Oleh : Husaen Manggabarani
“Maka kemana pun kamu menghadap di situlah wajah
Allah.” (QS. Al Baqarah: 115)
“Sesungguhnya pada langit dan bumibenar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang beriman.”
(QS. Al Jaatsiyah: 3)
Asy-Syaikh Al-Imamul-ajallu Abu Nashr Muhammad bin Abdurrahman Alhamdani pernah mengatakan dalam bukunya yang berjudul As Sab’iyyaatu fil Mawaa’idhil Barriyyaat bahwa Zat Pencipta - Yang sangat besar kekuasaanNya dan sangat tinggi kalimatNya serta berkesinambungan nikmat-nikmatNya, telah menghiasi 7 perkara dengan 7 perkara dan menghiasi pula bagi tiap-tiap perkara itu dengan 7 perkara lainnya, untuk memberikan kepada orang-orang berilmu bahwasanya angka 7 itu mempunyai rahasia yang sangat besar dan kedudukan yang agung di sisi Allah SWT.
Baik dalam tulisan Arab maupun dalam tulisan Arab Indonesia, Kalimat Tauhid ini tetap saja berjumlah 7 kata.
Laa Ilaaha Illa Allah Muhammad Rasul Allah.
Jumlah kata yang terdiri dari 7 kata tersebut sebenarnya bukan hal yang kebetulan saja, tetapi merupakan rahasia Allah SWT yang mengandung beberapa petunjuk bagi manusia.
Penulisan ini hanya memaparkan tentang hal-hal yang berkenaan dengan angka 7, dan tidak memaparkan hal-hal tersebut dengan 7 perkara lainnya.
“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” (QS. Yaasiin: 82)
Kalimat “Kun Fayakun” ( ) sendiri terdapat pada 7 surah dalam dalam Al Qur’an, yaitu: Al Baqarah: 117, Ali Imran: 47 & 59, Al An’aam: 73, An Nahl: 40, Maryam: 35, Yaasiin: 82, Al Mu’min: 68.
5 Huruf 2 Huruf = 7 Huruf
5 Melambangkan Rukun Islam
2 Melambangkan 2 Kalimat Syahadat
Artinya bahwa dari Kelima Rukun yang terdapat dalam Rukun Islam tersebut, maka rukun yang pertama: “Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat” adalah yang merupakan “intisari” dari kelima rukun tersebut.
Sebab pengucapan Dua Kalimat Syahadat merupakan dasar atau langkah awal dalam menjalankan ibadah menurut aturan Syariat Islam dan apabila hidup ini diakhiri dengan kalimat tersebut yang tentunya juga menjalankan makna dan tujuan kalimat tersebut, maka Surga tempatnya. Penjabaran dari makna dan tujuan Dua Kalimat Syahadat, semuanya terdapat dalam Al Qur’an dan Al Hadits yang pada dasarnya menjabarkan keempat rukun lainnya dari Rukun Islam tadi.
Makna 7 kata pada Dua Kalimat Syahadat tersebut adalah:
• Dalam Al Qur’an terdapat 7 Surah yang panjang, yaitu Al Baqarah, Ali Imran, Al Maidah, An Nisaa’, Al An’aam, Al A’raaf, Yunus.
• Dalam Al Qur’an juga terdapat surah Al Fatihah yang terdiri dari 7 ayat.
• Dalam Al Qur’an dikatakan terdapat 7 Surga dan 7 Neraka.
• Dalam Al Qur’an pun dikatakan terdapat 7 Lapis Langit dan 7 Lapis Bumi.
• Dalam Ilmu Geologi dijelaskan secara ilmiah bahwa langit yang mereka tafsirkan merupakan Atmosfer adalah terdiri dari 7 lapisan, yaitu: Troposfer, Stratosfer, Ozonosfer, Mesosfer, Termosfer, Ionosfer, Eksosfer. Sedangkan bumi juga terdiri dari 7 lapisan, yaitu: Top Soil dan Alluvial, Lithosphere, Upper Mantle, Transition Zone, Lower Mantle, Outer Core, Inner Core.
Dalam Al Qur’an Allah SWT telah berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu Tujuh Buah Jalan dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami)”. (QS. Al Mu’minuun: 17)
• Di dunia ini terdapat 7 Benua, yaitu: Benua Asia, Benua Amerika Latin, Benua Amerika Utara, Benua Australia, Benua Eropa, Benua Afrika, Benua Antartika.
• Di dunia ini terdapat 7 Keajaiban Dunia, yaitu: Borobudur di Indonesia, Taj Mahal di India, Menara Pisa di Italia, Menara Eiffel di Perancis, Piramid di Mesir, Colosseum di Roma-Italia, Tembok Raksasa di Cina.
