Ekonomi tidak terlepas dari biaya-biaya yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, baik itu biaya langsung maupun biaya tidak langsung. Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam pengelolaan perusahaan, sebab besar kecilnya biaya akan menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan diperoleh. Oleh sebab itu biaya mempunyai pengertian semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.
1. Komponen Biaya
Untuk memudahkan analisa, secara umum biaya dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu, antara lain :
A. Menurut keterlibatan biaya dalam pembuatan produk :
1. biaya langsung yaitu adalah biaya-biaya yang timbul akibat kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi.
2. biaya tak langsung yaitu biaya pengeluaran uang yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.
3. biaya komersial yaitu biaya tak langsung yang digunakan untuk mendukung kegiatan produksi, dibagi atas :
a. Biaya penjualan: pengeluaran yang dilakukan dalam rangka kegiatan penjualan suatu produk.
b. Biaya administrasi: pengeluaran yang dilakukan untuk keperluan administrasi guna mendukung kelancaran proses produksi.
Dalam industri pertambangan lebih dikenal pengelompokan biaya menjadi :
1. biaya kapital (biaya investasi)
2. biaya operasi.
1.2. Biaya Capital
Biaya capital atau biaya investasi pada umumnya diartikan sebagai jumlah biaya yang dibutuhkan untuk membuat suatu endapan bahan galian yang berada di dalam bumi menjadi produk tambang yang dapat dijual. Biaya kapital terdiri dari dua komponen penting, yaitu :
a. biaya kapital tetap
b. modal kerja.
Jika tambang yang akan dikerjakan merupakan tambang baru, maka biaya tetap biasanya terdiri dari komponen-komponen berikut :
1. Land Acquisition (pembebasan lahan), biayanya tergantung kepada luas dan lokasi lahan.
2. Konstruksi pra-penambangan (pengupasan tanah penutup, dan sebagainya).
3. Pembangunan tambang/masa konstruksi
4. Analisa Dampak Lingkungan.
5. Peralatan tambang, bangunan, sarana lain.
6. Peralatan pabrik, bangunan, sarana lain.
7. Sarana penunjang (jalan, listrik, perumahan, sarana olahraga, instalasi air, dan sebagainya).
8. Jasa perancangan dan konsultasi.
9. Contingency.
Sedangkan modal kerja adalah biaya yang digunakan untuk memulai produksi sebelum perusahaan mendapat kan uang dan hasil penjualan produknya. Besarnya modal kerja umumnya adalah 25% dari biaya operasi atau mencukupi kebutuhan operasi selama 3-6 bulan. Secara umum, besarnya modal kerja dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :
biaya operasi produksi tambang Y bulan
MK = --------------- x ------------------ x -----------
ton tahun 12 bulan
Harga Y tergantung pada jalur pemasaran produk tambangnya (lamanya produk sampai dipasar dan lamanya pembayaran atas produk tersebut). Modal kerja umumnya terdiri dari komponen-komponen biaya sebagai berikut :
1. Persediaan
- Bahan baku, berupa dimana cadangan endapan mineral/bijih yang ekonomis yang belum dilaksanakan proses penambangan.
- Suku cadang, yang berguna apabila terjadi ker usakan pada alat-alat penambangan
- Supplies, merupakan stock dari suatu perusahan tambang yang berupa perlengkapan habis sekali pakai seperti perlengkapan kantor, bahan bakar, bahan pelumas, dll.
- Bahan dalam proses (materials-in- process), berupa endapan mineral/bijih yang sedang atau dalam proses penambangan atau dalam proses pengolahan (mineral dressing).
- Bahan jadi/produk tambang, merupakan bahan galian/bijih yang telah melalui proses pengolahan yang siap dijual
2. Piutang dagang (A/R)
Piutang dagang merupakan suatu modal kerja yang dapat ditarik sewaktu-waktu dari pihak ke-2 sesuai dengan perjanjian dagang (seperti pembayaran diakhir transaksi penjualan komoditas dagang).
