Tulisan Sdr. Willy Handoko :
Keris
adalah suatu manifestasi budaya masyarakat Jawa umumnya, selain berfungsi sebagai
simbol status seseorang dapat juga berfungsi sebagai senjata tajam untuk
mempertahankan diri. Masih terjadi perdebatan sampai saat ini sejak kapan
produk pembuatan keris mulai dibuat oleh masyarakat Jawa. Namun sejak
pengukuhan Keris sebagai warisan budaya masyarakat Jawa oleh PBB, maka
pengakuan bahwa Keris berasal muasal dari manifestasi budaya Jawa sudah dapat
dipertanggungjawabkan. Namun apakah bahan material pembuatan keris pada masa
lalu tetap sama dengan bahan material Keris yang di buat pada masa sekarang ?
Bagaimana para seniman keris menemukan teknologi bahan material keris tersebut
?
Berdasarkan
pendapat Bambang Hasrikusumo, dalam bukunya Ensiklopedia Keris, dikatakan bahwa
Keris adalah bentuk senjata yang dikenal dalam adat Jawa harus memiliki tiga
jenis bahan yang berbeda, yaitu besi, pamor dan baja.
Pada
masa dahulu, dimana sistem industri belum di kenal pada kehidupan masyarkat
Jawa, maka penambangan besi dilakukan secara tradisional, dan seperti diketahui
sepanjang pantai selatan memiliki kandungan pasir besi yang cukup banyak (data
freeport tanggal …, sumber …) Sehingga tidaklah mengherankan para seniman keris
dapat dengan mudah menemukan bahan material keris berupa besi dan pamor. Namun
konsep baja dalam bahan pembuatan keris cukup membingungkan. Material baja
diperlukan agar keris tersebut dapat tetap tajam walaupun tidak diasah dalam
jangka waktu yang cukup lama. Pemahaman baja adalah besi yang memiliki
kandungan carbon sebesar …, jika kandungan carbon melebihi dari itu maka dikatakan
sebagai besi berkarbon atau besi tuang. Maka tak mengherankan umumnya para
seniman tempa keris menggunakan arang kayu jati sebagai komponen untuk membakar
besi agar diharapkan besi tersebut dapat menyerap cukup karbon, namun
diperlukan suhu sekitar … agar molekul besi tersebut dapat menyatu dengan
carbon. Setelah kandungan besi dirasa cukup mengandung carbon maka tahap
terakhir adalah penyepuhan atau penuaan keris agar keris terus dapat memiliki
kekerasan yang cukup.
Hal tersebut merupakan konsep sederhana dalam pembuatan keris namun bagaimana dengan konsep bahan material lainnya seperti besi karangkijang, atau jenis-jenis besi lainnya yang dikatakan memiliki tuah yang berbeda-beda. Darimana para seniman tempa keris tersebut dapat membedakan bahan-bahan keris tersebut. Karena umumnya pembedaan bahan keris tersebut di indikatorkan dari warna besi dan bunyi dentingannya, dalam artian membedakan jenis bahan material pada saat masih bahan mentah dengan setelah keris tersebut selesai sempurna merupakan dua hal yang berbeda. Namun pembedaan jenis-jenis bahan keris sebagaimana diuraikan dalam …, tentunya memiliki alasan yang kuat dari penggunanya mengapa dilakukan pembedaan-pembedaan tersebut.
Dapat
disimpulkan banyak hal-hal dari keris tersebut yang masih merupakan misteri
yang belum terungkap. Misalnya mengenai keris hasil karya Empu Brojoguno, yang
konon memiliki kekerasan yang cukup sehingga mampu menembus kekerasan baja.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi ?
No comments:
Post a Comment