• Di dunia ini terdapat 7 Samudra, yaitu: Samudra Antlantik, Samudra Pasifik, Samudra Hindia, Samudra Antartika, Lautan Cina Selatan, Lautan Karibia, Lautan Tengah.
• Bahkan kita hidup sehari-hari dalam angka 7, yaitu dalam seminggu ada 7 hari.
• Ketika Jamaah Haji beribadah melakukan Tawah di Ka’bah juga sebanyak 7 kali putaran, Sa’i 7 kali putaran, Melontar Jumrah 7 kali.
• Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk mendidik anak untuk mengerjakan shalat lima waktu dimulai pada usia 7 tahun.
• Begitu pula dengan Adzan yang sering dikumandangkan setiap hendak shalat oleh seorang Muadzin terdiri atas 7 Kalimat Suci.
• Disunnatkan kita melaksanakan shalat sunnat Dluha yang dimulai dari jam 7 hingga jam 11 pagi.
• Titian Shirathal Mustakim yang akan dilewati kelak di Akhirat berdasarkan suatu Hadits Nabi adalah rambut yang dibelah 7. Dan masih banyak lagi hal-hal yang menyangkut keagungan angka 7.
Dalam Al Qur’an Allah SWT telah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At Tiin: 4)
Hubungan ayat di atas dengan kaitannya angka 7 pada diri manusia adalah sebagai berikut:
1. Pada Diri Manusia terdapat 7 Anggota Tubuh, yaitu: Satu Kepala, Satu Leher, Satu Badan, Dua Tangan, Dua Kaki.
2. Pada Diri Manusia terdapat 7 Anggota Badan, yaitu: Dua Tangan, Dua Kaki, Dua Lutut, Satu Wajah. Kesemuanya itu dipakai dalam 7 hal menyangkut peribadatan, yaitu: Dua Tangan untuk berdoa, Dua Kaki untuk berdiri tertib, Dua lutut untuk duduk berkhidmat, Satu Wajah untuk sujud.
3. Pada Diri Manusia terdapat 7 Anggota Sujud, yaitu: Satu Kepala, Dua Tangan, dua Lutut, Dua Kaki.
4. Pada Diri Manusia terdapat 7 sumber Dosa Lahiriah, yaitu: Mata,Telinga, Mulut, Dua Tangan, Perut, Dua Kaki, dan Kemaluan.
5. Lubang yang nampak pada Diri Manusia di luar pori-pori, yaitu: Dua Lubang Hidung, Dua Lubang Telinga, Satu Mulut, dan Dua Lubang Pembuangan (Kemaluan).
6. Setiap bayi yang lahir dari rahim seorang wanita secara dini (premature) pada bulan ke 7 lebih kuat kesempatan hidupnya dibanding lahir dini pada bulan ke 6 atau bulan ke 8.
7. Bahkan Tulang Leher Manusia terdapat ada 7 Ruas Tulang.
Dalam Al Qur’an Allah SWT telah berfirman:
“Dan Kami lebih dekat kepadanya (manusia) dari pada urat lehernya”. (QS. Qaaf: 16
Kalaulah kita bisa menafsirkan dengan kalimat bebas untuk memahami bahwa Allah SWT lebih dekat dari urat leher, maka :
“Kami lebih dekat (carilah Kami) pada tempat yang
berhubungan dengan angka 7.”
Dari beberapa contoh di atas dapat disimpulkan bahwa angka 7 adalah “Angka Yang Agung”. Agung berarti “Yang Diutamakan” atau bisa juga dikatakan sebagai “Yang Dilebihkan”.
Artinya daerah yang berhubungan dengan angka 7 adalah merupakan “Tempat Yang Agung” atau “Yang Diutamakan” atau “Yang Dilebihkan”. Wallahu a’lam.
Rasulullah saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Turmudzy ra. yang artinya bahwa di dalam Al Qur’an ada sebuah surah yang kedudukannya paling mulia dari surah-surah yang lain, yaitu Surah Al Baqarah. Di dalamnya terdapat satu ayat yang merupakan penghulu dari segala ayat, sebuah ayat yang agung, yaitu Ayat Kursy.
Ada beberapa kitab yang menerangkan keistimewaan Ayat Kursy. Ayat Kursy membicarakan mengenai Zat Allah, Sifat-SifatNya dan Fi’il-Fi’ilNya.
Di dalam Ayat Kursy terdapat 17 Sifat-Sifat Allah yang diterangkan baik secara terang maupun secara tersembunyi. Ayat Kursy tersusun dalam 50 kata, 170 huruf, dan terdapat 17 huruf Mim dan 17 huruf Waw. Kesemua angka tersebut di atas pada dasarnya merujuk ke angka 7.