3. Hutang dagang (A/P)
Merupakan modal kerja yang diperoleh dari or ang lain dalam bentuk pinjaman yang bernilai ekonomis, yang harus dibayar oleh kita apabila telah jatuh tempo sesuai dengan perjanjian dagang kedua belah pihak
4. Kas, dan lain-lain
Merupakan cadangan uang yang disimpan yang berguna untuk membiayai kehidupan tambang sehari-hari, dengan periode waktu yang relatif singkat
1.3 Biaya Operasi
Biaya operasi didefinisikan sebagai segala macam biaya yang harus dikeluarkan agar proyek penambangan dapat beroperasi/berjalan dengan normal. Dalam suatu operasi penambangan, keseluruhan biaya penambangan akan terdiri dari banyak komponen biaya yang merupakan akibat dari masing-masing tahap kegiatan. Besar kecilnya biaya penambangan akan tergantung pada perancangan teknis sistem penambangan, jenis dan jumlah alat yang digunakan. Diagram berikut ini memperlih atkan tahapan analisis yang harus dilakukan untuk mendapatkan biaya penambangan.
Untuk mencapai biaya penambangan yang sekecil mungkin, maka dalam merancang sistem penambangan perlu diperhatikan pemilihan alat yang dapat memberikan biaya produksi per ton yang paling murah. Pemilihan alat (jenis dan merk) sebaiknya tidak dilakukan semata-mata karena besar-kecilnya produksi atau kapasitas alat tersebut.
Dari diagram diatas te rlihat bahwa pada dasarnya aspek teknis da n aspek ekonomis tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, keduanya akan selalu saling mempengaruhi. Perkiraan biaya investasi alat akan tergantung pada jumlah alat yang dipergunakan dan kapasitas alat yang dipilih. Demikian pula biaya produksi merupakan fungsi dari kapasitas alat yang dipakai. Jadi jelaslah dari diagram tersebut di atas bah wa biaya penambangan yang rendah akan dapat dicapai ji ka rancangan teknis dapat dioptimasi dengan me mperhatikan pemilihan dan jumlah alat yang akan digunakan.
Secara umum biaya operasi dibagi menjadi tiga komponen biaya, yaitu :
a. biaya operasi langsung
b. biaya operasi tak langsung
c. biaya overhead
1.3.1 Biaya Operasi Langsung
Biaya operasi langsung merupakan biaya utama dan berkaitan langsung dengan produk yang dihasilkan. Walaupun komponen biaya operasi langsung dari satu tambang ke tambang yang lain bervariasi, akan tetapi pada umumnya terdiri dari :
1. Pekerja (pekerja lapangan, pengawas lapangan, dan sebagainya)
2. Bahan bakar (bahan bakar, oli, dan sebagainya)
3. Royalties
4. Persiapan daerah produksi/permukaan kerja
1.3.1 Biaya Operasi Tak Langsung
Biaya operasi tak langsung adalah pengeluaran-pengeluaran yang tak terpengaruh oleh produksi yang dihasilkan. Umumnya, terdiri dari :
1. Pekerja (administrasi, keamanan, teknisi, jurubayar, petugas kantor, bengkel dan sebagainya.
2. Asuransi.
3. Penyusutan alat.
4. Pajak.
5. Reklamasi daerah bekas tambang.
6. Perjalanan bisnis, rapat, sumbangan-sumbangan.
7. Keperluan kantor.
8. Humas, dan sebagainya.
1.3.1 Biaya Overhead
Biaya overhead dapat/tidak dapat dimasukkan sebagai ko mponen biaya operasi tetapi biaya-biaya ini berpengaruh terhadap total biaya produksi walaupun umumnya mencerminkan biaya-biaya diluar tambang/biaya-biaya perusahaan. Overhead biasanya dikelompokkan menjadi :
1. Penjualan.
2. Administrasi kantor pusat.
2. COST BENEFIT ANALISIS
Yang dimaksud dengan analisis benefit – cost adalah : Suatu penilaian secara sistematis terhadap semua ongkos dan semua manfaat dari suatu kebijakan suatu proyek. Cost–benefit meliputi :
- “Explicit costs & benefit”: Upah, gaji, bahan
- “Implicit costs & benefit” : nilai kesempatan (opportunity cost), penyusutan, dana internal
- “External cost & benefit” : ongkos lingkungan
- Ongkos dan manfaat murni : consumer surplus
Z1 = B – C ; p = inflasi ; r = tingkat bunga nominal
3. Penentuan ROR, BESR, BEP
3.1 Pengertian
ROR = Rate of Return : Tingkat penge mbalian / tingkat bunga yang diterima investor atas investasi yang tidak diamortisasikan
ROR = Rate of Reinvestment : Tingkat bunga yang harus diperoleh melalui reinvestasi pendapatan (Income) setiap periode agar nilai akhir dari income setiap periode tersebut sama dengan biaya yang harus dikeluarkan pada saat itu.
