Persamaan antara Gatutkaca dan
Superman adalah kedua-duanya sama-sama pahlawan yang memiliki kemampuan
terbang. Selain itu keduanya terkenal memiliki tubuh yang sekeras baja
serta tidak kalah pentingnya, keduanya bukan tokoh asli Indonesia.
Gathutkaca[1] adalah seorang pahlawan super yang berasal dari India. Beliau tenar melalui kitab Mahabharatta
rancangan pujangga bernama (Walmiki ?). Di negeri asalnya, dia dikenal
sebagai raksasa besar putra Bima yang menjadi panglima perang dalam
pertempuran akbar melawan senopati kurawa yang bernama Karna[2].
Setelah tiba di Nusantara, gathutkaca mampu beradaptasi dengan budaya
setempat dan menjadi sosok manusia ksatriya yang ditangan Mpu Panuluh
dan Mpu Sedhah dalam Kitab Bharattayuddha. Pada saat Jawa
mengalami era Islam, Gathutkaca telah tumbuh menjadi sosok jago para
Dewa. Debut kemampuannya yang pertama dilukiskan oleh Sunan Kali Jaga[3]
melalui perlawanannya terhadap Kala Sekipu yang mengobrak-abrik
kayangan untuk memenuhi hasratnya melamar Dewi Supraba. Dalam cerita
tersebut, konsep dewa pasca datangnya Islam telah mengalami
de4mitologisasi dan desakralisasi sehingga kedudukannya tidak lebih dari
sekedar bangsa jin yang juga mampu dikalahkan oleh raja raksasa bernama
Sekipu. Dalam cerita pewayangan pasca Islam nyatanya Gathutkaca mampu
menempatkan dirinya sebagai hamba Allah swt dan bukan hamba para Dewa
yang kalah oleh para raksasa. Dibalik kekuatan super yang dimilikinya,
Gathutkaca hanyalah gambaran sosok manusia normal yang tunduk kepada
hukum Allah berupa kematian ditangan Adipati Karna, pamannya sendiri.
Sementara itu Superman merupakan tokoh yang mewakili imajinasi Barat dengan segala worldviewnya.
Dia mewakili nasionalisme Amerika dan sikap adikuasanya. Dari segi
penampilannya dia mewakili slogan kebebasan di negera Barat dengan
pakaiannya yang terkesan “ala kadarnya”[4].
Sedangkan perilaku Superman pada kenyataannya bukan menunjukkan prilaku
manusia Planet Kryptonite tempatnya berasal namun pada kenyataannya dia
lebih Amerika dari orang Amerika sendiri. Salah satu gaya hidupnya
ditunjukkan dengan kehidupan seksual di luar nikahnya bersama Louis
Lane. Bahkan dia masih sempat “mengganggu” rumah tangga mantan pacarnya
saat Louis Lane telah menikah. Sebagaimana Gathutkaca, Superman juga
hanya seorang manusia biasa. Hanya bedanya Superman belum mati. Atau
barangkali dapat dikatakan tidak ada matinya. Dalam salah satu cerita
komik yang menceritakan tentang kematian Superman nyatanya sang
pengarang tidak memiliki “kerelaan” jika pahlawan Supernya harus kalah
oleh ajal. Sehingga dalam komik tersebut Superman akhirnya bias
dihidupkan kembali melalui berbagai teknik perekayasaan dan mutakhirnya
perangkat teknologi.
Walaupun
keduanya adalah Pahlawan namun karena tumbuh dalam framework pemikiran
dan peradaban yang berbeda maka sikap dan sifatnya jelas bertolak
belakang. Saat gathutkaca datang ke Indonesia, dia secara supel mampu
beradaptasi dan bertoleransi dengan budaya setempat. Namun berbeda
dengan Superman, yang secara sadar ataupun tidak dengan sifat
adisupernya telah memaksakan gaya hidupnya atas nama kebebasan
berekspersi melalui celana dalam dan perilaku menyimpangnya. Wacana
kebebasan berat sebelah itulah yang telah dibawa dan dipaksakan
diterimakan oleh Superman kepada penduduk dunia. Hegemoni dunia Barat
telah tumbuh dalam framework pemikiran Superman dan merasuk kedalam
pemikiran setiap manusia yang berhasil dipengaruhinya. Wacana kebebasan
yang pada hakikatnya nisbi dari kebebasan itu sendiri. Ironis memang,
pada saat kebebasan dipaksakan tanpa batas maka pada hakikatnya tidak
ada kebebasan.
[1] Nama Gathutkaca diyakini berasal dari kata “gathu’” dan “akaca”
[2]
Nama Karna artinya adalah “telinga”. Hal ini mengingatkan kejadian
bahwa Karna adalah anak Dewi Kunti dan Dewa Surya yang dilahirkan
melalui telinganya untuk mencegah aib dimana Kunthi melahirkan anak
seblum memiliki suami yang sah.
[3]
Sunan Kalijaga merupakan nama tenar dari raden Sahid, salah satu wali
pengajar agama Islam yang paling dikenaL dalam masyarakat Jawa. Salah
satu versi menyebutkan bahwa nama kalijogo sebenarnya berasal dari
penyebutan jabatan Raden Sahid yaitu sebagai Qadli Zaka. Nama Qadli Zaka tersebut kemudian diucapkan dalam lidah Jawa menjadi Kali Jaga.
[4] Superman digambarkan hanya mengenakan celana dalam dalam menjalankan aksi kepahlawanannya.
No comments:
Post a Comment