Dikatakan Ayat Kursy karena dalam ayat tersebut terdapat kata Kursiy, yang artinya Singgasana yang megah lagi mempunyai martabat. Namun bukan yang dimaksud sebagai kursiy tempat duduk Tuhan, tetapi adalah Kekuasaan Allah yang meliputi langit dan bumi.
Manusia adalah merupakan ciptaan Allah SWT yang paling agung dari semua ciptaan Allah SWT yang ada. Kalau kita mau mengamati walau sejenak saja mengenai angka 7 di sekitar kita, tentu kita dapat merasakan bahwa sebenarnya kita semua telah berada dan telah bergaul dengan kemisteriusan angka 7. Hanya saja kita tidak bisa mengambil suatu pelajaran ada hikmah apa di balik semua ini.
Kita bahkan tidak menyangka bahwa dalam kesehari-harian seringkali kita membutuhkan yang namanya musik untuk mengusir kejenuhan dan stress dalam diri. Rangkaian nada yang menghasilkan suatu alunan musik yang sangat merdu tersebut merupakan hasil dari angka 7, yaitu proses solmisasi yang terdiri dari tangga nada yang berbeda tinggi rendahnya; Do Re Mi Fa So La Si. Coba bayangkan betapa banyak sudah lagu yang dihasilkan di seluruh dunia, dari dulu hingga kini, dan yang masih akan dibuat, hanyalah merupakan hasil dari angka 7 tadi.
Sering kita mendengar istilah ceramah Kultum yang merupakan kependekan dari Kuliah Tujuh Menit. Bahkan di dunia film pun hingga kini kita kenal sebuah film yang paling terkenal dengan nama 007. Begitu pula dengan nama sebuah minuman segar (soft drink) yang seringkali kita minum yang dibuat oleh orang-orang barat dan sering diplesetkan banyak orang, yaitu 7 UP (7 Ujung Pandang).
Apakah kesemua hal tersebut adalah kebetulan belaka? Tidak. Hal itu bukanlah sebuah kebetulan belaka. Setuju atau tidak setuju, hal tersebut adalah semua berasal dari Allah SWT sebagai Sang Pencipta dari semua gerak dan pikir manusia.
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang
kamu perbuat itu” (QS. Ash Shaffaat: 96)
Berangkat dari ayat di atas, ada hal yang sangat menarik untuk menjadi bahan renungan bagi kita yang menyangkut dengan angka 7. Tanpa disadari ternyata di seluruh Indonesia ini, hanya Sulawesi Selatanlah satu-satunya daerah yang selalu mendapatkan simbol angka 7.
Sulawesi Selatan yang beribu kotakan Makassar ini terletak pada Pulau Sulawesi. Sulawesi adalah merupakan salah satu pulau besar dari beberapa pulau besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Sulawesi merupakan pulau yang terletak di sebelah Timur wilayah Indonesia. Sulawesi yang nama lainnya adalah Celebes (dibaca Selebes), merupakan kata yang berasal dari bahasa Portugis. Celebes merupakan perpaduan dari dua kata, yaitu Cele artinya Badik/Keris dan Bes dari kata Besi. Jadi kira-kira Celebes artinya Badik Besi. Pun kata Celebes terdiri dari 7 huruf.
Sulawesi Selatan terletak pada daerah Indonesia Bagian Timur pada Pembagian Wilayah dan terletak pada daerah Indonesia Bagian Tengah pada Pembagian Waktu.
Pulau Sulawesi merupakan Titik Tengah (Sentral) antara Wilayah Indonesia Barat dan Wilayah Indonesia Timur.
Kalaulah kita melihat kembali hadits Nabi yang berbunyi: “Sebaik-baik urusan adalah yang di tengah-tengah”, berarti pulau Sulawesi sebagai Titik Tengah (Sentral) tentu mempunyai arti khusus yang tersirat.
Jadi seandainya saja kata Indonesia Timur dan kata Indonesia Tengah disatukan atau digabungkan akan menjadi sebuah kalimat sederhana, tetapi mengandung makna yang tersirat, yaitu Indonesia Timur Tengah.
Ada apa dengan Sulawesi khususnya bagian Selatan yang beribu kotakan Makassar ini? Sengaja atau tidak sengaja mengapa harus Makassar yang harus menjadi tempat bersatunya hal-hal yang berbau angka 7 ?
1. Komando Daerah Militer (KODAM) 7 WIRABUANA terletak di Makassar. Wira berarti Pahlawan, Utama, Teladan, Luhur, Pejuang, sedangkan Buana berarti Dunia. Jadi Wirabuana berarti Pahlawan Dunia.
2. Pembagian wilayah kerja dari Perusahaan Umum Perumahan Umum Nasional (PERUM PERUMNAS), Makassar berada pada wilayah 7.