Perbedaannya :
- Bila cost dikeluarkan pada akhir umur proyek setelah memperoleh income tahunan, maka tingkat bunga yang didapat merupakan RORe investment
- Bila cost dikeluarkan pada awal umur proyek lalu diikuti income tahunan, maka yang didapat ROReturn
BESR = Break Even Stripping Ratio :
Jumlah perbandingan antara biaya penambangan bawah tanah setelah dikurangi biaya penambangan terbuka dengan biaya pengupasan overbourden
BEP = Break Even Point :
Volume / jumlah penjualan dan atau volume produksi, dimana suatu perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu tidak mengalami kerugian dan juga tidak memperoleh laba. Dengan kalimat lain, merupakan level produksi dari suatu operasi dimana pendapatan (income) yang diperoleh tepat sama dengan biaya total (total cost) yang dikeluarkan.
4. SENSITIVITY ANALYSIS
Dalam teknologi yang maju, seorang manajer yang sukses harus membuat suatu keputusan yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan tambang dengan menggambarkan secara sistematis pengetahuan khususnya, ketersediaan informasi, dan kecakapan dari para pegawainya, karena dalam evaluasi proyek dan penentuan keputusan tidak selamanya seorang manager mengeluarkan suatu kepusan yang tepat. Pada analisa sebelumnya yang melibatkan “nilai uang” ternyata ada suatu faktor yang mempengaruhi analisa pengambilan keputusan yaitu analisis sensibilitas, seperti nilai escalasi dollar terhadap rupiah, inflasi mata uang, pengaruh nilai jual komoditi, dll. Pengaruh perkiraan ketidakpastian masa depan terhadap keputusan. Suatu teknik untuk menganalisis pengaruh suatu variabel atau parameter terhadap suatu kesimpulan / keputusan semula.
Tujuan daripada “sensitivity analysis” dalam evaluasi ekonomi adalah :
a. Menganalisis / mengevaluasi pengaruh dari ketidakpastian pada suatu investasi dengan cara menentukan sejauh mana parameter- parameter profitabilitas suatu alternative investasi mempengaruhi hasil evaluasi ekonomi
b. Mengidentifikasikan apakah perubahan variabel–variabel kritis dapat mempengaruhi tingkat keuntungan.
Kepekaan ini dapat juga dianalisis dengan metoda, diantaranya :
a. Initial Investment Sensitivity Analysis (Analisa sensitivitas terhadap investasi langsung)
b. project Life Sensitivity Analysis (Analisa sensitivitas tehadap umur proyek)
c. Annual Profit Analysis (Analisis keuntungan tahunan)
d. Salvage Value Analysis (Analisis Nilai Sisa)
5. Analisis biaya – volume – laba :
Analisis kepekaan pengaruh perubahan volume terhadap pendapatan bersih
a. Pengaruh biaya berubah
Contoh :
Biaya produksi batu naik Rp. 5.000,- menjadi Rp. 7.000,-/ton
Harga jual Rp. 9.000,-/ton, B. Tetap Rp. 200.000,-
X ---> 9.000 X = 7.000 X + 200.000 ---> Rp. 200.000,-
---> X = 100
X ---> 50 ---> 100t
Contoh :
1 + J = BB + BT + n
9.000 X = 5.000 X + 200.000 + 0
4.000 X = 200.000 X 50 t (BEP)
b. Pengaruh biaya tetap
Contoh :
* 200.000,- ---> 400.000,-
4000.000 x 400.000 ---> 100 (dari 50)
t
c. Pengaruh harga jual
Contoh :
* 9.000/t ---> 10.000 Rp/t
10.000 X = 5.000 X + 200.000 + 0
5.000 X = 200.000
X = 40 t
No comments:
Post a Comment