, tapi yang terjadi di negara-negara yang
sudah bubar itu sini justru konflik horizontal antar warga yang penuh tragedi
yang amat berdarah-darah, serta menyisakan trauma yang berkepanjangan, segudang
dendam kesumat, dan mungkin sejumlah kisah kasih tak sampai.
Sebaiknya Anda bisa melihat sendiri saja fakta sejarah pecahnya
negara-negara India, Uni Soviet dan Yugoslavia dari internet, agar bisa disimak
siapa yang bertikai, dan Anda bisa menyimpulkan sendiri apa penyebabnya. Saya akan menunggu Anda selesai
membacanya, dan sesudah itu saya akan mengajukan sebuah pertanyaannya: apakah bubarnya atau pecahnya
negara yang plural dan multikultur itu sebuah bukti berlakunya proses hukum
alam biasa, atau karena ada kekuatan yang sengaja berbuat di belakang layar?
Inilah yang sepatutnya dipelajari dari sejarah, buat kita di
Indonesia, kalau kita tidak mau Indonesia bubar.
Tujuh
Strategi Dunia Menghancurkan Indonesia
Djujoto Suntani dalam bukunya berjudul "Tahun 2015 Indonesia
"Pecah"", mengisyaratkan sebuah warning kepada rakyat Indonesia, bahwa
Indonesia bubar atau pecah bukan sesuatu yang mustahil terjadi, kalau melihat
gejala-gejalanya di dalam negeri, dan fakta yang terjadi di balik pecahnya
negara-negara India, Uni Soviet, dan Yugoslavia. Argumentasinya tersebut dapat
Anda lihat sendiri di website:
http://fenz-capri.blogspot.com/2010/07/ramalan-indonesia-akan-pecah-di-tahun.html
http://fenz-capri.blogspot.com/2010/07/ramalan-indonesia-akan-pecah-di-tahun.html
Adapun intisari warning-nya
- yaitu "tujuh strategi menghancurkan Indonesia" saya coba tulis untuk Anda di bawah ini:
- Memperlemah Negara Kesatuan (NKRI). Secara pelan
tapi pasti, mereka mendorong Indonesia ke arah jurang kehancuran dengan
memecah belah seluruh anak bangsa. Jaringan global itu kini telah membuat
'peta baru' NKRI menjadi '17 negara merdeka'.
- Menghapus Ideologi Pancasila. Begitu terjadi krisis ekonomi dan
politik pada tahun 1998, secara pelan-pelan terjadi delegitimasi terhadap
eksistensi Pancasila. Dimulai dengan metode penghapusan lembaga BP-7,
pembubaran Tim P-7, sampai menghilangkan penataran P-4 dengan target
generasi baru tidak lagi mengenal Pancasila.
- Menghapus Rasa Cinta Tanah Air. Strategi menghapus rasa cinta tanah air dilakukan jaringan the Lucifers Conspiration dengan sangat halus. Pertama, menjadikan uang sebagai dewa. Kedua, membuka kran kebebasan pers
sehingga semua keburukan Indonesiaa diberitakan secara vulgar oleh media
kita sendiri, terutama media elektronik. Ketiga, penciptaan citra Indonesia sarang
teroris. Keempat, menghilangkan budaya kekerabatan,
sehingga anak-anak muda tidak lagi menghormati orang tua. Melalui empat
cara yang dikemas secara halus, masyarakat Indonesia, terutama generasi
muda, lebih mengunggulkan budaya asing (Barat) daripada budaya sendiri.
- Menempatkan uang sebagai Dewa. Uang telah ditempatkan di atas segala-galanya.
Implikasi serius dari pendewaan terhadap uang menjadikan korupsi
merajalela di seluruh sektor kehidupan.
- Menciptakan Sistem Multi Partai. Sistem
multipartai berakibat merenggangkan hubungan kekerabatan, persaudaraan,
kebersamaan sesama anak bangsa. Semakin banyak partai pasti membuat
republik semakin runyam. Masing-masing partai punya agenda sendiri, punya
program sendiri, punya misi sendiri, punya target sendiri, dan punya
pendukung sendiri. Benturan kepentingan antar partai tidak bisa
dihindarkan. Bentrokan antar pendukung partai di lapis bawah menjadi menu
makanan sehari-hari.
- Menumbuhkan Sekulerisme. Bisa dikatakan, upaya menerapkan paham
sekulerisme secara verbal di negeri ini pasti sulit atau bahkan 'tidak
mungkin' dalam waktu dekat. Namun jaringan the Luciferians Conspiration
tidak pernah kehilangan strategi. Secara formal memang sulit, atau bahkan
tidak mungkin, tetapi secara informal, secara 'spirit', sekulerisme telah
tumbuh pesar di bumi Indonesia.
- Membentuk Tata Dunia Baru. The Luciferians memiliki
skenario global membentuk "Tata Dunia Baru". Dunia di-setting
berada dalam satu kendali. Mereka menghendaki dunia berada dalam
"satu pemerintahan, satu mata uang, dan satu agama". Sistem ini
ternyata cukup sukses diterapkan di Indonesia.
No comments:
Post a Comment