3. Pembagian wilayah kerja PT. Pertambangan Minyak Nasional (PT. PERTAMINA) Makassar berada pada wilayah 7.
4. Begitu pula dengan wilayah kerja P.T Telekomunikasi (P.T TELKOM) Makassar juga berada pada wilayah 7.
5. Pada bidang keagamaan, dahulunya Sulawesi Selatan terkenal sebagai Serambi Medinah, yang hanya saja istilah tersebut kurang dikenal baik bagi orang-orang Sulawesi Selatan sendiri maupun orang-orang yang di luar suku Sulawesi Selatan. Demikian juga bahwa Sulawesi Selatan terkenal dengan tokoh agamanya yang mengajarkan agama yang dikenal dengan sebutan WALI PITU (WALI 7), yaitu Wali Allah yang berjumlah 7 orang. Meskipun sebenarnya Wali Allah itu yang ada di Sulawesi Selatan tidak hanya berjumlah 7 orang, melainkan banyak dan hidup pada waktu yang berbeda, tetapi yang lebih dikenal itu berjumlah 7 orang. Sebagaimana di daerah Jawa yang dikenal dengan WALISONGO-nya (WALI 9). Hanya saja kalau kita mau membandingkan antara angka 7 dan angka 9, memang masing-masing mempunyai hikmah sendiri-sendiri.
Tetapi harus diingat bahwa banyak sekali ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits-Hadits Rasul yang selalu merujuk kepada angka 7. Bahkan di daerah Cirebon pun terkenal dengan ADZAN 7. Menurut cerita orang-orang Cirebon bahwa dalam sejarah perjalanan para WALISONGO (WALI 9) pernah terjadi suatu peristiwa yang sebenarnya itu merupakan petunjuk bagi orang-orang Jawa akan kebenaran dan kekeramatan angka 7. Peristiwa itu terjadi di masa Sunan Gunung Jati yang ketika itu daerah Cirebon sedang terkena wabah penyakit yang banyak membunuh masyarakat Cirebon pada waktu itu. Kemudian sang Sunan mendapat petunjuk untuk menghilangkan wabah penyakit tersebut adalah dengan melakukan adzan secara serempak sebanyak 9 orang. Setelah dilakukan pembacaan adzan secara serempak oleh 9 orang, tiba-tiba terdengar ledakan yang sangat keras disertai dengan jatuhnya 2 orang yang sedang adzan tersebut, hingga akhirnya ke 2 orang tersebut meninggal. Sehingga yang tetap hidup adalah berjumlah 7 orang. Tapi sumber lain mengatakan bahwa adzan 7 tersebut dilakukan agar masyarakat bisa mendengar suara adzan yang dilantunkan oleh 7 orang. Terlepas dari dua versi cerita tersebut, yang jelas bahwa hal tersebut adalah merujuk ke angka 7.
Beberapa hal menyangkut angka 7.
1. Dengan menghitung huruf sesuai jumlah huruf yang tertulis.
o Karbala, tanah tempat pembantaian keturunan Cucu Nabi Muhammad saw, yaitu Imam Husain as. beserta beberapa pengikutnya.
Yatsrib, nama kota Madinah dahulu kala.
o Madinah, nama kota tempat Rasulullah saw berhijrah dan membangun masjid pertama.
o Amerika, negara adidaya yang mengklaim dirinya sebagai Polisi Dunia.
o Vietnam, negara yang pernah mempermalukan Amerika dalam Perang Vietnam.
o Belanda, negara yang pernah menjajah Indonesia selama 350 tahun.
o Jakarta, ibukota negara Indonesia.
o Titanic, kapal terbesar yang tenggelam pada tahun 1912.
o Nasakom, merupakan paham yang pernah ditawarkan Presiden Republik Indonesia yang pertama Ir. Soekarno untuk menyatukan gerakan Nasional-Komunis-Agama untuk bersatu dalam menentukan nasib bangsa Indonesia, namun mendapat tantangan dari berbagai pihak.
o Ambalat, merupakan daerah perbatasan antara Indonesia yang diklaim oleh Malaysia sebagai daerah miliknya.
o Tsunami, termasuk bencana alam yang paling ditakuti oleh seluruh manusia. Bencana ini pernah menimpa saudara kita di Aceh 26 Desember 2005 dan merupakan bencana terbesar di dunia dalam beberapa ratus tahun terakhir.
o Al Qaeda, pejuang Islam yang disebut sebagai teroris dunia.
2. Huruf yang sama dihitung sebagai satu huruf.
o MC Donald, tempat yang sangat digandrungi oleh konsumen makanan siap saji.
o Presiden, jabatan tertinggi dalam suatu negara.
o Reshuffle, isu marak dalam suatu pelaksanaan pemerintahan yang merupakan hak mutlak seorang Presiden dalam merombak kabinetnya. Dan masih banyak lagi seputar tempat dan kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita dari dulu hingga kini.
Peristiwa jatuhnya pesawat Adam Air dengan nomor penerbangan 574. “Adam Air” sendiri terdiri dari 7 huruf. Kalau kita berlandaskan hadits Nabi yang berbunyi: “Sebaik-baik urusan adalah yang di tengah-tengah”, maka nomor penerbangan Adam Air tersebut merujuk ke angka 7. Dan kalaulah kita membuka Al Qur’an sebagai “Petunjuk bagi orang yang bertakwa”, maka surah ke 7 jatuh pada Surah Al A’raaf. Al A’raaf artinya adalah “Tempat Yang Tinggi”. Nah bukankah pesawat Adam Air jatuh dari tempat yang tinggi ? Kejadiannya di bulan Januari yang juga terdiri dari 7 huruf dan pada tahun yang juga merujuk ke angka 7, yaitu 2007.
Demikian juga dengan jatuhnya pesawat Garuda pada tanggal 7 Maret 2007 di Jogjakarta. Tanggal dan tahunnya merujuk ke angka 7. Bahkan kata “Garuda” sendiri yang dimulai dari huruf G dimana huruf G bila dihitung berdasar deret hitung, maka huruf G jatuh pada hitungan ke 7. Pada kecelakaan tersebut stasiun TV yang pertama meliput adalah Courtesy Channel 7 Australia.
Tentang huruf G, bukankah lambang negara Indonesia adalah Burung Garuda. Bangsa Indonesia lama dipimpin oleh Orde Baru di bawah tangan Golongan Karya (Golkar). Banyaknya terjadi bencana alam di Indonesia adalah bencana Gempa Bumi.
Berbentuk Huruf K
Pulau Sulawesi merupakan salah satu dari sekian ribu pulau yang ada di seluruh dunia, yang jika dilihat dari bentuk fisiknya menyerupai huruf “K” ini, tentunya tidak begitu saja terbentuk.
Pembentukan pulau Sulawesi atau pulau-pulau yang lain, bukan merupakan hal yang kebetulan terjadi, tetapi semua hal tersebut merupakan rancangan ilahi yang pasti mempunyai maksud dan tujuan bagi manusia.
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main, Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”.(Ad Dukhaan: 38-39)
“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal”.(Al Baqarah: 269)
“Dan bumi serta penghamparannya” (Asy-Syams: 6)
Mengapa pulau SULAWESI terbentuk mirip dengan huruf K? Adakah hikmah di balik terbentuknya?
Menurut para ahli Geologi, bahwa terbentuknya pulau Sulawesi yang terjadi secara alamiah oleh proses alam, memang berbeda dengan proses terbentuknya pulau-pulau yang lain di Negara Kepulauan Nusantara ini, bahkan hanya beberapa pulau di dunia yang mempunyai kesamaan dalam proses terbentuknya. Pulau Sulawesi terbentuk dari proses Endogen, yaitu proses yang terjadi karena adanya Pengangkatan dari dalam perut bumi. Artinya pembentukan pulau Sulawesi terjadi dengan sendirinya, tidak seperti pulau-pulau lain yang proses pembentukannya merupakan hasil Patahan/Pelepasan Daratan dari suatu Daratan Utama/Benua. Seperti pulau Jawa yang dulunya bersatu dengan pulau Sumatra dan bersatu dengan Malaysia terus ke daratan Asia.
Pulau Kalimantan dulunya bersatu dengan sebagian daerah Malaysia terus ke Philipina terus ke daratan Asia. Pulau Maluku dulunya bersatu dengan Irian Jaya (kini Papua) bersatu dengan Papua New Guinea terus ke daratan Australia. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya persamaan flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) di antara masing-masing wilayah tersebut. Berbeda halnya dengan pulau Sulawesi yang memang dulunya terbentuk dengan sendirinya dari proses Endogen. Jadi pulau Sulawesi terbentuk bukan dari proses perpisahan daratan oleh proses alam dari dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia apalagi benua-benua lain. Hal ini terbukti dari ada beberapa jenis flora dan fauna yang tidak ada samanya di dunia, sebagai contoh hewan Anoang (sejenis hewan Rusa) dan hewan Kerbau Belang (Tedong Bonga) di Tana Toraja.
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah”. (QS. Shaad: 27)
Apakah proses Pengangkatan dari perut bumi itu merupakan Tanda bahwa Orang-orang Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan akan terangkat derajatnya ? Dalam hal apa ? Atau adakah sesuatu kebenaran yang Allah SWT akan mengangkatnya ke permukaan bumi ini? Wallahu a’lam.
Bukankah beberapa peristiwa penting seperti pertikaian di Ambon, Palu dan Aceh dengan Gerakan Aceh Merdeka-nya (GAM = merujuk ke huruf G) setidaknya bisa diredam dengan turun tangannya beberapa orang Sulawesi Selatan. Untuk penyelesaian masalah GAM sendiri harus diadakan perjanjian damai di Helsinki (7 jenis huruf).
Kalau benar bahwa sesuatu kebenaran akan terangkat atau muncul di atas daratan pulau Sulawesi khususnya pada Sulawesi Selatan yang beribukotakan Makassar ini, maka hal itu sangatlah sesuai dengan arti dan makna dari nama “Makassar” itu sendiri. Nama Makassar berasal dari kata “Mangkasara” yang artinya “Menjelma” atau “Mewujud”. Sebenarnya nama Makassar sendiri banyak versi asal-muasalnya, namun semua versi itu menujukkan satu arti, yaitu “Menjelmanya ajaran Islam” di tanah Sulawesi Selatan, yaitu di Kerajaan Tallo-Gowa.
Kota Makassar sendiri dinyatakan lahir pada tahun 1607.
Walaupun nama Makassar pernah berubah menjadi Ujung Pandang (7 jenis huruf), namun nama Makassar kembali disahkan oleh Presiden (7 jenis huruf) RI, yaitu Bapak BJ Habibie, yang biasa dipanggil Pak Habibie (7 huruf).
Huruf K yang tampak pada bentuk pulau Sulawesi, tentu mempunyai hikmah. Salah satu hikmah yang terkandung mungkin merupakan kependekan dari sebuah kata yang mempunyai arti yang melambangkan sebuah isyarat dari Sang Penguasa Alam Jagat Raya ini.
Hikmahnya
Setiap orang yang diutus oleh Allah untuk membawa dan mengajarkan kebenaran, berarti dia adalah “Utusan” atau “Khalifah” yang artinya “Pengganti”. Siapakah yang digantikannya? Yaitu yang “Mengutusnya”. Kalau yang mengutusnya adalah “Raja”, berarti orang yang diutusnya pun adalah “Raja”, artinya “Khalifah Raja” atau “Pengganti Raja”. Nah sekarang siapakah yang akan menyangka bahwa suatu saat kelak Bahasa Inggris akan menjadi Bahasa Internasional. Berarti huruf “K” adalah “KING” artinya “Raja”.
Hampir semua bahasa di muka bumi ini yang kata-katanya dimulai dari huruf K, berarti “Raja” atau “Pemimpin” atau “Pemerintah / Pemberi Perintah”.
Bagi orang Jawa
Bagi orang Makassar
Bagi orang Bugis
Bagi orang Maluku
Bagi orang Papua
Bagi orang Inggris
Bagi orang Belanda
Bagi orang Jerman
Bagi orang Jepang
Bagi orang Cina
Bagi orang India
Bagi orang Mongolia
Bagi orang Yunani
Bagi orang Iran
Bagi orang Arab K berarti Kanjeng (Gelar Raja), Kyai (Ulama), Ki Semar (Orang Yang Bijaksana),
K berarti Karaeng (Raja)
K berarti (To) Karajae ((Orang) Yang Diagungkan)
K berarti Kulano (Raja)
K berarti Korano atau Kendor (Raja)
K berarti King (Raja), Knight (Kesatria)
K berarti Koningin (Raja atau Ratu)
K berarti Konig (Raja)
K berarti Kokuoo atau Kizoku (Raja)
K berarti Kwang Im (Dewi Kasih Sayang), Kung/Kun (Ilmu)
K berarti Khresna (Dewa Kedamaian)
K berarti Khan (Agung)
K berarti Kaisar (Raja)
K berarti Kisra (Raja)
K dapat ditafsirkan sebagai KUN.
KUN adalah Kata Perintah (Fi’il Amr) yang artinya “Jadilah”. Maksudnya bahwa Kata Perintah itu bukan hanya ditujukan pada proses penciptaan sesuatu yang merupakan Hak Mutlak Dia. Tetapi Dia akan mengutus seorang manusia untuk “Pembawa Perintah” untuk mengarahkan atau menjadikan manusia untuk kembali kepada jalur kebenaran sesuai Al Qur’an dan Al Hadits.
Jadi orang tersebut akan datang untuk membangun masyarakat yang Karim (Mulia) dan menghancurkan masyarakat yang Kafir (Ingkar). Kata Karim dan Kafir keduanya merujuk ke huruf K.
Dalam Al Qur’an sendiri banyak sekali kata-kata yang mempunyai arti yang khusus yang dimulai dengan huruf K, seperti kata “Kursiy” yang artinya “Singgasana” dalam Ayat Kursiy, kata “Kahfi” (Nama Goa tempat dimana 7 orang Pemuda yang ditidurkan oleh Allah SWT selama kurang lebih 309 tahun) dalam Surah Al Kahfi.
Bagi seorang dokter K berarti Vitamin K, yaitu vitamin yang berguna dalam pembekuan darah. Bila terjadi luka yang mengakibatkan darah mengalir, maka Vitamin K inilah yang bertugas untuk membekukan darah agar membendung darah yang banyak keluar.
Bagi pecandu ikan hias K berarti Koi, yaitu sejenis ikan hias yang bagi orang Jepang melambangkan “Kebangkitan” dan “Cinta Kasih”. Dan masih banyak lagi.
Berdasarkan keterangan dari awal sampai akhir, cobalah kita amati gambar Masjidil Haram di Mekkah dan hubungannya dengan gambar/sketsa kepulauan Nusantara (Indonesia).
Indonesia Timur Tengah
berdasarkan deret hitung, huruf K jatuh pada deret ke 11 dan huruf Kaf ( ) dalam bahasa Arab, jatuh pada deret ke 22, jadi anggaplah angka 11 dikali dengan angka 2 (sebagai simbol Dua Kalimat Syahadat) maka:
11 x 2 = 22
Dua Kalimat Syahadat terdiri dari 7 kata Suci , jadi bila ditulis secara acak maka akan menjadi :
kenapa sulawesi tidak berbentuk huruf Kaf ( ), tetapi berbentuk huruf K, mungkin ini petunjuk dari Allah SWT bahwa ada "sesuatu" yang akan "diangkat" atau "dimunculkan" atau "di jelmakan" dari Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan yang ada hubungannya dengan bangsa Arab sebagai sumber Agama Islam, Wallahu A'lam.
Cobalah kita tengok para pemain Olah Raga sepak bola, rata-rata yang bernomor punggung 7 dan 11 yang sering menjadi momok bagi lawan-lawannya.
Pulau Sulawesi mempunyai kemiripan dengan salah satu pulau yang terletak di kepuluaan Maluku. Hanya saja ukurannya yang sangat jauh berbeda. Dari bukti sejarah, dahulu kala di masa-masa berdirinya kerajaan, kerajaan yang ada di Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan kerajaan di Maluku. Mereka bagaikan dan bahkan memang bersaudara.
Kita coba melihat hikmahnya. Kita tentu sudah pasti mengetahui Sabda Rasulullah saw. yang menganjurkan kita untuk Shalat Sunnat Dhuha, yang dimulai dari jam 07.00 – 11.00. Berawal dari angka 7 dan berakhir dengan angka 11. Selisih waktu dari jam 7 ke jam 11 adalah 4 jam. Nah pulau Sulawesi utamanya Sulsel dan pulau Maluku yang bagaikan huruf K ini, sebenarnya asal-muasalnya juga terdiri dari 4 suku atau 4 kerajaan (kebangsawanan). Angka 4 melambangkan 4 unsur: Tanah, Air, Angin, Api, yang membangun tubuh manusia. Juga melambangkan 4 hal: Syariat, Tarekat, Hakikat, Ma’rifat, yang membangun Islam. Kata Allah, Muhammad, Ahmad dan Islam dalam bahasa Arab pun terdiri dari 4 huruf Hujaiyyah.
Bahkan nomor kode untuk telpon interlokal daerah Makassar adalah 0411 ( 0 + 4 = 11). Angka 4 melambangkan 4 suku awal di Sulsel dan angka 11 melambangkan huruf K bentuk pulau Sulawesi itu sendiri. Angka 0 mungkin melambangkan suatu angka yang masih belum jelas keadaan dan keberadaannya. Artinya bahwa angka 7 yang dilambangkan dengan angka 0 adalah merupakan angka yang masih misteri. Dan masih banyak lagi.
Sulawesi ( bagaian Selatan) terdiri dari : Suku Tana Toraja (Tator), Suku Makassar, Suku Bugis dan Suku Mandar. Dari keempat suku tersebut, Suku Tana Torajalah yang sangat tertua yang dalam sejarah dikatakan sebagai penduduk asli pulau Sulawesi. Hingga kini para ahli sejarah tidak ada yang mengetahui dari mana sebenarnya datangnya orang-orang Tana Toraja ini yang sudah lama mendiami daratan Sulawesi khususnya bagian selatan. Sebab sangatlah aneh jika hanya orang-orang Tana Toraja saja di Nusantara bahkan Asia Tenggara dan sekitar Asia lainnya yang bisa mengawetkan mayat seperti di Mesir. Bahkan bisa menjalankan mayat seperti di negeri China. Ukiran dan manik-manik perhiasannya pun sama tuanya dengan manik-manik yang ditemukan di Pegunungan Himalaya.
Begitu pula dengan Maluku terdiri dari 4 suku atau 4 kerajaan, yang dikenal dengan sebutan “Maluku Kie Raha”. Artinya “Maluku 4 Kerajaan (Gunung)”. Kata “Kie” sendiri yang artinya “Empat” merujuk ke huruf K. Empat kerajaan itu adalah: Jailolo, Bacan, Tidore dan Ternate. Untuk lebih jelasnya silahkan mempelajari sejarah Maluku Kie Raha.
Bila dihitung berdasarkan deret hitung, maka huruf K akan jatuh pada deret hitungan ke 11. Kalau berbicara mengenai angka 11, kita tentu teringat dengan 12 orang murid Nabi Isa as. yang berkhianat salah satunya yang bernama Yudas Escariot, sehingga tinggal 11 orang. Begitu pula dengan 11 orang saudara Nabi Yusuf as. yang membuang dan meninggalkannya di dalam sumur tua. Begitu pula dalam hadits Rasulullah saw. pernah berpesan bahwa barangsiapa yang membaca Al Ikhlas sebanyak 11 kali setelah Shalat Subuh, maka syaitan tidak akan dapat menggodanya, walaupun syaitan bersungguh-sungguh merayunya. Di lain Hadits pun Beliau berpesan bahwa untuk mengobati orang yang sakit gila, maka bacakanlah 11 kali Ayat Kusiy ke dalam bejana lalu memandikannya, insya Allah akan pulih. Masih banyak seputar kemuliaan angka 11.
Kita tentu masih mengingat peristiwa hancurnya gedung menara kembar World Trade Centre di New York, Amerika pada tanggal 11 September 2001. September sendiri terdiri dari 7 jenis huruf, dimana tiga huruf “e” dihitung satu huruf. Menara kembar tersebut berdiri bagaikan angka 11.
Menurut Primbon Kejawen orang-orang Jawa, ada dikatakan bahwa:
“Akan ada muncul peradaban baru yang dibawa oleh bangsa berkulit sawo matang. Warna kulit lainnya sudah mendapatkan masa kejayaannya. Yang mewakili bangsa kulit sawo matang itu adalah Indonesia. Kejayaan itu akan dibawa oleh seorang pemuda yang akan muncul di Pertengahan Wilayah Indonesia. Pemuda itu akan keluar dari Indonesia pertama kalinya akan menuju ke wilayah Semar dan memasuki Pusar Semar. Pemuda itu akan dipilih oleh masyarakat karena kejujurannya dan mempunyai ilmu pemahaman yang tinggi. Pemuda itu disebut sebagai Kiyai Ketibal (Kiyai yang tidak memakai sendal). Artinya Kiyai yang dekat dengan rakyat”.
Kalimat bahwa Kiyai Ketibal (merujuk ke huruf K) akan muncul dari Pertengahan Wilayah Indonesia, kami melihatnya sebagai yang dimaksudkan adalah Sulawesi. Dan akan keluar pertama kalinya dari Sulawesi menuju ke arah Semar, dan memasuki Pusar Semar, berarti yang dimaksudkan adalah daerah Kalimantan. Adapun daerah yang disebut sebagai daerah Pusar Semar, masih belum jelas bagi kami, sebab ada empat daerah yang masuk dalam kategori sebagai daerah Pusar Semar, yaitu Bontang, Tenggarong, Samarinda dan Balikpapan. Tetapi kami lebih cenderung untuk mengatakan bahwa daerah Pusar Semar adalah “Bontang”, sebab kata “Bontang” terdiri dari 7 huruf. Jadi akan keluar pertama kalinya ke arah pulau Kalimantan (berhuruf awal K) dengan memasuki gerbang 7 (Bontang).
Seandainya pulau Kalimantan diganti dengan gambar Semar, maka nampaklah Tangan Semar seolah-olah menunjuk ke arah pulau Sulawesi.
Jadi kalau digambarkan akan nampak seperti gambar di bawah ini:
Berdasarkan ramalan Primbon Kejawen di atas, muncullah pertanyaan bahwa siapakah pemuda yang dimaksudkan tersebut dan dalam hal apa serta apa yang sebenarnya dibawa oleh dia sehingga dia dipilih oleh rakyat ? Dipilih jadi apa ? Mengapa harus keluar Sulawesi dan masuk ke daerah Pusar Semar (Kalimantan)? Kenapa tidak ke Jakarta sebagai Ibukota negara?
Jawabnya kita tunggu saja saatnya. Wallahu A’lam.
“Maha suci Allah yang telah menjadikan khazanah- khazanahNya antara Kaf dan Nun.” (Hadits)
No comments:
Post a Comment